7

14 4 0
                                    

tandai typo!
.
.

happy reading (⁠灬⁠º⁠‿⁠º⁠灬⁠)

.

.


"buset, nape ni bocah nangis?" tanya Bagas yang baru datang.

Adhitama melihat kearah Michelle yang menggeleng, tanda tidak ingin dia memberitahu kepada Bagas.

"gapapa, tadi Michell dikejar ama kecoa terbang wkwk" jawab Adhitama

"wkwk serius?! seorang Michelle yang terkenal badas nangis karena kecoa terbang doang?! AHAHAHHA" tawa brutal Bagas

"diem ga lu!" Michelle melotot kepada Bagas.

"mending lu pada beres-beres deh, anak-anak yang lain lagi pada masak di luar" ucap Bagas dan meninggalkan meraka berdua.

"lu jangan kasih tau siapa-siapa, ini rahasia kita berdua! oke?" ucap Michelle dengan tatapan serius.

"iya, tenang aja. mending kamu bersih-bersih dulu, biar makin cantik." ucap Adhitama sembari mencolek hidung Michelle yang masih merah karena menangis.

*
*

*

*





Di teras villa, Alexa duduk di kursi rotan, sambil ngeliatin pemandangan sekitar. Dia ngerasa aneh, kayak ada yang nggak beres. Tapi dia cuma bisa nyeret nafas panjang, pura-pura santai.

Michelle, yang duduk di sebelahnya, nampak lebih ceria daripada biasanya, padahal suasana villa yang jauh dari kota ini bikin dia terkesan agak cemas.

"Alexa, lo yakin kita bakal santai aja di sini?" tanya Michelle sambil ngusap-ngusap cangkir teh hangatnya.

"Ya, kenapa emang?" Alexa balas, dengan wajah yang datar. "Gue pikir liburan ya liburan, gak usah mikir yang aneh-aneh."

Di belakang mereka, teman-temannya yang lain lagi ngobrol asyik. Gavian dan Adhitama main kartu di meja makan, sementara Noah dan William lagi ngecek beberapa alat elektronik. Sèanne dan Naomi asyik ngobrol, meskipun kadang ada ketegangan yang susah dijelasin di antara mereka.

Kai yang udah cukup lama diam, akhirnya buka suara. "Eh, kalian merasa gak ada yang aneh di sini?"

Alexa langsung menoleh. "Apa maksud lo?"

"Entahlah," kata Kai. "Kayak ada yang gak beres. Cuma, gue gak bisa jelasin."

Isyihira, yang duduk dekat mereka, ngelirik sejenak. "Ah, lo cuma kebanyakan mikir. Villa ini bagus, ngapain mikir yang aneh-aneh?"


---

Begitu hari mulai gelap, suasana jadi lebih sunyi. Semua orang udah duduk di ruang tengah, nonton film bareng. Tiba-tiba, lampu mati. Keheningan menyelimuti.

"Astaga, ini kenapa?!" Naomi terkejut.

"Kok bisa mati begini?" kata Ezra, sambil mencoba menyalakan saklar.

Namun, lampu gak nyala. Di tengah kegelapan, semua orang saling pandang, merasa ada yang gak beres.

"Udah, coba tenang dulu," kata Alexa, bingung, tapi hatinya berdegup kencang. "Mungkin cuma masalah teknis."

Who is the culprit?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang