CHAPTER 30 : Bermalam Bersama

88 21 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



***

Renjun mengganti topik pembicaraan.

“Kemana kita akan pergi sekarang?”

Hari masih siang karena baru pukul tiga sore.

“Apakah kamu punya tempat yang ingin kamu tuju?”

Jeno belum merencanakan apapun lebih jauh. Selama dia bersama orang di depannya, dia akan puas kemanapun mereka pergi atau apa yang mereka lakukan.

"Ya."

Sebuah ide terlintas di benak Renjun.

Dia sering mengunjungi tempat itu, tetapi sejak Ayahnya meninggal, dia tidak pernah pergi kesana lagi.

“Gunung. Apakah kamu tahu tempatnya?”

Dia menghabiskan suapan terakhir es krim dan menatapnya dengan mata jernih.

Ekspresi Jeno tegang untuk sesaat dan ada kilatan di dalamnya sebelum dengan cepat kembali normal. Dia mengangguk, lalu dengan ragu berkata,

“Agak jauh.”

Perjalanan k sana akan memakan waktu sekitar satu setengah jam. Selain itu, letaknya terpencil dan sulit untuk kembali.

“Pokoknya, kita masih punya banyak waktu. Bolehkah?”

Renjun sepertinya telah mengambil keputusan tegas.

Seringkali, dia kurang berani karena dia takut jika dia pergi kesana, dia akan hancur dan takut jika dia kembali terlambat, ibunya akan khawatir. Dia selalu memiliki banyak rasa was-was, yang dia gunakan sebagai alasan untuk menghindari kepergian Ayahnya.

Tapi saat ini, Jeno bersamanya, jadi dia merasa sedikit lebih nyaman dan ingin bergantung pada kekuatan anak itu untuk langsung membahas inti permasalahannya.

Jeno tidak tahan untuk menolaknya, jadi dia berkata,

“Oke.”

Mereka naik bus setelah membeli tiket di terminal bus antar kota.

Selama perjalanan yang bergelombang, Renjun melihat ke luar jendela pemandangan yang sudah di kenalnya dengan berat hati.

Sepanjang jalan, Jeno memegang tangannya dengan rahasia tersembunyi jauh di dalam matanya. Detak jantungnya berangsur-angsur meningkat dan dia menjadi takut.

Gunung itu adalah tempat Chanyeol sebelumnya membangun vila untuk beberapa orang kaya. Yang termewah disana milik sebuah keluarga dengan nama belakang Lee.

Jeno mencubit pangkal hidungnya dengan jari telunjuk dan ibu jarinya.

“Apakah kamu merasa tidak enak badan?”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 18 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Loved By The School Tyrant Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang