...
Roy tersenyum puas melihat Tomas menurut. "Bagusss... Inget, jangan banyak ngomong; dia bakal kesulitan nanya kalau dia sibuk mendesah pas lu nyepong kontolnya. Pake lidah pas lu cium dia, dan telen semuanya. Jangan berusaha nutupin kalo lu gugup; itu wajar di situasi kayak gini, dan bikin suasana makin seru," katanya.
Roy menoleh ke jendela mobil. "Ah, itu dia. Spencer udah dateng. Cepet keluar dan temui dia selagi dia masih buka kunci mobilnya."
Tomas menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri. Semua bagian dalam dirinya menolak ide ini, tapi ia tetap membuka pintu mobil. Ia melangkah keluar dengan langkah berat, membawa tas berisi pakaian penjaga pantai yang pernah dipinjamkan Spencer. Pakaian itu sudah dicuci bersih, bahkan untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Tomas menggunakan mesin cuci sendiri, sesuatu yang mengejutkan ibunya.
Akhirnya, Tomas tiba di dekat mobil Spencer dan memanggil, "Spencer?"
Suara Tomas membuat Spencer terkejut. Ia langsung berbalik, matanya bertemu dengan Tomas yang berdiri di depannya. "Tomas, lu bikin gua kaget," katanya sambil tertawa ringan. Rambut pirang Spencer masih basah, membasahi kaosnya, pertanda ia baru selesai mandi setelah bekerja. Tidak seperti biasanya, ia tidak memakai seragam penjaga pantai, melainkan pakaian santai, kaos putih dan celana jeans yang membuatnya terlihat kasual.
Spencer melihat tas di tangan Tomas dan langsung mengenalinya. "Itu pakaian gua? Bukannya gua bilang nggak perlu buru-buru buat ngembaliin?" tanyanya dengan nada heran.
Tomas tersenyum gugup, mencoba merangkai alasan yang masuk akal. "Hmmm, iya sih, tapiii itu kan hari Sabtu, dan sekarang udah hari Selasa, jadiii..." Tomas sengaja membiarkan kalimatnya menggantung di udara. Spencer hanya mengangguk kecil sambil mengambil tas dari tangan Tomas dan tanpa basa-basi, membuka pintu mobil untuk melemparkan tas itu ke kursi belakang.
"Thanks, bro. Ntar kita ketemu lagi di kolam renang, ya?" ujar Spencer sambil tersenyum.
Namun, Tomas tahu inilah saatnya. Tomas menelan ludah, jantungnya berdebar keras. Ia mencoba mengumpulkan keberanian, tapi suara hatinya terus berteriak, memintanya mundur.
"Sebenarnya," kata Tomas akhirnya, suaranya sedikit bergetar, "ada satu hal lagi yang ... yang harus gue kasih tau lu..."
Spencer menatap Tomas. "Oh ya? Apa itu?"
Tomas tidak memberikan jawaban. Sebaliknya, ia menarik Spencer dan, sebelum pikirannya menghentikannya, Tomas menempelkan bibirnya ke bibir Spencer. Momen itu berlangsung hanya beberapa detik, tapi terasa seperti selamanya bagi Tomas. Ia melihat dengan jelas bagaimana mata hijau Spencer melotot, sebelum Spencer akhirnya mendorongnya menjauh.
"APA-APAAN INIII?!" seru Spencer tajam.
Tomas mundur setengah langkah, wajahnya memerah, tapi ia tahu ia tidak bisa berhenti sekarang. "Maaf," katanya terburu-buru, suaranya sedikit panik. "Gua tahu ini bukan cara yang tepat, tapi gua udah nggak bisa nahan diri lagi..."
Kata-kata itu mengalir begitu cepat sehingga Spencer hampir tidak bisa mengikutinya, tapi apa yang Tomas katakan berikutnya sangat jelas sehingga tidak mungkin disalahartikan. "Gua jatuh cinta sama lu."
...
Baca cerita lengkapnya di LYNK ya! Terima kasih!
KAMU SEDANG MEMBACA
Karma Sombong
AdventurePerjalanan penghinaan yang harus dirasakan Tomas, atlet basket tampan, oleh rekan timnya karena kesombongannya sendiri. Ia dipaksa menjadi budak timnya dan menuruti semua perintah. Sebagai seorang budak, Tomas harus telanjang setiap waktu dan melaya...