"Hmm?"
Mata anggota Sekte Pengemis yang bersembunyi di semak-semak sedikit menyipit.
Tidak ada yang bisa dilihat. Tidak ada yang bisa dirasakan. Namun, rasa tidak nyaman yang tidak dapat dijelaskan memperingatkannya.
Perasaan ini adalah...
Pandangan pengemis itu, yang sempat ragu-ragu, beralih ke bawah. Bukan ke tempat lain, melainkan tepat di bawah kakinya.
Gemetar. Tidak, gemetar.
Getaran yang sangat samar sehingga orang tidak akan menyadarinya kecuali sedang fokus. Namun, getaran itu pasti ada. Tidak dapat disangkal.
'Gempa bumi?'
Namun, ia segera menepis pikiran itu. Ini berbeda dengan gempa bumi. Getaran ini, yang tumbuh tidak cepat, tetapi bertahap dan berirama, sedikit demi sedikit...
Tiba-tiba, karena merasakan sesuatu, pandangan pengemis itu beralih tajam ke depan.
Padang rumput yang luas membentang di hadapannya. Di ujung padang itu, ia melihat sesuatu.
Bahkan dengan matanya yang terlatih, dia hanya bisa menggambarkannya sebagai 'riak' belaka untuk saat ini.
'Apa itu?'
Bulu kuduknya merinding. Karena ia menyadari bahwa riak samar itu menyebar lebih jelas.
"Ah..."
Mulut pengemis itu terbuka tanpa sadar.
Menyadari bahwa 'riak' itu adalah pasukan besar yang bergerak dan memenuhi cakrawala, pengemis itu melompat berdiri.
"Ali... Aliansi Tiran Jahat!"
Relokasi belaka? Mustahil. Itu jelas serangan besar-besaran Sapaeryeon.
'Aku harus memberi tahu mereka segera!'
Tangannya dengan cepat mencengkeram dadanya. Dia harus menyampaikan fakta ini kepada Aliansi, yang masih belum menyadarinya, sehingga mereka dapat memahami situasi dan bersiap tanpa penundaan.
Tepat pada saat itulah pengemis itu hendak menempelkan pesan penting yang telah ia tulis dengan cepat ke kaki seekor merpati pos kelas atas dan mengirimkannya.
"Itu tidak akan berhasil."
Patah.
Seseorang memegang tangannya.
Pengemis itu membeku di tempat, terkejut seolah jantungnya akan melompat keluar dari tenggorokannya. Ia pikir ada musuh yang mendekat dan mencengkeram pergelangan tangannya, tetapi ia tidak merasakan kehadiran apa pun.
"..."
"Sekalipun sudah diketahui, tidak akan ada yang berubah, tetapi bukankah lebih baik untuk tetap bersikap sederhana? Kami menghargai kepentingan praktis."
Kepala pengemis itu menoleh perlahan.
Wajah yang tidak dikenalnya. Tidak cocok dengan salah satu pakar tingkat tinggi Aliansi Tiran Jahat yang diingatnya.
Namun justru karena itulah pengemis itu dapat menyadari jati diri orang tersebut yang sebenarnya.
"Pria Berwajah.."
"Kau pintar."
Kegentingan.
Tangan Pria Berwajah Seribu yang lain mencengkeram leher pengemis itu.
"Ugh..."
Kaki pengemis itu terangkat dari tanah.
Menggantung di udara, dia secara naluriah menggenggam tangan yang mencekik lehernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Return Of The Mount Hua Sect [2] ❀ ❀
AcciónChapter 1600 - mentok Raw (ongoing) Manhwa: Return Of The Sword Master (webtoon) ❀ Translate Novel Korea ke Indonesia ❀ Translate tidak 100% akurat ❀ Typo ❀ Raw Novel update seminggu 3x (Senin, Rabu, dan Jumat) ❀ Update di usahakan setiap hari mini...