0.8

66 9 2
                                    








★☆★






Jungwon benar - benar ingin kabur dari tempat yang menyeramkan ini, dan juga penuh dengan debu. ia harap ada seseorang yang akan membawanya pergi dari sini.

sudah sekitar empat hari pemuda itu dikurung di gudang yang menyeramkan itu dan juga ia tidak mengkonsumsi apapun, membuatnya sangat lemas dan juga pucat.

Jungwon sudah tidak bisa menangis lagi, tidak ada gunanya jika ia menangis.

mau menelepon bantuan tapi tidak bisa, handphonenya kehabisan baterai dan disini tidak ada aliran listrik. hanya ada penerangan dari jendela di gudangnya.

ia hanya bisa berharap ada seseorang yang akan menyelamatkannya, ia tidak mau meninggal dengan cara seperti ini.

.....

Malam hari telah tiba, dimana semua umat manusia beristirahat untuk melakukan aktivitas masing-masing di keesokan harinya. tapi tidak dengan pemuda satu ini. Jungwon, ia tidak bisa tidur karena lapar dan juga kedinginan, diluar sedang hujan dan ada petir yang menyambar membuat pemuda itu ketakutan.

Jungwon terduduk sembari menyenderkan punggungnya ke dinding yang dingin. tapi mana Jungwon peduli, yang terpenting ia sudah bisa menggerakkan badannya.

Perutnya sedari tadi berbunyi, sudah sangat jelas bahwa perutnya memerlukan makanan.

Sampai kapan ia dikurung di tempat ini?

Ayolah, Jungwon hanya ingin bahagia bersama keluarga panti asuhan nya dan juga teman-teman yang selalu ada untuknya. ia tidak perlu kedua orang tua angkatnya itu, ia hanya perlu kebahagiaan.

Tak lama, air mata turun dari netra matanya mengalir ke pipi Jungwon yang ada bekas lebam.

Tuhan, lebih baik ia mati daripada menderita seperti ini.











BRAK!









Suara itu berasal dari pintu yang dibuka secara paksa, membuat Jungwon menoleh ke sumber suara. Sepertinya itu sang mama.

" Jungwon! "

Tunggu, ini bukan suara mamanya. Ia seperti familiar dengan suara ini.

Hanya ada pencahayaan dari pintu yang terbuka itu, jadi ia tidak bisa melihat orang itu dengan jelas.

Orang itu lama kelamaan mulai mendekati dirinya, membuat Jungwon ketakutan. ia pun memeluk lututnya dan menutupi wajahnya di lututnya.

Jungwon merasakan tangan orang itu di atas kepalanya dan mengelusnya.

Jungwon pun mendongakkan kepalanya dan menatap orang itu.

" K-kak Sunoo? "

Sunoo adalah orang itu, Sunoo mendobrak paksa pintu gudangnya dan menghampiri Jungwon yang sudah tersiksa disini.

Pandangan Jungwon mulai mengkabur dan ia jatuh pingsan.

" Won? " Ucap Sunoo sembari menepuk-nepuk pipi Jungwon agar terbangun.

Jujur, hatinya teriris melihat Jungwon terluka seperti ini. Pipi gembulnya menjadi di penuhi dengan lebam dan di dahinya ada darah yang sudah mengering.

étoile || SunWonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang