4

54K 6.1K 373
                                    

Salah satu hal yang paling tidak Dru sukai tentang Jakarta adalah kemacetannya. Negara-nagara yang pernah dia tempati sebelumnya juga macet parah. Namun setidaknya, kendaraan umum di sana memadai. Berjalan kaki di sini juga tidak terasa menyenangkan. Maka dari itu, ketika dia mendapatkan pesan dari Sandra, resepsionis apartemen yang sedang bertugas mengenai adanya kabar tentang Kim Jong Un yang hilang disertakan bukti foto kucingnya saat ini, Dru meminta Pak Han menghentikan Alphard yang dia tumpangi di pinggir jalan, berlari menuju pangkalan ojek, dan minta diantar ke kedai kopi yang letaknya tidak jauh dari apartemennya.

Dru tidak mau datang terlambat, dan kehilangan kesempatan untuk bertemu kembali dengan Kim Jong Un selamanya. Makanya dia tidak ambil pusing dengan penampilannya yang tadi pagi rapi dan wangi, kini mulai agak bau matahari karena naik ojek dan lari-larian.

Setibanya di kedai kopi yang tidak ramai, Dru tidak menemukan tanda-tanda manusia yang membawa kucing. Dia meneliti satu persatu hingga akhirnya kembali menghubungi Sandra hanya untuk mendapat kabar kalau dia harus menunggu beberapa saat. Dru menghembuskan napas sekaligus mengaturnya agar lebih tenang, setelah itu dia memesan Americano lalu duduk di salah satu bangku yang kosong.

Hanya diam di sana membuat Dru kepikiran mengenai kemungkinan-kemungkinan buruk. Dia makin meyakini hipotesanya mengenai Uno--nickname Kim Jong Un-- yang diculik. Penculiknya menunggu uang tebusan dinaikan dengan sendirinya, makanya mengulur-ulur waktu. Jujur saja, Dru sudah menyewa detektif swasta, kalau sampai hari ini belum ada kabar juga, dia bersedia menaikkan reward sebesar 10ribu dollar. Apapun dia lakukan untuk mengembalikan Kim Jong Un padanya.

"Hey?" Seseorang menegur, membuatnya mengangkat kepala kemudian menaikkan alis, meneliti sosok perempuan yang berdiri di depan mejanya. Dia memakai scarf dengan mayoritas warna merah muda yang dijadikan baju, memperlihatkan kemulusan kulit di bagian bahunya. Sementara untuk celana, perempuan itu mengenakan celana panjang wana ivory yang memperindah proporsi tubuhnya. Cantik. Tubuhnya cantik, wajahnya juga. Bahkan kacamata hitam yang dikenakannya membuatnya kelihatan mahal. Dru yakin kalau perempuan ini seperti Gita yang terbiasa hidup mewah dari zaman bersatunya sel telur dengan sel sperma.

"Kamu Andaru?"

Yes, that's his name. Namun, mau secantik apapun perempuan di hadapannya yang mungkin satu dari sekian banyak perempuan yang pernah dekat dengannya, Dru tidak tertarik. Dru lebih tertarik dengan keberadaan Kim Jong...
Sebentar! Mata Dru beralih ke bagian lainnya.

Kelamaan mengangkat dagu dan fokus pada wajah, Dru baru sadar kalau perempuan itu membawa stroller hitam yang mirip dengan stroller bayi. Dru memperhatikan bagian itu, mendapati dua kucing mengintip dari celah-celah kecil bagian yang agak transparan.

 Dru memperhatikan bagian itu, mendapati dua kucing mengintip dari celah-celah kecil bagian yang agak transparan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"JONG UN!" Dia memanggil, sontak berdiri tidak sabaran. Ditinggal satu minggu membuatnya rindu setengah mati. Tidak peduli kalau dia kehilangan image cool-nya di hadapan beberapa orang yang kebetulan sedang ngopi.

Perempuan itu mengangkat tangan, memberikan gerakan mencegah dengan anggunnya. Dia membuka bagian atas stroller, kemudian mengeluarkan kucing yang lebih kurus dan menggendongnya.

Love For Rent (Antagonist Love Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang