[6] Sayang

283 82 21
                                    

"Untuk tugas, kalian melakukan observasi pameran secara berkelompok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Untuk tugas, kalian melakukan observasi pameran secara berkelompok."

Melody mengeluh dalam hati. Mendengar kata-kata kelompok membuat tingkat semangatnya berkurang sepuluh persen dari lima puluh persen yang tersisa di jam dua siang. Dirinya paling tidak suka jika mendapatkan tugas kelompok, apalagi anggota kelompok ditentukan oleh dosen. Ada berbagai nama yang sudah Melody blacklist karena tidak bisa diajak bekerja sama, salah satunya Kalista.

Kalista si primadona Mahatma dari jurusan seni. Namun, bagi sebagian mahasiswa seni yang sudah pernah satu kelas dengannya menganggap Kalista memiliki hati yang tak secantik rupanya. Dia terkenal cewek pick me dan selalu merasa ratu di kelas. Setiap ada pekerjaan kelompok, ia selalu mangkir dari tugasnya. Namun, ketika presentasi datang, ia memperlihatkan pada dosen seolah-olah dirinya yang bertanggung jawab penuh atas selesainya laporan ataupun makalah.

Melody pernah satu kali bergabung dengan perempuan itu. Setelah mengetahui wataknya, Melody langsung mencoret namanya. Ia tidak mau lagi berkelompok dengannya. Untung saja, kelas teori mata kuliah Manajemen Seni merupakan kelas besar. Ada sekitar empat puluh mahasiswa yang tergabung. Jadi, Melody berharap bisa mendapat teman sekelompok yang berbeda kali ini.

"Kelompoknya bebas."

Pak Kuntoro atau dosen berkacamata bulat yang biasa dipanggil Pak Kun itu memasukkan kertas media pembelajarannya ke dalam tas. Mendengar ucapan Pak Kun, kelegaan menembus relung Melody. Gadis itu bisa satu kelompok dengan Cinta.

"Satu kelompok terdiri dari lima anggota. Hasil observasi dibuat laporan dan dikumpulkan secara hardfile di meja saya."

"Pak."

Melody dan tiga puluh sembilan mahasiswa di kelas memusatkan perhatian pada Raden.

"Deadline pengumpulannya kapan, ya, Pak?"

"Pertemuan selanjutnya di minggu depan."

Melody dan anak-anak lain kompak mendesah lega. Mendengar tenggat waktu yang cukup panjang membuat mereka tidak dilanda penambahan stres yang sudah menumpuk dari tugas-tugas mata kuliah lain. Melody cukup senang jika diajar oleh dosen berusia tua. Dibanding dosen muda yang terkenal perfeksionis, dosen-dosen senior lebih mengerti anak didiknya dengan tidak menekankan tugas-tugas harus dikumpulkan dengan cepat.

"Lokasi pameran didiskusikan secara kelompok, ya. Bebas. Tapi, setiap kelompok pilih tempat yang berbeda-beda. Jika ada kesamaan, tidak akan saya nilai."

Melody dan Cinta kompak bersitatap. Itu artinya, mereka harus segera mencari tempat dan mengumumkannya di grup agar tidak direbut oleh kelompok lain.

"Siapa PJ kelas ini?" tanya Pak Kun pada anak-anak.

"Raden, Pak!" ucap Didan menunjuk Raden.

Raden pun mengangkat tangannya. Pak Kun menatap lagi pada laki-laki berkaos putih berpadu kemeja kotak-kotak warna jingga yang tidak dikancingkan itu.

Lingkaran Kos OngTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang