Bab 6. Kesepian adalah teman

13 3 0
                                    



Happy reading ...

⚠️Disini pemeran Smile namanya diganti jadi Namora ya.

Namora duduk didepan kanvas itu sendiri, satu menit yang lalu Septian pamit undur diri karena waktu sekolah sudah usai. Sedangkan Namora, gadis itu masih diam terpaku menatap lukisan yang setengah jadi didepannya.

Tangannya terulur menyentuh permukaan kanvas itu. Tersenyum sejenak kemudian memilih membersihkan alat lukis dan bersiap untuk pergi.

Namun, sebuah kertas foto tergeletak tepat ditempat Septian duduk tadi. Tanpa basa basi gadis itu mulai memungutnya. Dikertas itu terdapat sebuah foto dua orang yang nampak bahagia.

'tidak heran, mereka adalah pasangan yang sangat cocok'batin gadis itu sembari mengantongi kertas foto itu.




***




"Eh Na mora?" Pertanyaan sedikit ragu dari seorang gadis saat Namora baru saja keluar dari kelas lukis. Namora yang mendengar itu menatap kearah sumber suara.

Seorang gadis dengan rambut pendek menatapnya terkejut. Namora juga tak kalah terkejutnya, gadis itu mengenalnya?. Seakan mengerti tatapan Namora gadis itu melanjutkan.

"Kita satu kelas btw" ucap gadis itu yang dibalas anggukan ringan dari Namora.

"Oh iya kenalin nama gue Mia Anieta" gadis  bernama Mia itu mengulurkan tangannya. Namora dengan ragu membalas uluran tangan itu.

Mia yang melihat Namora membalas uluran tangannya itu tersenyum lebar. Ia berencana membuat Namora menjadi temannya, alasannya karena Namora sama sepertinya yang tidak memiliki teman.

"Mau barengan?" Tanya Mia yang dibalas anggukan dari Namora.

Mereka berjalan berdua dikoridor yang masih lumayan ramai. Sesekali mereka mengobrol tentang hal-hal yang ada disekitar mereka. Mie merasa begitu nyaman dengan teman barunya itu, begitu pula dengan Namora.

Sesampainya mereka didepan sekolah, Namora secara tiba-tiba menghentikan langkahnya yang otomatis membuat gadis disampingnya ikut berhenti.

Netra gadis itu menatap dua orang muda mudi tengah bersama ditempat parkir. Pemuda itu tersenyum sembari memasangkan sebuah helem pada seorang gadis yang tersenyum dengan lebar itu.

Mia mengikuti arah mata sahabat barunya itu, kenapa? Apa Namora mengenal mereka? Pikir gadis itu.

"Mereka katanya pacaran" ucap Mia membuat atensi Namora beralih padanya.

"Pacaran?" Tanya Namora lagi yang dibalas anggukan dari Mia.

"Gue denger-denger si gitu, gue juga sering liat mereka barengan terus" jawab Mia sembari menatap dua orang itu yang mulai berlalu dari pandangan mereka.

"Lo kenal mereka?" Tanya Mia yang dibalas gelengan kepala dari gadis itu. Namun, Mia merasa ada perubahan pada raut wajah gadis disebelahnya itu.

"Ee, gue kayaknya udah dijemput deh, mau bareng?" Ungkap Mia menatap Namora kala melihat sebuah mobil yang familiar berada didepan gerbang sekolah.

"Ah makasih, tapi rumah gue Deket kok dari sini" jawab Namora sembari tersenyum menatap Mia yang dibalas senyuman pula dari gadis itu.

"Kalo gitu gue duluan ya dahhh" gadis itu berlari sembari melambaikan tangan pada Namora. Gadis itu tertawa melihat tingkah sahabat barunya itu.

Melihat mobil yang Mia numpangi hilang dari pandangannya, Namora pun mulai berjalan untuk pulang. Gadis itu mengingat ucapan Mia tentang Virgo. Ya orang yang ia lihat tadi adalah Virgo sahabat dari kecilnya.

DETIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang