•{ Chapter 7 : Tragedi }•

163 41 4
                                    

Suara petir menyambar daerah ini kala itu,disertai hujan lebat yang membuat semuanya menjadi sangat menakutkan bagi anak berusia 5 tahun.

Diusianya yang sudah begini,ia sudah tidur sendirian di kamarnya,ia menatap takut dari atas kasurnya yang dekat dengan jendela yang menampilkan keadaan luar yang amat parah.

Disaat petir menyambar beberapa kali,anak kecil itu pasti akan menyembunyikan dirinya dibalik selimut hangatnya.

Merasa tidak kuat,perlahan anak kecil itu turun dari kasurnya yang lumayan tinggi,dengan sangat perlahan,meski sudah pelan pelan,ia tetap terjatuh ke lantai yang dingin dan membuat telapak tangan kanan kecilnya memar berwarna merah.

Ia berusaha berdiri dengan tumpuan benda benda disekitar termasuk dinding,perlahan ia berjalan keluar dari kamarnya dan menuruni tangga yang lumayan banyak satu persatu.

Meski memakan waktu lama,akhirnya ia berhasil melewatinya tanpa terjatuh,ia kembali berjalan dengan tumpuan dinding hingga ia sampai di depan pintu kamar seseorang.

Tangan kecilnya memukul mukul pintu tersebut agar terdengar bunyi ketukan,setelahnya ia menunggu lama hingga membuatnya kembali mengantuk tapi lagi lagi suara petir diluar mengagetkannya dan menangis.

"Du-...Dwu du..." rengeknya kala menangis didepan pintu.

Akhirnya pintu pun terbuka langsung,orang yang berada di dalam kamar tersebut terkejut melihat adik bungsunya ada didepan kamarnya.

Menggendongnya masuk kedalam kamarnya yang nyaman sebelum ia menutup pintu kamarnya rapat.

Anak kecil itu masih menangis meski sudah memelan,kakaknya terus bersenandung tenang sembari berjalan pelan mendekat kearah kasurnga.

"Shhhh,Dudu disini Zayyan...jangan menangis..." lirih orang yang kita kenal sebagai Lex saat ini,namun dulu,ia dikenal sebagai Dudu,Doohyun,Zodu atau nama lain.

Tangisan Zayyan akhirnya menghilang,digantikan dengan suara hirup nafas yang tenang dan nyaman dibahunya.

Lex menghela nafas lega karena berhasil membuat Zayyan kembali tenang,ia menaruh adiknya diatas kasur tepat disampingnya dan membaringkannya dengan pelan.

Suara gemuruh petir kembali melanda,membuat Zayyan yang semula mengantuk kini menjadi sedikit tersadar dan hendak menangis sebelum Lex menghentikannya dengan elusan lembut dikepalanya.

"...Ternyata kau takut pada petir ya?" lirih Lex sembari memandang sendu Zayyan yang kembali tertidur.

Lex tersenyum tipis,ia pun berbaring disamping Zayyan,ia tidak melepaskan tangannya dari tubuh adiknya karena takut Zayyan akan terbangun lagi.

"Selamat malam...Zayyan..."










Mata Lex terbuka langsung,ternyata hanya mimpi pikirnya,ia langsung beranjak bangun namun hanya dalam posisi duduk,kepalanya masih terasa pusing karena bangun tidur.

Ia melihat sekeliling,ia baru teringat kalau sudah seminggu ia menginap di kamar pasien Zayyan.

Menoleh kesamping,ia mendapati Zayyan yang masih tertidur lelap diatas kasur pasiennya,senyuman tipis terukir diwajah tampan Lex sebelum dirinya beranjak bangun dari sofa dan melangkah pergi,ia harus latihan hari ini.

Disaat melewati lorong rumah sakit,Lex melihat seseorang yang familiar,dan orang itu ternyata juga merasa familiar pada Lex.

"Ah,anda hyungnya Zayyan kan?" tanya orang tersebut membuat Lex mengangguk.

"Nama saya Shin Aera,saya teman sekolah Zayyan" ucap Aera dengan senyuman ramah.

Lex berpikir sejenak,berusaha mengingat orang ini hingga ia akhirnya ingat,Zayyan pernah bercerita kalau ia menyukai seorang wanita yang bernama Shin Aera,ternyata wanita ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

•My Brother In The Same Grup• { Xodiac }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang