Saat ini Ella dan keenam kakak tirinya berdiri di depan pintu rumah Canny, ada perasaan gugup dan takut untuk mengetuknya, tetapi Ella mencoba untuk memberanikan diri.
Tok...
Tok...
Tok...
Canny berjalan cepat kearah pintu, untuk melihat siapa yang datang.
Ceklek....
Saat pintu sedikit terbuka Canny melihat sosok Ella yang berdiri di depan pintu. Namun saat Canny mencoba membuka lebih lebar lagi, ia terkejut melihat tidak hanya Ella, tetapi juga ada Ruka, Pharita, dan Asa yang memang Canny tahu itu adalah kakak dari Ella. Selain itu Canny juga melihat, Ahyeon, Rami, dan Rora juga berada di dekat Ella.
Ruka, Pharita, dan Asa sudah tidak asing lagi, tetapi ahyeon, Rami, dan Rora adalah orang-orang yang Canny pikir ingin menculiknya. Canny merasa bingung dan sedikit terkejut. "Kenapa kalian ada di sini?" tanya Canny, suaranya terdengar penuh kebingungan.
Ella tampak cemas dan bingung. Ia menatap keenam kakaknya, seolah mencari keberanian untuk mengatakannya, namun setiap kali bertemu mata Canny, kata-kata itu terasa seperti terkunci di tenggorokannya.
Canny menatap Ella dengan semakin bingung. "Tadi kamu menghindariku di sekolah, kenapa sekarang kamu ada di sini bersama mereka? Canny berusaha mencari penjelasan, kebingungannya semakin dalam.
Ella menarik napas dalam-dalam berusaha mengumpulkan kata-kata. "Canny..." suaranya terdengar serak, "kami... kami semua ingin bicara denganmu. Ada sesuatu yang harus kamu ketahui."
Canny semakin bingung dan mulai merasa ketegangan yang terpendam di udara. "Ada apa, Ella? Aku tidak paham, sebenarnya apa yang ingin kamu bicarakan? tanya Canny dengan suara yang semakin penuh tanya, menatap Ella dan keenam wanita yang bersama dengan Ella bergantian.
Ruka dan Asa menatap satu sama lain, seolah ingin memberikan waktu lebih pada Ella untuk menjelaskan. Tetapi mereka tahu, saat ini, hanya Ella yang bisa membuka percakapan ini.
Ella akhirnya berbicara, suara di mulutnya terasa berat. "Canny... Mereka..." Ella terdiam dan memandang Ruka yang ada di belakangnya, masih dengan perasaan yang gugup Ella mencoba untuk meneruskan kata-katanya. "Me--mereka semua--
Belum sempat Ella meneruskan ucapannya Rora memotong ucapan Ella dan berkata dengan santai, "Kami ini kakak-kakakmu, Canny," suasana seketika berubah hening. Canny terpaku, mencoba mencerna kata-kata itu. Matanya perlahan beralih ke arah Ella, meminta penjelasan.
"Apa maksud semua ini? Kalian sedang bercanda, kan?" suara Canny bergetar, penuh kebingungan dan ketidakpercayaan.
Namun, Ella hanya menggeleng pelan, wajahnya tertunduk. "Canny... apa yang Rora katakan itu benar. Mereka memang kakak-kakakmu. Kakak yang selama ini meninggalkanmu..." Ella tidak berani menatap mata Canny.
Canny mundur beberapa langkah, tubuhnya bergetar. Asa, yang sejak tadi diam, mencoba mendekat dengan tangan terulur, tetapi Canny segera menjauh. "Jangan mendekat!" teriaknya dengan suara serak
Air mata menggenang di mata Canny, tapi ia menahan agar tidak jatuh. Dengan napas yang memburu, ia menatap Ella tajam. "Ella, sebaiknya kamu pergi dari sini. Bawa mereka bersamamu." Suaranya terdengar tegas, meski ada luka yang tersirat di dalamnya.
"Canny..." Asa memanggil lembut, berharap bisa menjelaskan, tetapi Canny segera memotong, "Aku tidak perduli! Jangan pernah muncul lagi di hadapanku!"
Mereka hanya bisa berdiri diam, menyaksikan Canny yang menjauh dan masuk ke dalam rumah. Dengan amarah dan luka yang menumpuk di dadanya, Canny menutup pintu dengan keras, bunyinya menggema dalam keheningan malam. Mereka semua tersentak, terdiam sejenak, kaget dengan perlakuan Canny yang begitu dingin dan penuh penolakan. Namun, tak satu pun dari mereka berani bergerak atau mengatakan apa pun. Rasa bersalah dan perasaan tidak berdaya memenuhi hati mereka, sementara jarak antara mereka dan Canny terasa semakin jauh.
![](https://img.wattpad.com/cover/377797874-288-k166715.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Bayang Ibu (End)
RandomCanny, seorang gadis kecil berusia lima tahun, harus menghadapi kenyataan pahit setelah di tinggal pergi oleh ibunya dan keenam kakak perempuannya. Hidupnya berputar di sekitar perawatan perawatan ayah yang sakit dan berjuang dengan keterbatasan eko...