CHAPTER 27 : Tidak Masalah, Selama Aku Menyukaimu

130 28 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







***

Siyeon tidak menyangka Ningning akan menunjukkan ketidaksukaannya secara langsung.

Dia selalu di perlakukan seperti seorang putri di rumah, di sayangi oleh anggota keluarganya. Di sekolah, dia selalu menjadi pengawas dengan nilai bagus dan kecantikan. Tentu saja, dia merasa iri oleh teman-teman sekelasnya dan di sayangi oleh para guru. Kapan dia pernah di kritik secara terbuka seperti ini?

Wajahnya memerah karena kata-kata Ningning tetapi dia tidak bisa menahan nada suaranya. Sambil menguatkan dirinya, dia berkata dengan suara keras,

“Ningning, itu bukan urusanmu! Apa aku mengatakan sesuatu tentangmu?!”

“Aku benar dan juga sangat peduli, jadi bagaimana jika aku tidak tahan melihat kau membuat gunung dari sarang tikus mondok? Jadi kau boleh menyebut orang lain buruk dengan sesuka hatimu, tapi aku tidak boleh, begitu maksudmu?!”

Ningning, dengan kedua tangan di depan dada, tampak masuk akal dengan kata-katanya.

Orang jujur, Renjun Huang, terjebak di tengah dengan ekspresi tercengang, tidak yakin mengapa kedua gadis itu mulai bertengkar.

“Apakah kalian berdua akan berhenti bertengkar?”

Dia mencoba berdamai dengan suara rendah.

Namun keduanya mengabaikannya.

Siyeon bukanlah tandingan Ningning dalam bidang keahlian ini. Dia tidak mahir, namun menolak untuk mengaku kalah sambil mencibir,

“Ningning, jangan bilang kau menyukai Renjun! Pagi ini, aku melihat kalian berdua diam-diam di koridor luar. Hubungan cinta masa muda?!”

Begitulah yang di katakan, seluruh kelas meledak, setiap orang memiliki ekspresi yang luar biasa di tambah dengan ekspresi kesadaran yang tiba-tiba. Merenungkan kejadian baru-baru ini, Ningning sepertinya semakin dekat dengan Renjun.

Dalam penglihatannya, Siyeon merasa lega melihat semua orang tampak lebih condong ke sisinya.

“Oh, ini lucu sekali. Beberapa kalimat yang Aku ucapkan untuk membela Renjun adalah bentuk untuk menyatakan cinta, menurutmu? Bahkan dengan pemikiran dan kesadaran seperti itu, kau tetap menjadi pengawas kelas. Sungguh, Siyeon, aku merasa sangat malu padamu!”

Ningning tertawa, dan bukannya marah atau malu karena ketahuan, dia justru tampil arogan dan penuh semangat, menyebabkan Siyeon merasa marah dan sedih.

Dia tidak tahu bagaimana harus bereaksi dan sangat cemas hingga matanya menjadi merah.

Dengan bunyi “bang”, dia meletakkan buku-buku itu di meja Renjun, dan berlari kembali ke tempat duduknya dengan kepala menunduk sambil menangis.

Loved By The School Tyrant Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang