-|[ Nusantara 48 ]|-
-
-16 tahun lalu
Decitan sepatu terdengar menggema pada lapangan indor sekolah menengah atas, sosok lelaki bertubuh atletis berlari dan melompat. Dentuman bola yang bertemu dengan lantai berulang kali memenuhi gendang telinga lelaki tersebut.
"Kamu gak mau bicara sedikitpun soal bayi ini?"
Lelaki yang sedang bermain basket itu menghentikan pergerakannya, bola yang tadinya memantul pada telapak tangannya dibiarkan menjauh begitu saja.
"Kenapa, berhenti?"
Lelaki dengan jersey basket berwarna putih brgaris biru itu mendekat pada gadis yang berbicara. Di tengah lapangan yang sunyi dua manusia itu saling bertatapan.
"Chik... Dengerin aku, aku janji bakal tanggung jawab"
Lelaki itu menatap penuh kasih sayang kepada sosok gadis yang berada di depannya, tangan kekar milik lelaki itu menggengam tulus kedua tangan kekasihnya.
"Aku bakal jadi atleet basket terkenal lalu kita bakal hidup bahagia" Dua manik hitam milik lelaki tersebut menatap dalam pada netra kecokelatan gadis di depanya.
"Kamu bisa jadi atleet sedangkan aku terancam dari dunia modeling!! Pakai otak kamu Aran!"
"Chik.. Please.. Biarin aku berusaha sebentar" Aran kembali meraih pergelangan tangan Chika, berusaha meyakinkan gadis yang menjadi kekasihnya hampir dua tahun ini.
"SAMPAI KAPANNN....?!!"
"SAMPAI BAYI INI LAHIR DAN AKU YANG MENANGGUNGNYAAAA...?!!" Chika dibuat naik pitam oleh lelaki bermata sayu itu, netra cokelatnya kini benar-benar sudah terbakar oleh api amarah.
Teriakan yang Chika berikan pada sosok Aran menggema di lapangan indor sekolah menengah atas ini, hari yang mulai menjelang sore mengakibatkan tidak ada satupun orang kecuali keduanya di sini.
Aran adalah remaja yang penuh ambisi tentang basket, memiliki keluarga yang cukup namun kerap kali menjunjung tinggi sebuah nilai dalam bentuk angka. Ambisinya hadir akibat sang ibu dan ayah meremehkannya, kedua orang tuanya yang begitu gila atas kesempurnaan membuat Aran terkucilkan!
"Apa yang bisa kamu banggakan dari basket, bodoh! Pergi belajar dan jangan menyebut papa sebelum kau mendapatkan nilai sempurna!"
"Maafin Aran pa... Maafin Aran"
"Anak bodoh! Kau membuat putri sempurnaku tiada!! Rasakan"
"Ampun pa... Ampunnn"
Aran kini menatap sosok Chika dengan kilatan amarah, bentakan yang Chika beri padanya memancing sebuah ingatan yang membuat Aran muak. Tak ada sedikitpun manusia yang boleh membentaknya kecuali sang ayah, dan Chika telah melewati batasnya.
"Kau_"
"Apa!!! Beri kejelasan detik ini juga, atau aku akan beritahu coach!" Chika ikut menatap nyalang pada lelaki di depanya.
Gadis pemberani itu tak pernah sedikitpun merasa takut pada siapapun yang menjadi lawannya, terlahir sebagai manusia yang tak memiliki keberuntungan membuat Chika harus memepertahankan dirinya sendiri.
Beasiswa yang dirinya dapat adalah jalan satu-satunya untuk merubah hidupnya, dan kini dirinya harus diambang kesengsaraan akibat ulah lelaki yang berstatus sebagai kekasihnya.
Yah setidaknya Chika tidak kehilangan kekasihnya, dirinya tak ingin menderita selama hidupnya. Maka untuk itu Chika harus punya jaminan lain agar ia bisa selamat dari kesedihan ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
You're my mom?
Ficción Generalseorang aktris muda yang memiliki sebuah harapan, harapan yang selalu ia gunakan untuk memperkuat tekad nya! akan kah dia menemukan harapan itu?