Zaniya sudah tidak memperdulikan keberadaan Faiz, ia makan dengan sangat lahap, Faiz pun tak bisa berkata-kata melihat tingkah Zaniya yang seperti tidak diberi makan setahun ini."Jadi udah ngapain aja lu sama Pak Ashraf ?" Tanya Faiz secara tiba-tiba.
Uhuk uhukk!
Zaniya tersedak karena ucapan Faiz.
Dengan santai nya Faiz menyodorkan air pada Zaniya dan diterima dengan cepat agar ia bisa segera meredakan tenggorokan nya yang tersedak ini."Apaansih lu, ko jadi gua" sanggah Zaniya.
"Yah gua mah cuma nebak aja, siapa tau bener kan kan" ucap Faiz sambil menaik turunkan alis nya.
Wajah Zaniya mulai memerah, sungguh ia tidak menyangka akan dibuat seperti ini oleh Faiz, namun ia harus bisa mengontrol dirinya.
"Nih ya daripada lu beda alam Ama kita, mending lu sekarang ke dunia nyata dah gua kata mah, udah terlanjur ketemu gua sama Pak Ashraf kan" Faiz mencoba membujuk Zaniya agar tidak perlu pekerjaan mereka terhalang antara virtual.
Jelas Zaniya menggeleng keras, bagaimana bisa ia merubah secara tiba-tiba hal yang sudah ia jalankan selama 5 tahun ini dalam sekejap, dan ia membayangkan bagaimana pusing nya bertemu orang-orang bermuka dua didalam kantor nya, itupun sudah membuat nya bergidik ngeri, belum lagi ia harus melakukan perjalanan dari rumah ke kantor nya saja sudah membuat nya muak.
"C'mon Za, pikirin baik-baik lagi" Faiz belum menyerah.
"Gua malahan ada niatan buat resign Iz" ucapan Zaniya sontak membuat Faiz kaget.
"Oh tidak bisa, enak saja, kek nya Pak Ashraf tuh udah bergantung sama lu deh, inget gak dulu waktu lu gak masuk, buset dah dia bete banget romannya dah, gua di diemin bae, nah pas lu masuk tuh baru dah dia mencair yah walaupun masih cuek tapi minimal ngomong, gak diem aja kek orang bisu kalo pas lu gak masuk" ucap Faiz panjang lebar menumpahkan keluh kesah nya pada Zaniya.
"Lah curcol" ledek Zaniya.
Bip Bip!
Handphone Faiz berbunyi, ia di beritahu bahwa Ashraf sudah sadar, dengan secepat kilat ia segera menuju ruangan Ashraf, sekarang ia berada diruangan tersendiri, berbeda pada saat awal bertemu dengan Zaniya, lantaran ia sudah mengurus administrasi dan pihak rumah sakit pun segera memberikan kamar VVIP khusus untuk Ashraf.
Karena terlalu fokus pada Ashraf, Faiz pun tidak sadar meninggalkan Zaniya di kantin, dan sudah pasti Zaniya mengambil kesempatan itu untuk kabur.
"Pak butuh sesuatu ?" Tanya Faiz khawatir. Namun hanya dibalas gelengan.
"Kantor ?" Satu kata yang keluar dari mulut Ashraf, Faiz pun heran, dalam keadaan seperti ini pun masih memikirkan perusahaan nya.
"Aman Pak"
*-*
Zaniya bernafas lega, akhirnya ia bisa kabur dari Faiz, hari ini ia benar-benar sial, dahi nya yang masih berdenyut karena jahitan baru ditambah pertemuan nya dengan partner kerja nya itu.
Zaniya segera menuju rumah nya, tak peduli berapa puluh kali Faiz menelfon nya, hari ini ia muak dengan keadaan nya.
"Besok gua hadir, stop ganggu gua Iz, gua butuh istirahat!"
Pesan yang dikirim Zaniya membuahkan hasil, setelah nya Faiz tidak meneror nya dan ia bisa menghabiskan sisa hari nya dengan tenang sebelum menyambut hari kerja nya esok.
*-*
Di ruangan Ashraf sudah berkumpul dua sekertaris yaitu Faiz dan Zaniya, dan atasan mereka yaitu Ashraf, Faiz menahan tawa nya sedari tadi lantaran melihat Zaniya dan Ashraf yang mempunyai luka yang sama di dahi yang tertutup perban.

KAMU SEDANG MEMBACA
Secret'arys
Chick-LitMenjadi Sekertaris rahasia bukanlah hal yang mudah, penampilannya yang kuno membuatnya enggan untuk menampakan diri namun untuk kinerja nya tidak usah diragukan lagi Zaniya Altasia, sudah menjadi Sekertaris selama 5 tahun lamanya untuk Perusahaan Ba...