BAB 7 : Pertempuran Terahkir

1 0 0
                                    

 Eliza dan Alexander, bersenjatakan pedang obsidian pemberian orang pintar, bergegas mencari Martina dan Miriam. Mereka tahu bahwa Martina, dengan kekuatannya, adalah satu-satunya harapan untuk menghentikan Emily dan Aaliyah. Mereka menemukan Martina dan Miriam di sebuah gubuk kecil di tengah hutan. Martina terbaring lemah, tubuhnya penuh luka. Miriam, dengan mata merah dan wajah pucat, tampak ketakutan. "Aaliyah... dia menyerang kami," bisik Miriam, suaranya gemetar. "Dia membunuh ibuku." Eliza dan Alexander melihat tubuh Martina yang tak bernyawa. Luka-luka di tubuhnya mengerikan, seperti bekas cakaran binatang buas. "Kita harus pergi," kata Alexander. "Aaliyah akan datang lagi." Mereka berlari keluar dari gubuk, tetapi Aaliyah sudah menanti mereka. Aaliyah menerjang mereka dengan amarah, matanya berbinar-binar dengan dendam. "Kalian tidak akan menghentikanku," desis Aaliyah. "Aku akan membalas dendam atas kematian leluhurku." Aaliyah menyerang dengan cakarnya, melukai Alexander di bahu. Alexander terhuyung mundur, pedang obsidian terjatuh dari genggamannya. Eliza berteriak, mencoba menghentikan Aaliyah, tetapi Aaliyah terlalu cepat. Aaliyah mencengkeram leher Alexander, mengangkatnya ke udara. Alexander tercekik, matanya melotot ketakutan. "Alexander!" teriak Eliza, putus asa. Tiba-tiba, dua sosok muncul dari balik pepohonan. Ilya dan Issac, dua pria bertubuh kekar dengan tatapan dingin, menghentikan Aaliyah. Mereka memegang senjata api, siap menembak. "Aaliyah, hentikan," desis Ilya. "Kami tidak ingin menyakitimu." Aaliyah melemparkan Alexander ke tanah, tubuhnya terkulai lemas. Alexander terbaring tak berdaya, darah mengalir dari lukanya. "Kalian tidak akan menghentikanku," desis Aaliyah. "Aku akan membunuh kalian semua." Aaliyah menyerang Ilya dan Issac, tetapi mereka terlalu cepat. Mereka menghindar dari serangan Aaliyah, dan mereka melepaskan tembakan. Peluru mengenai Aaliyah, tetapi dia tidak terjatuh. Aaliyah mencakar dada Ilya, dan Ilya terjatuh ke tanah, darah membasahi tanah. Issac berteriak marah, dan dia menembak Aaliyah lagi. Peluru mengenai Aaliyah, tetapi dia tetap berdiri, matanya terbakar amarah. Aaliyah menerjang Issac, dan Issac terjatuh ke tanah. Aaliyah mencakar leher Issac, dan Issac tercekik. "Issac!" teriak Eliza, putus asa. Eliza berlari ke arah Aaliyah, pedang obsidian di tangannya. Dia menusuk Aaliyah dengan pedang itu, tetapi Aaliyah tidak terluka. Aaliyah mencakar wajah Eliza, dan Eliza terhuyung mundur. "Kau tidak akan menghentikanku," desis Aaliyah. "Aku akan membunuh kalian semua." Aaliyah menyerang Eliza lagi, tetapi tiba-tiba, sebuah suara keras menggema di hutan. Jenna, yang telah mengikuti Eliza, muncul dari balik pepohonan, memegang sebuah pistol di tangannya. "Aaliyah, hentikan!" teriak Jenna. "Jangan sakiti Eliza!" Jenna menembak Aaliyah, tetapi peluru mengenai Aaliyah, tetapi dia tetap berdiri. Aaliyah mencakar leher Jenna, dan Jenna terjatuh ke tanah, darah membasahi tanah. Eliza berteriak ngeri. Dia melihat ke sekeliling mencari bantuan, tetapi dia tidak melihat siapa pun. Aaliyah mencakar wajah Eliza, dan Eliza terjatuh ke tanah. Aaliyah bersiap untuk mengakhiri hidup Eliza, tetapi tiba-tiba, sebuah cahaya terang menyinari hutan. Sebuah suara menggema di hutan, dan Aaliyah menjerit kesakitan. Cahaya itu berasal dari sebuah buku kecil yang jatuh dari tangan Miriam. Buku itu terbuka, dan halaman-halamannya bercahaya terang. Aaliyah menjerit kesakitan, dan dia menghilang. Eliza terbaring di tanah, tubuhnya lemas. Dia melihat ke sekeliling, dan dia melihat Alexander terbaring tak berdaya di sampingnya. Jenna terbaring tak bernyawa di dekatnya. Eliza merasakan kesedihan yang mendalam. Dia telah kehilangan semua orang yang dia cintai. Dia merasa seperti baru saja lolos dari maut, tetapi dia tahu bahwa pertempuran belum berakhir. Dia harus menemukan cara untuk menghentikan Emily Shaw dan melepaskan kutukan yang menghantuinya. Eliza bangkit dari tanah, tubuhnya lemas. Dia mengambil pedang obsidian yang terjatuh dari tangan Alexander, dan dia bertekad untuk menyelesaikan pertempuran ini. Dia harus menghentikan Emily Shaw, dan dia harus melepaskan kutukan yang menghantuinya. Eliza berlari ke arah hutan, mencari Emily Shaw. Dia tahu bahwa dia harus menemukannya, dan dia harus menghentikannya. Dia harus menyelamatkan dirinya sendiri dan keluarganya dari kutukan yang menghantuinya. Eliza berlari ke dalam hutan, dan dia tidak berhenti sampai dia menemukan Emily Shaw. Emily Shaw sedang berdiri di tengah hutan, dengan tatapan kosong dan mata yang penuh dengan amarah. "Emily, hentikan ini!" teriak Eliza. "Kau telah melakukan cukup banyak kejahatan!" Emily tertawa sinis. "Aku tidak akan berhenti sampai aku menguasai dunia," kata Emily. "Aku akan mengorbankan siapa pun untuk mencapai tujuan itu." Emily menyerang Eliza dengan pisau, tetapi Eliza menghentikannya dengan pedang obsidian. Eliza menusuk Emily dengan pedang obsidian, dan Emily menjerit kesakitan. Emily terjatuh ke tanah, dan dia tidak bergerak lagi. Eliza merasa lega. Dia telah mengalahkan Emily Shaw. Eliza melihat ke sekeliling, dan dia melihat Leah berdiri di balik pohon. Leah memegang sebuah pisau di tangannya, dan matanya berbinar-binar dengan amarah. "Kau tidak akan menghentikanku," kata Leah. "Aku akan membalas dendam atas kematian Emily." Leah menyerang Eliza dengan pisau, tetapi Eliza menghentikannya dengan pedang obsidian. Eliza menusuk Leah dengan pedang obsidian, dan Leah menjerit kesakitan. Leah terjatuh ke tanah, dan dia tidak bergerak lagi. Eliza merasa lega. Dia telah mengalahkan Leah. Eliza merasa lelah dan putus asa. Dia telah kehilangan semua orang yang dia cintai. Dia merasa seperti baru saja lolos dari maut, tetapi dia tahu bahwa pertempuran belum berakhir. Dia harus menemukan cara untuk melepaskan kutukan yang menghantuinya. Eliza melihat ke langit, dan dia melihat cahaya terang di langit. Cahaya itu semakin terang, dan kemudian, cahaya itu menghilang. Eliza merasakan sebuah kekuatan yang kuat mengalir melalui tubuhnya. Dia merasa seperti baru saja dipenuhi dengan kekuatan yang baru. Eliza tahu bahwa dia harus melakukan sesuatu untuk melepaskan kutukan yang menghantuinya. Dia harus menemukan cara untuk menghentikan Emily Shaw. Eliza bertekad untuk mengungkap kebenaran di balik kematian Aaliyah dan melindungi dirinya dari bayangan masa lalu yang menghantuinya. Eliza berlari ke arah rumahnya, dan dia tidak berhenti sampai dia sampai di depan pintu. Dia mengunci pintu dengan gemetar dan bersandar di pintu, mencoba untuk menenangkan napasnya. Eliza merasa seperti baru saja lolos dari maut. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya, tetapi dia tahu bahwa dia harus mengungkap kebenaran di balik kematian Aaliyah dan menghentikan Emily Shaw.  

The BallerinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang