[4] Terserah

252 82 17
                                    

Di perjalanan, Melody menatap lemas pada layar ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di perjalanan, Melody menatap lemas pada layar ponselnya. Baru saja ia menghubungi Cinta untuk menanyakan Bu Ifah di kelas. Namun, Cinta meminta dirinya untuk membuka grup. Dengan perasaan yang cemas sekaligus pasrah, Melody membacanya. Gadis itu mendapati kelas diubah di hari lain pada minggu depan.

Kesal, marah, dan sedih bercampur menjadi satu. Melody menghela napasnya. Dalam hati, ia menyumpah serapahi Cinta yang mengerjainya. Namun, di sisi lain, ia juga merutuki kebodohannya sendiri.

Tepat saat itu, motor Aerox hitam Jafi berhenti di depan gedung Fakultas Seni dan Bahasa. Melody turun dengan nyawa yang hilang setengah. Wajah murung Melody menarik perhatian.

"Makasih, Jaf," kata Melody.

Perempuan itu mengambil dompetnya kemudian mengeluarkan selembar uang berwarna hijau dan diulurkannya ke arah Jafi. Jafi tidak menerimanya. Laki-laki itu masih menatap wajah Melody yang tak berseri-seri.

"Gue lebihin. Enggak perlu dikembaliin," ucap Melody.

Jafi melipat tangan di depan dada. "Gue bukan ojek," katanya.

"Tadi, gue udah janji ganti uang bensin."

Melody masih mengulurkan uangnya. Jafi mendorong tangan Melody mengisyaratkan untuk kembali menyimpan uang tersebut ke dalam dompet.

"Lo enggak lari ke kelas?"

Melody menggeleng. Perhatian Jafi teralih ketika mendengar notifikasi pesan di ponselnya. Laki-laki itu mengambil ponsel dari sling bag kemudian membuka pesan dari Hifzhan.

Hifzhan

Hifzhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lingkaran Kos OngTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang