bab 6 promise 🍃🍃

175 32 18
                                    

"kau membuatnya semakin membencimu Ji," ucap Andana seraya merapikan berkas yang berada di atas meja Jisoo, sementara sang tuan masih sibuk bergelut bersama laptop didepannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kau membuatnya semakin membencimu Ji," ucap Andana seraya merapikan berkas yang berada di atas meja Jisoo, sementara sang tuan masih sibuk bergelut bersama laptop didepannya.

Jisoo melepas kaca mata baca yang ia gunakan, memijit pelipisnya yang terasa pening kembali.

"Itu yang aku inginkan, Jika bisa dia harus membenciku sampai mati." Ucap Jisoo enteng.

Andana menghela nafasnya pasrah, terkadang ia bingung sendiri dengan seberapa rumitnya hubungan Jisoo dan Taehyung.

"An, bagaimana dengan keluarga bedebah itu? Bisakah kita percepat rencananya?" Tanya Jisoo kemudian semakin serius.

Andana semakin merapatkan tubuhnya pada Jisoo sembari mengutak-atik layar tablet miliknya.
Menscrol beberapa fail dan menunjukkannya pada Jisoo.

"Sebenarnya bukti yang kita miliki sudah cukup kuat, hanya saja mereka akan punya banyak alibi untuk menyangkal. Kita harus bersabar beberapa waktu lagi untuk mendapatkan bukti kunci, setelah itu kau bisa menikmati kehancuran mereka." Andana berucap yakin sembari menerawang akan seseru apa tontonan mereka di masa depan.
Sama hal dengan Jisoo yang puas dengan kinerja teman karibnya ini.

"Lakukan dengan rapi An, aku tak ingin ada cela sedikitpun untuk mereka kabur. Pastikan bahwa nama keluarga mereka akan menjadi larangan yang tak boleh disebutkan oleh siapapun di negri ini." Ucap Jisoo penuh penekanan. Ia sama tak sabarnya untuk menantikan hari itu.
.
.

Sekitar pukul sebelas malam, Jisoo baru saja menginjakkan kakinya di rumah dengan suasana yang sunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
Sekitar pukul sebelas malam, Jisoo baru saja menginjakkan kakinya di rumah dengan suasana yang sunyi. Mungkin para penghuninya telah terlelap lebih dulu.

Sebelum memasuki kamar miliknya, terlebih dahulu Jisoo menyempatkan untuk membuka kamar putrinya.
Disana Killa sudah terlelap dengan memeluk boneka kuda poni yang selalu bocah kecil itu bawa kemanapun.

Hati Jisoo terenyuh menatap putrinya, sejujurnya ia tak ingin bagaimana keadaan ini berjalan.
Tapi sekali lagi ia sadar, jika ada hal yang harus dikorbankan demi satu tujuan.

Jisoo hanya bisa berharap bahwa apa yang ia korbankan hari ini akan membuahkan sesuatu yang besar di masa depan dan itu untuk Killa bukan untuk dirinya.

promise (I want you stay)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang