42.1

15K 3.3K 1K
                                    




"Lah, tumben lo pul..."

"Mil?"

"WOY KUMIL GUE NGOMONG SAMA LO YA!"

Dan bruuuuk, pintu kamar itu ditutup rapat dari dalam. Rani yang asik duduk di sofa itu reflek berdiri, alisnya menyatu. Dia kebingungan sendiri sekaligus kesal karena diabaikan oleh sosok yang mengklaim dirinya sebagai satu-satunya sahabat terdekatnya.

"Mila kenapa?" tanya suara pria yang muncul dari loadspeaker handphone.

Rani kembali menjatuhkan pantatnya ke sofa. "Gak tau, balik-balik cuma bawa badan terus langsung masuk kamar dan nutup pintu."

"Tanyain dong, Dek."

"Ya paling ribut lagi sama cowoknya," balas Rani, asal menebak.

"Makanya lo tanyain, nanti kalau dia kenapa-kenapa gimana?"

"Kalau dia ribut, lo seneng, kan?" sindir Rani penuh tuduh.

Padahal sebelum ini, Deka menelepon untuk membantu persiapan pernikahan Rani, temannya yang memiliki usaha percetakan bersedia membuat undangan sebagaimana yang diinginkan Rani dan Kendra, dengan harga yang dimiringkan pula. Selain itu, abangnya tersebut bersedia menjadi sponsor.

"Ya, nggak lah. Cuma liat sendiri gimana media-media lagi naikin berita-berita gak enak soal dia. Emang lo gak khawatir?"

"Khawatir, tapi Mila itu gak selemah yang lo pikirkan, Bang! Berita begituan mah kecil bagi Mila selama Reve masih mau makan dan eek teratur," balas Rani asal.

"Abang juga tau kalau dia kuat."

"Ckck, makanya kalau lo khawatir, hubungin dia. Jangan cupu gitu dong, abang sayang."

"Gak enak, nanti dia merasa keganggu."

"Cih, pantesan lo dilangkahi terus."

"Apaan sih, Dek," balas Deka tak suka. "Lo mending check on her. Bantuin dan semangatin, dia udah baik banget ama lo selama ini."

"Iya, iya. Tumben bawel."

Sambungan telepon itu akhirnya berakhir, dilanjutkan dengan Rani yang malas-malasan bangkit dari sofa, lalu mengetuk pintu kamar Mila. Ketukan tangannya yang mulai sakit dan teriakan-teriakan dahsyatnya hanya dibalas satu kalimat seadanya,

"Gue lagi mau sendiri, Ran."

Suara pelan itu tidak terisak, berarti dia tidak menangis. Hanya terdengar tidak memiliki semangat apa-apa.

Sebenarnya masih ada kalimat bonus, "tolong kasih makan Reve, Ice, Vanilla dan Java." Karena kucing-kucing itu mulai mengeong minta makan, yang bikin Rani harus mengunjungi kamar lainnya sambil mencak-mencak.

Dia menuangkan Royal Canin ke dalam mangkok bertulisan Reve, berikut tiga mangkok lainnya dan mengganti air untuk minum kucing-kucing Mila yang makin banyak, ini menjadi tugasnya kalau dia ada di sana sementara sahabatnya itu sedang 'menginap' di apartemen Andaru. Mengurus satu kucing saja susahnya minta ampun, ini malah empat!

"Babu kalian kenapa lagi, sih?" tanyanya pada kucing-kucing di dalam ruangan. "Perasaan kemaren santai-santai aja, tuh."

Jika benar yang diduga Bang Deka; Mila mengurung diri karena berita-berita buruk tentangnya, dia seharusnya seperti itu sejak semingguan lalu, ketika berita 'kumpul kebo' dan 'foto mesum di Rio' itu lagi marak-maraknya tersebar dan dibicarakan.

Sekarang berita itu sudah turun peringkat, kalah pamor dengan berita narkoba artis senior, perceraian pasangan selebritis yang tidak disangka-sangka, dan tabrak lari yang dilakukan anak pejabat. Publik mulai mengabaikan berita-berita tentang Mila--alias mulai basi, dan itu bagus untuk Mila.

Love For Rent (Antagonist Love Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang