***
Deru napas yang berat dan cepat itu menjadi satu-satunya sumber suara di dalam kamar yang terang karena cahaya lampu. Kondisi ruangan sudah bisa disimpulkan sebagai kapal pecah—saking berantahkannya. Mulai dari pakaian yang berhamburan di lantai—ada yang nyasar ke kamar mandi—, lampu tidur yang terjatuh di karpet, bantal-bantal yang melayang di berbagai sisi, pun sofa bench yang tadinya terletak di ujung tempat tidur sudah bergeser sejauh dua meter lebih. Jangan tanyakan sebab yang menjadikan sofa datar itu bergeser sejauh itu, karena gadis yang masih telanjang itu mungkin akan merasa trauma.
Andaru bener-benar menghukumnya, dalam kapasitas yang bikin Mila berkali-kali nyaris kehilangan kesadarannya, atau bahkan kewarasannya. Well, apabila Mila memejamkan mata sedikit saja, pria akan menepuk pipinya, memaksanya untuk tetap terjaga dan memastikan Mila menyaksikan segala permainan sinting yang dilakukannya.
"You were the one who asked for this, no?"
Itu gila, sinting, tidak waras. Apapun yang dilakukan Dru sejak di sepanjang jalan dalam mobil, kemudian di kamar hotel; entah itu lantai, sofa bench, kamar mandi. Dru memang terkesan brengsek, tapi Mila tetap tidak akan pernah menduga kalau pria itu bisa melakukan hal sekejam tadi terhadap dirinya, Dru bahkan tidak ambil pusing dengan mata Mila yang berkaca-kaca dan permohonan ampun akan rasa frustasinya.
Namun, tahu apa yang lebih gila? Bagaimana dia menuruti tiap perintah yang keluar dari bibir pria itu karena terdengar seperti candu, bagaimana dia memohon untuk dihukum sepuasnya agar dia dibolehkan menyentuh pria itu setelah yang terjadi beberapa hari terakhir, bagaimana dia malah berakhir mendamba dan mengagumi keindahan pria yang mengerjainya, dan bagaimana semua itu terjadi diiringi tekanan darah yang meningkat dan denyut jantung bertambah cepat sehingga memicu adrenalin yang entah kenapa malah menimbulkan efek euforia.
Intense sekali rasanya sampai-sampai Mila tidak lagi merasa menyentuh tanah.
Padahal, dari dulu dia yakin betul kalau bukan masokis. Dia lebih suka diperlukan dengan baik dan manis. Dia lebih suka saat Dru menanyakannya apakah dia sudah merasa cukup atau bagaimana perasaannya, sedangkan tadi dia betulan tidak memedulikannya. Dia betul-membuat hal tersebut layaknya hukuman.
Entahlah, Mila seharusnya merasa kesal dan marah, sejak awal. Masalahnya, bagian otak yang berkerja dalam keterampilan nalar dan kendali prilaku sedang tidak berfungsi dengan baik. Apalagi ketika pria itu mengecup puncak kepalanya, menatap dalam ke arah matanya dan mengatakan kalau semuanya baik-baik saja. Atau saat dia akhirnya memberikan sentuhan intim setelah mempermainkannya sebagaimana yang ia butuhkan.
Namun, di kala detik berlalu, dadanya masih terlihat naik turun dan matanya memandangi langit-langit ruangan. Sisa peluh masih tampak di kulitnya walau suhu pendingin ruangan sudah bekerja maksimal. Lelah bukan main, bahkan lebih parah dari efek marathon penuh, tapi tidak bisa tertidur. Hanya dia yang masih terjaga sementara pria yang mengacaukannya tampak tertidur pulas di ujung ranjang. Mila tidak dapat menyembunyikan rasa panas yang menjalar di dadanya. Dan air mata yang sejak tadi hanya menumpuk di mata, kini berjatuhan di pipinya.
Sedetik... dua detik... tiga detik. Mati-matian gadis yang terlentang meremas selimut itu menahan agar tangisnya tetap tanpa suara dan tidak mengganggu siapa-siapa.
"Hey, kenapa?" suara serak itu tiba-tiba bertanya, membuat Mila buru-buru menghapus air mata. Dru mengucek mata sembari menggeser tubuhnya ke sisi kiri ranjang, tempat Mila terlentang dan bertanya, "Did it hurt that bad?"
Mila menggeleng. Bukan karena jawabannya tidak, tapi karena pertanyaan pria itu yang salah. Mungkin dia akan menganggukan kepala kalau Dru menanyakan, did I hurt you that bad?
KAMU SEDANG MEMBACA
Love For Rent (Antagonist Love Story)
ChickLitIni tentang Ruby Armila, selebritis yang terbiasa memerankan peran antagonis licik hingga dibenci betulan di dunia nyata. Dia diputusi oleh Davin--kekasih 7 tahunnya-- begitu saja setelah pria itu tertangkap basah selingkuh dengan Kanisha Ayu, artis...