300

916 90 2
                                    

Rava sampai apartemennya sudah pukul 10 malam, telat satu jam dari yang diperkirakannya tadi. Setelah memasuki unitnya Rava bisa melihat jika ruang tengah unitnya sudah diganti dengan lampu temaram yang mengatikan Sabila wanitanya mungkin sudah terlelap.

Rava melangkah kedapur membuka kulkas dan mengambil satu botol air mineral yang langsung ia teguk sampai habis. Seharian ini ia berada diruang publik lebih tepatnya dibengkel yang baru saja akan diresmikan esok hari.

"Kok baru pulang?"

Rava terperanjat kaget saat mendengar suara itu. Ia memutarkan tubuhnya dilihatnya sang wanita sudah berdiri menyenderkan tubuhnya pada meja makan sambil bersidekap dada.

"Sayang maaf, tadi ketemu bang Denis dulu" jawab Rava sambil menjlan mendekat pada Sabila.

"Gak usah pegang-pegang, mending mandi badan kamu udah lengket banget itu"

"Kamu marah?"

"Di segi mana sih marahnya er? Buruan mandi deh abis itu jelasin. Aku udah ngantuk" dengus Sasa laju berjalan kearah sofa didepan Tv.

Rava mengikuti dibelakangnya, saat Sabila sudah duduk diatas sofa ia mencuri kecupan dipipi wanitanya dari belakang.
"Aku mandi dulu, jangan maju-maju gitu bibirnya buat aku pengen nerkam aja"

"Dasar mesum" ucap Sabila sambil melempar bantal sofa kearah Rava yang sudah melesat masuk kamar.

****
Sabila kembali kearah sofa sambil membawa dua gelas dalam nampan, satu berisi teh untuk Rava dan satu lagi berisi greentea panas untuk dirinya sendiri.

"Loh kok teh sayang?"

"Kamu besok ada kegiatan pagi kan? Gak usah aneh-aneh deh"

Rava tetap menyeruput teh hangat itu walaupun sambil mendengus kesal.
"Kamu udah makan?"

"Kamu belum makan?"

"Makanan yang kamu pesenin tadi siang aja masih ada dikulkas er, yang bener aja masih nanya aku udah makan apa belum"

"Sensi banget kayak masker" ujar Rava menjawil hidung Sabila.

"Hisss, udah makan belum?"

"Udah sayang"

"Kapan?"

"Tadi siang"

"Er yang bener aja!"

"Kan kamu cuma nanya udah makan apa belum el"

"Ck yaudah tunggu disini aku angetin makanannya dulu"

"Gak usah sayang, katanya mau denger penjelasan aku?"

"Ya abis makan aja, aku gak mau nanti dimarahin sama ravteam kalau kamu pingsan malem ini gara-gara gak aku kasih makan"

"Lucu banget sih, ngomel tapi masih perhatian" ucap Rava lagi kali ini mencubit kedua pipi Sabila.

"Erron sakit!"

"Haha iya iya maaf"

"Tunggu, aku angetin dulu"

"Aku tunggu sambil ngerokok boleh?"

"Nnati abis makan ngerokok lagi, nanti ajalah"

"Enggak sayang, abis makan makan permen aja nanti"

"Emang ada permennya?"

"Ada"
"Dibibir kamu"

"MESUM"

Setelah kembali melemparkan bantal sofa kearah Rava Sabila langsung melesat kearah dapur untuk menyiapkan makanan untuk lelakinya. Sedangkan Rava sudah berjalan kearah balkon.

Hay geng, ini masi panjang ya lanjutannya.
Boleh dibaca by PDF harganya 5k.
Boleh tf ke nomer 085722845489 dan kirim buktinya kenomer 0895388230007
Thankyou <3

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OsadhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang