41.2

18.7K 3.2K 1.3K
                                    

Entah sihir apa yang digunakan Andaru Harsjad sampai akhirnya Mila bersedia menuruti keinginan pria itu untuk tinggal bersama, padahal hal itu sangat berisiko mengingat Bapak dan Ibu sering mengunjungi apartemennya tiba-tiba.

Tinggal serumah sebetulnya tidak seburuk yang Mila bayangkan. Setidaknya setelah dia menceritakan kekhawatirannya pada Dru, pria itu bersedia diajak bekerja sama dan menjaga rahasia. Pernah Mila memaksajya sembunyi di dalam lemari ketika Ibu tiba-tiba mengunjungi apartemennya. Walaupun Dru protes, setidaknya mereka tidak tertangkap basah. Memang lebih baik Mila yang tinggal di apartemen pria itu daripada sebaliknya.

"Babe, kamu masih di PIK? Pulangnya ke The 8 aja, nanti aku jemput."

"Besok ada syuting gak? Bali yuk, aku pesenin tiket."

"Kangen. Aku dari airport langsung ke set kamu ya."

Kira-kira begitulah kehidupannya dan Dru beberapa minggu terakhir. Pria itu disibukkan dengan urusan bisnis dan tanggung jawabnya terhadap perusahaan, sedangkan Mila melanjutkan proyek yang tidak sedikit, termasuk persiapan promosi Benang Merah dan tawaran syuting proyek baru. Mereka nyaris tidak punya waktu bertemu, selain malam hari, atau di pagi hari menyempatkan diri untuk olahraga bersama. Tinggal serumah cukup mempermudah semuanya.

"Tiga hari lalu aku sempat ketemu Karenina," ungkap Mila, setelah Dru kembali dari kamar mandi dengan hanya memakai boxer. Gadis itu sedang membaca berita yang alot di media-media, mengenai perceraian Karenina dan mantan suaminya. Perebutan harta. Dan publik yang berminat atas gossip selebritis mulai mengerti kalau Nina tidak sebaik image-nya selama ini. "Di acara Saint Laurent."

"Ooh."

"Dia ngajak aku ngobrol."

Pria yang membaringkan tubuh tdi sebelahnya itu mengangkat alisnya, "what did she say?"

Mila menggigit bibir bawahnya, berusaha menghindari kontak mata, hal itu membuat Dru menyentuh dagu kekasihnya itu lembut agar dia bisa mengecup bibirnya.

"Hey, you can tell me."

"Dia bilang, hati-hati," ucap Mila. "Katanya, kamu bakal ninggalin aku... seperti yang kamu lakukan ke dia."

Dru terdiam, untuk beberapa saat. Dia membasahi bibir bawahnya.

"Aku bingung," lanjut Mila. "Bukannya berita yang beredar malah kamu yang gak bisa melepaskan dia?"

"I've told you it was just a gossip tho."

"So, did you leave her?"

"We decided to break up." Dru membahas setelah menegak salivanya.

"Kenapa?"

"Have we talked about this before?"

"Kamu belum mengungkapkan semuanya," balas Mila. Waktu di Ubud, Dru hanya memberitahu kalau mereka tidak cocok, lalu berakhir 8 tahun yang lalu. Dia tidak lagi memiliki perasaan apa-apa untuk perempuan itu. "Jadi, boleh aku tahu? Hal-hal yang belum kamu ceritakan tentang dia."

Dru menatap Mila dalam-dalam, sebelum akhirnya membelai rambutnya. "Ya," balasnya kalem.

Ada jeda yang menghantui keduanya sebelum pria itu melanjutkan, "Karenina was a liar," ucapnya serak. "She and her mother were a con-artist. Dia memanipulasi latar belakangnya, karakternya, bahkan siapa dirinya. All luxury things she had itu punya orang, atau dia dapetin dari cowok-cowoknya..."

"Dia baru mau putus setelah aku punya bukti-bukti kebohongan dan perselingkuhannya, itu juga dia gak mau ngaku..."

"Dibandingkan mengaku, dia malah menceritakan ke orang-orang kalau aku gak mau melepaskan dia, and I did something bad to make her stay like I tried to assault her or something, I have never touched women without permission even when I was drunk, you know. Then she and her-soon-to-be-ex got married 2 months after we officially broke up."

Love For Rent (Antagonist Love Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang