Rava baru saja selesai memandikan Kalendra saat pintu kamar anaknya itu terbuka dari luar dan disana terlihat Sabila yang akan masuk.
"Udah bangun sayang?"
Sabila tak mengeluarkan suara namun ia menjawab pertanyaan Rava dengan anggukan kepalanya. Ia mendekat kearah ranjang dimana Rava dan Kalendra berada.
"Biar aku aja yang gantiin baju Kale, kamu mandi aja"
"Gapapa sayang, kamu liatin aja aku aja yang gantiin baju Kale"
"Kenapa? Kamu gak percaya aku bisa ngurus anak aku sendiri?"
"El gak kesana arahnya"
"Aku bisa kok ngurus anakku, aku tau aku bukan istri dan ibu yang sempurna kayak wanita diluaran sana, tpi kalau cuma gantiin baju aku bisa kok"
"Gak ada manusia yang sempurna sayang, dan aku ngelarang kamu buat gantiin baju ale karena kamu bangun tidur terus masih keliatan lemes juga, aku cuma mau kamu istirahat sayang"
"Aku gak sakit, kenapa harus istirhat?"
"Oke, ini kamu yang gantiin baju Kale. Aku bikinin susunya dulu biar abis itu Kale tidur dan aku mau ngobrol sama kamu" ucap Lian sambil menyerahkan Kalendra ke Sabila.
Sabila menatap lekat Lian setelah Kalendra berada dalaam gendongannya.
"Aku buat salah?" tanyanya.
"Aku gak ada ngomong gitu"
"Terus kenapa kamu ngomongnya ketus? Kamu bosen sama aku?"
"Gak usah nyimpulin yang aneh-aneh"
"Kamu capek ngadepin aku?"
Rava menghela nafas, ia berdiri lalu mengecup ujung kepala Sabila yang duduk dipinggir ranjang.
"Stop overthinking sayang. Aku gak akan pernah bosen dan capek, aku buatin susu terus mandi dulu. Aku juga nyiapin air hangat buat kamu mandi ya, setelah itu kita ngobrol ya sayang. I love you more Elania" ujar Rava dan meninggalkan kecupan lagi namun kini dibibir Sabila sebelum ia beranjak.
****
Sabila menyusul Rava yang berada dibalkon setelah ia menyelesaikan mandi air hangatnya dan menyempatkan mengintip Kalendra yang tertidur dikamarnya. Anak lelaki itu bak mengerti keadaan kedua orang tuanya. Selama mereka berdiam diri diapartemen Kalendra tidak pernah rewel, justru anak lelki itu selalalu menghamburkan tawanya setiap bercengkrama dengan Sabila dan juga Rava. Dan lagi anak lelaki itu seolah paham jika kedua orangtua sedang dalam keadaan tidak baik saja, ia pasti akan mudah tertidur jika Rava atau Sabila memintanya untuk tidur dan berkata jika mereka akan mengobrol lebih dulu.Kalendra, anak lelaki itu mungkin sudah terbiasa hidup mandiri selama dipanti asuhan dn bergabung dengan teman seumurannya lainnya, dan anak lelaki tampan serta anteng itu tak pernah menyusahakan Sabila maupun Rava karena rengekannya. Entahlah, mental Kalendra sudah sangat terbentuk sedari bayi.
Rava mematikan putung rokoknya yang masih tersisa setengah saat melihat kehadiran Sabila.
"Udah ngecek Kale?"
Sabila menganggukan kepalanya sebagai jawaban.
"Yaudah sini" Rava menepuk pahanyameminta Sabila duduk disana.
"Ada kursi, ngapain aku harus duduk dipangkuan kamu?"
"Kursinya berjarak sayang, aku pengen deket sama kamu"
"Kamu gak lagi modus kan?"
"Astaga souzon banget, lagian kalau aku modus juga sama istri sendiri ini" ujar Rava sambil mengedipkan sebelah matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Osadha
Teen FictionCerita fullnya ada di X https://x.com/callmebunaa/status/1842167760048292074?t=n7aaRh_7tZOzDMPjJrT4sg&s=19