VOW IN THE RAIN : Chapter 11
.
.
.
♤
Kamera-kamera besar diangkat setinggi-tingginya oleh tangan-tangan gemetar itu. Masih mencoba berusaha mengalahkan rata-rata tinggi badan manusia yang berkerumun walau tangan mereka sudah terasa kebas.
Microphone yang dihias dengan logo-logo saluran berita diulurkan panjang ke depan. Beberapa tangan tergenjit di antara tubuh-tubuh yang lain karenanya. Namun, mereka tidak menyerah dan memilih menahan rasa sakitnya.
“Selamat menjadi CEO baru X-Force, Tuan Naren. Apa rencana anda ke depannya untuk membawa tim X-Force?”
“Tuan Naren, beberapa rumor mengatakan anda membuka kesempatan memperlebar sayap X-Force di perlombaan balap lainnya. Apa anda benar-benar akan melakukannya?”
“Penggemar khawatir karena anda mungkin akan mengundurkan diri sebagai driver karena posisi CEO yang anda dapat hari ini. Bagaimana keputusan anda tentang hal ini?”
Naren yang masih terdiam dengan matanya memandang jauh mobil yang dikendarai Kyler itu, akhirnya menghela napas panjang mendengar pertanyaan-pertanyaan yang diteriakkan kencang-kencang secara bersamaan tersebut.
Dengan menarik sudut bibirnya, Naren menghadap kamera-kamera yang diarahkan kepadanya.
“Tolong tanyakan pertanyaan kalian secara bergantian, saya bukan robot yang bisa menjawab tiga pertanyaan itu dalam satu kalimat saja. Kalian bisa melihat saya hanya memiliki satu mulut, bukan?” tanya Naren dengan senyum menghiasi wajahnya.
Kata-kata Naren berhasil membuat suasana ribut yang penuh teriakan pertanyaan-pertanyaan tadi, seketika menjadi lautan tawa dari para reporter dan camera-man itu.
Menunggu gelakan tawa itu mereda, Naren memilih membenarkan postur badannya dengan menaruh kedua tanganya di belakang punggungnya. Sekaligus menyembunyikan buket bunga dari Kyler agar tidak menganggu acara wawancara ini.
Setelah merasa dirinya siap menjawab setumpuk pertanyaan yang mereka siapkan, pemuda itu berdehem rendah.
Para reporter yang berkumpul langsung terdiam. Beberapa diantaranya bahkan mendekatkan microphone yang mereka pegang ke depan Naren. Siap merekam apa saja yang akan pemuda itu katakan.
“Baik, saya akan mulai menjawab pertanyaan yang sudah dilontarkan beberapa dari anda terlebih dahulu.”
“Rencana untuk X-Force ke depannya, tidak lain dan tidak bukan, adalah mempertahankan gelar ‘Monster Podium’ yang sudah merekat erat pada nama tim kami. Target kami saat ini adalah lebih fokus berlatih dan menempatkan empat pembalap andalan kami untuk menguasai empat tempat pertama di musim selanjutnya. Selain itu, kami juga masih terus melatih wajah-wajah baru yang akan menjadi kebanggaan kami di masa depan.”
“Untuk rencana memperluas nama X-Force di perlombaan balap lain, masih kami diskusikan secara berkala. Menambah bidang perlombaan artinya menambah prioritas kami, dan tidak ada yang ingin membuat rencana ini menjadi rencana ‘bunuh diri’ hanya karena kami tidak bisa mengurus semuanya. Jadi, kami harus memikirkannya secara matang.”
Naren menghentikan kalimatnya. Pertanyaan terakhir yang dilontarkan salah satu reporter tadi merupakan yang tersulit untuk dia jawab dengan lantang. Naren belum memikirkannya secara matang.
“Mengundurkan diri sebagai driver? Jujur saja, saya belum memikirkannya. Toh, pengumuman resmi kami menyatakan masih ada waktu satu tahun untuk tim kami berbenah, bukan? Itu akan menjadi waktu saya berpikir.”
![](https://img.wattpad.com/cover/375277928-288-k48885.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
VOW IN THE RAIN [PoohPavel]
Fanfiction"Hanya orang bodoh yang melakukan misi berbahaya dengan memikirkan orang lain, Kyler." Itu perkataan sekaligus peringatan keras dari Tuan Besar. Seseorang yang berstatus ayahnya dan tentu, Kyler menjadikannya pedoman penting sejak misi pertamanya. N...