BAB 8 : Titik Balik

2 0 0
                                    

Eliza terbangun di rumah sakit, tubuhnya dibalut perban. Ingatan tentang kejadian di hutan masih terasa nyata, seperti mimpi buruk yang tak kunjung padam. Alexander, Jenna, dan Issac telah pergi, terenggut oleh kutukan Aaliyah. Hanya Ilya yang masih hidup, terbaring lemah di ranjang sebelah."Eliza," bisik Ilya, suaranya serak dan lemah. "Kau harus pergi. Emily... dia berbahaya."Eliza mengerutkan kening. "Emily? Apa maksudmu?""Dia masih hidup," kata Ilya, matanya menatap kosong ke langit-langit. "Dia membunuhku. Dia menipu kita semua."Eliza tercengang. "Tapi... aku melihatnya mati di altar batu."Ilya menggeleng lemah. "Itu hanya ilusi. Dia menggunakan sihir hitam untuk membuat kita percaya bahwa dia telah mati. Dia telah merencanakan ini sejak lama. Dia ingin menguasai dunia."Eliza merasakan hawa dingin menjalar di tulang punggungnya. Dia tidak percaya bahwa Emily masih hidup. Dia tidak percaya bahwa Emily telah menipu mereka semua."Apa yang harus kita lakukan?" tanya Eliza, suaranya gemetar.Ilya terbatuk, darah segar tercecer di bibirnya. "Kau harus menghentikannya. Kau harus melepaskan kutukan Aaliyah. Kau adalah satu-satunya yang bisa melakukannya."Ilya terdiam sejenak, matanya menatap kosong ke langit-langit. "Emily... dia akan datang. Dia akan membunuhku."Ilya menutup matanya, napasnya terhenti. Eliza merasakan kesedihan yang mendalam. Dia telah kehilangan semua orang yang dia cintai. Dia merasa seperti baru saja lolos dari maut, tetapi dia tahu bahwa pertempuran belum berakhir. Dia harus menemukan cara untuk menghentikan Emily Shaw dan melepaskan kutukan yang menghantuinya.Eliza bangkit dari ranjang, tubuhnya lemas. Dia merasakan kekuatan yang aneh mengalir melalui tubuhnya. Dia merasa seperti baru saja dipenuhi dengan kekuatan yang baru.Eliza berlari keluar dari rumah sakit, dan dia tidak berhenti sampai dia sampai di rumah Emily. Dia tahu bahwa dia harus menemukan Emily, dan dia harus menghentikannya. Dia harus menyelamatkan dirinya sendiri dan keluarganya dari kutukan yang menghantuinya.Saat Eliza tiba di rumah Emily, dia melihat sesosok bayangan di jendela. Bayangan itu tampak seperti seorang wanita dengan rambut panjang hitam dan mata yang berbinar-binar. Eliza merasakan rasa takut yang menjalar di tubuhnya. Dia tahu bahwa itu adalah Aaliyah.Aaliyah mencakar kaca jendela, dan jendela itu pecah. Aaliyah menerjang Eliza, dan Eliza terhuyung mundur."Kau tidak akan menghentikanku," desis Aaliyah. "Aku akan membalas dendam atas kematian leluhurku."Aaliyah menyerang Eliza dengan cakarnya, tetapi Eliza menghentikannya dengan pedang obsidian. Eliza menusuk Aaliyah dengan pedang obsidian, dan Aaliyah menjerit kesakitan.Aaliyah terjatuh ke tanah, dan dia tidak bergerak lagi. Eliza merasa lega. Dia telah mengalahkan Aaliyah.Eliza melihat ke sekeliling, dan dia melihat Emily berdiri di balik pohon. Emily memegang sebuah pisau di tangannya, dan matanya berbinar-binar dengan amarah."Kau tidak akan menghentikanku," kata Emily. "Aku akan membalas dendam atas kematian anak-anakku."Emily menyerang Eliza dengan pisau, tetapi Eliza menghentikannya dengan pedang obsidian. Eliza menusuk Emily dengan pedang obsidian, dan Emily menjerit kesakitan.Emily terjatuh ke tanah, dan dia tidak bergerak lagi. Eliza merasa lega. Dia telah mengalahkan Emily Shaw.Eliza berlutut di samping Emily, dan dia melihat ke dalam mata Emily. Eliza merasakan sebuah kekuatan yang aneh mengalir melalui tubuhnya. Dia merasa seperti baru saja dipenuhi dengan kekuatan yang baru.Eliza melihat ke dalam mata Emily, dan dia melihat sebuah bayangan gelap di dalam mata Emily. Eliza merasakan sebuah kekuatan yang aneh mengalir melalui tubuhnya. Dia merasa seperti baru saja dipenuhi dengan kekuatan yang baru.

 Tiba-tiba, sebuah cahaya terang menyinari hutan. Sebuah suara menggema di hutan, dan Emily menjerit kesakitan. Cahaya itu berasal dari sebuah buku kecil yang jatuh dari tangan Miriam. Buku itu terbuka, dan halaman-halamannya bercahaya terang.Aaliyah menjerit kesakitan, dan dia menghilang.Eliza terbaring di tanah, tubuhnya lemas. Dia melihat ke sekeliling, dan dia melihat Alexander terbaring tak berdaya di sampingnya. Jenna terbaring tak bernyawa di dekatnya. Eliza merasakan kesedihan yang mendalam. Dia telah kehilangan semua orang yang dia cintai. Dia merasa seperti baru saja lolos dari maut, tetapi dia tahu bahwa pertempuran belum berakhir. Dia harus menemukan cara untuk melepaskan kutukan yang menghantuinya.Eliza bangkit dari tanah, tubuhnya lemas. Dia mengambil pedang obsidian yang terjatuh dari tangan Alexander, dan dia bertekad untuk menyelesaikan pertempuran ini. Dia harus menghentikan Emily Shaw, dan dia harus melepaskan kutukan yang menghantuinya. Eliza berlari ke arah hutan, mencari Emily Shaw. Dia tahu bahwa dia harus menemukannya, dan dia harus menghentikannya. Dia harus menyelamatkan dirinya sendiri dan keluarganya dari kutukan yang menghantuinya. Eliza berlari ke dalam hutan, dan dia tidak berhenti sampai dia menemukan Emily Shaw. Emily Shaw sedang berdiri di tengah hutan, dengan tatapan kosong dan mata yang penuh dengan amarah. "Emily, hentikan ini!" teriak Eliza. "Kau telah melakukan cukup banyak kejahatan!"Emily tertawa sinis. "Aku tidak akan berhenti sampai aku menguasai dunia," kata Emily. "Aku akan mengorbankan siapa pun untuk mencapai tujuan itu."Emily menyerang Eliza dengan pisau, tetapi Eliza menghentikannya dengan pedang obsidian. Eliza menusuk Emily dengan pedang obsidian, dan Emily menjerit kesakitan. Emily terjatuh ke tanah, dan dia tidak bergerak lagi. Eliza merasa lega. Dia telah mengalahkan Emily Shaw. Eliza melihat ke sekeliling, dan dia melihat Leah berdiri di balik pohon. Leah memegang sebuah pisau di tangannya, dan matanya berbinar-binar dengan amarah."Kau tidak akan menghentikanku," kata Leah. "Aku akan membalas dendam atas kematian Emily."Leah menyerang Eliza dengan pisau, tetapi Eliza menghentikannya dengan pedang obsidian. Eliza menusuk Leah dengan pedang obsidian, dan Leah menjerit kesakitan. Leah terjatuh ke tanah, dan dia tidak bergerak lagi. Eliza merasa lega. Dia telah mengalahkan Leah.Eliza merasa lelah dan putus asa. Dia telah kehilangan semua orang yang dia cintai. Dia merasa seperti baru saja lolos dari maut, tetapi dia tahu bahwa pertempuran belum berakhir. Dia harus menemukan cara untuk melepaskan kutukan yang menghantuinya.Eliza melihat ke langit, dan dia melihat cahaya terang di langit. Cahaya itu semakin terang, dan kemudian, cahaya itu menghilang. Eliza merasakan sebuah kekuatan yang kuat mengalir melalui tubuhnya. Dia merasa seperti baru saja dipenuhi dengan kekuatan yang baru.Eliza tahu bahwa dia harus melakukan sesuatu untuk melepaskan kutukan yang menghantuinya. Dia harus menemukan cara untuk menghentikan Emily Shaw. Eliza bertekad untuk mengungkap kebenaran di balik kematian Aaliyah dan melindungi dirinya dari bayangan masa lalu yang menghantuinya. Eliza berlari ke arah rumahnya, dan dia tidak berhenti sampai dia sampai di depan pintu. Dia mengunci pintu dengan gemetar dan bersandar di pintu, mencoba untuk menenangkan napasnya.Eliza merasa seperti baru saja lolos dari maut. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya, tetapi dia tahu bahwa dia harus mengungkap kebenaran di balik kematian Aaliyah dan menghentikan Emily Shaw. 

The BallerinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang