404! : Tragedi Ayana

248 41 3
                                    

————

4.

“Jangan takut, kita hanya terjebak”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Jangan takut, kita hanya terjebak”

————

4.04 PM.

Sudah menunjukkan sore hari, tetapi sekumpulan guru masih saja berdiri dengan cemas tanpa berpindah dari tempat mereka, di depan sebuah villa besar di sebuah area pegunungan.

Tampak salah satu dari mereka tengah berbincang serius, dari mimik wajahnya terlihat, ia tengah berbicara dengan seorang personil polisi yang tegap. Raut panik dan cemas sangat terpampang jelas dimatanya. Personil itu juga tampak berfikir keras, ia baru saja mengubungi kantor pusat agar segera mengirimkan tim.

Beberapa siswa-siswi lainnya ada yang menangis dan ketakutan. Beberapa dari mereka juga tampak lebih baik sembari menenangkan temannya yang lain.

Salah satu dari mereka berjalan menghampiri guru pria dan seorang personil tadi.

"Pak, teman kami bagaimana pak?" Tanyanya sedikit meringis, ia juga takut akan kemungkinan buruk yang ia pikirkan.

"Tenang, Megan. Kami sudah berusaha keras meminta bantuan kepada polisi dan beberapa anggota penyelamat. Kamu tolong tenangkan yang lain dahulu, oke?" Si guru berucap dengan lembut, tangannya mengusap surai hitam milik Megan.

Megan mengangguk, ia kemudian duduk kembali ke tempat ia semula. Mencoba berpikir positive dan menenangkan yang lain, temannya banyak menangis.

"Pak, apakah sudah ada tim bantuan? Kami sangat butuh." Guru itu mencoba memastikan, ia tak dipungkiri juga tak bisa tenang dengan musibah ini. "Sudah, Pak. Kami sudah mengirimkan tim baru, dengan perlengkapan lebih baik, kami harap bapak bisa tenang dan menunggu kinerja kami secara kondusif." Personil itu mencoba meyakinkan.

"Tolong, selamatkan murid kami. Ini adalah kecerobohan kami, jangan biarkan mereka menanggung semuanya disana, Pak"









4.04 AM.

Esok hari telah menjamu pagi, hawa dingin yang menelusuk kulit menjadi sarapan untuk sebuah kumpulan murid dan guru yang tengah sama-sama menangis, beberapa berpelukan di tempatnya.

Kerlip lampu Villa tak mampu menerangi kesedihan mereka. Beberapa siswa-siswi tampak menunjukkan raut traumatis, mereka berselimut tebal dengan kain penyelamat. Beberapa dari mereka pingsan dan menangis kejar, menyibukkan anggota penyelamat dan dokter disana.

Penginapan 404! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang