•{ Chapter 10 : Debut }•

100 26 4
                                    

Malam itu hujan kembali melanda wilayah sekitar disertai petir yang menakut nakuti semua orang yang tengah berdiam diri di suatu tempat,menunjukkan kalau mereka tidak boleh keluar sebelum hujan ini reda.

Didalan rumah kala itu,Lex mendapati kedua orang tuanya bertengkar di ruang tamu,ia bersembunyi dibalik dinding lorong dan hanya menatap kosong kearah orang tuanya yang bertengkar.

**Lagi lagi mereka bertengkar...tidak ada habisnya** batin Lex jenuh dengan tatapannya yang mulai kesal.

Tiba tiba ia teringat sesuatu dan melirik kearah tangga yang ada di sampingnya,satu satunya kamar diatas adalah kamar adik bungsunya.

Lex pun menaiki tangga tersebut untuk pergi ke kamar adiknya,saat berada didepan pintu,Lex mulai berpikiran negatif,bagaimana kalau Zayyan saat ini sedang ketakutan hingga bersembunyi dibawah kasur dan menangis lirih? tapi Lex tidak mendengar tangisan sedikit pun.

Untuk memastikan,dia pun membuka pintunya diam diam dan mengintip,kamar itu terang dengan cahaya lampu di kamar tersebut dan terlihat Zayyan diatas kasurnya yang tengah bermain dengan boneka.

Itu adalah boneka yang Lex buat untuk praktek sekolah,karena sayang dibuang setelah dibuat presentasi,ia pun memodifikasinya lagi dan memberikannya pada Zayyan,saat ini satu satunya mainan Zayyan adalah boneka itu.

Tangan kecil Zayyan menekan dada boneka tersebut,tiba tiba boneka tersebut bercahaya sembari mengeluarkan suara 'I Love You' yang membuat Zayyan terkikik senang dan kembali menatap polos kearah boneka itu.

Lex diam diam tersenyum,ia merasa hatinya menghangat melihat pemandangan ini,setelah dirasa aman,ia pun menutup pintu kembali,kini ada dua sisi dirumah ini yang bertolak belakang dan tentu ia lebih menyukai sisi yang dibuat adik bungsunya.

**Andai Zayyan tidak lahir di keluarga yang seperti ini...dia pasti bahagia di keluarga lain kan?** pikir Lex tiba tiba,entah kerasukan apa dia hingga berpikiran seperti itu.

Tapi bayangkan saja,jika Zayyan lahir di keluarga dari orang tua yang sangat menyayanginya dan tidak seperti keluarga ini,Zayyan pasti bahagia kan?

Pikiran Lex tiba tiba sedikit kacau,kepala terasa mulai sakit hingga ia tanpa sadar meringis pelan yang membuat pendengaran tajam Zayyan mendengar itu dan langsung menoleh kearahnya.

"Dudwu?" panggil Zayyan polos.

Lex sedikit tersentak kaget dan kembali menoleh kearah Zayyan,ternyata bayi itu sudah mengetahui keberadaanya namun sakit di kepalanya tidak segera menghilang meski sedikit berangsur angsur hilang.

Zayyan menatap polos kearah Lex hingga ia tahu Lex kesakitan,refleks ia berjalan turun dari kasurnya meski akhirnya ia terjatuh.

Lex langsung berlari kearah Zayyan,berjaga jaga agar Zayyan tidak menangis dan membuat kedua orang tua mereka lebih marah,namun Zayyan hanya diam dan perlahan memeluk tubuh Lex yang membuat Lex sedikit terdiam.

"Kau tidak apa apa Zayyan?" lirih Lex lembut dan mendapat rengekan kecil dari Zayyan.

"Cakit...Dudwu..." rengek Zayyan lirih,ia pasti berusaha agar tidak menangis keras karena tahu itu akan membuat semuanya menjadi lebih buruk.

"Lain kali hati hati ya,ini Dudu obati" ucap Lex lembut sebelum dirinya menggendong Zayyan dan menaruhnya kembali keatas kasur.

Tangan Zayyan memerah karena terjatuh lebih dulu ke lantai,Lex segera mengambil salep yang sengaja ia simpan di laci lemari Zayyan dan segera memoleskannya pada tangan kecil Zayyan.

"Dudwu...gapwapa?..."

"Dudu gapapa kok"
















•My Brother In The Same Grup• { Xodiac }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang