Rangkaian pemakaman Kalendra Dhipta Baihaqi putra pertama Rava dan Sabila sudah selesai.
Dari tengah malam Kale dinyatakan meninggal kedua orangtuanya tak ingin membawa Kale dibawa kerumah duka, padahal pihak rumah sakit sudah mengizinkan jika memang Kale mau dibawa pulang. Namun Rava menolak mentah-mentah, ia bahkan bicara jika rela membayar lebih kepihak rumah sakit agar anaknya itu bisa diurus sampai selesai dirumah sakit saja.Bukan Rava tak mau membawa Kalendra pulang agar setidaknya ia bisa lebih lama melihat tubuh anaknya. Namun keadaan yang membuat Rava memilih membiarkan Kale dirumah sakit, karena tidak mungkin Kale dibawa keapartemen mereka. Dan lebih tak mungkin jika putranya itu disemayamkan dulu dikediaman orangtuanya atau orangtua Sabila.
Berita duka itu jelas sudah didengar oleh kedua orangtua mereka, karena kecerobohan Gazala lagi yang langsung memosting tentang kematian Kalendra diinstastory instagram yang otomatis langsung menajadi bahan perbincangan publik meski sudah ditake down oleh Gazala.
Ini karma buat kamu Rava karena sudah berani melanggar peraturan papa. Kamu bukan cuma kehilangan semua fasilitas dan pekerjaan kamu, tapi kamu juga kehilangan anak haram itu.
Begitulah pesan yang diterima oleh Rava dari papanya dini hari.
Rava tidak punya tenaga untuk meladeni pesan sang ayah, ia memilih fokus untuk pemakaman putranya.Tapi karena kecerobohan Gazala itu membuat Aldi, Bastian dan Izora serta bang Denis dan istrinya datang kerumah sakit untuk sekedar memberi ungkapan bela sungkawa, bahkan mereka juga ikut untuk menyolatkan Kalendra subuh tadi.
Rava meminta bantuan bang Denis agar pemakaman putranya itu tak sampai ditelinga media dan untungnya berhasil.
Disinilah mereka sekarang, didepan gundukan tanah merah basah dimana anaknya dimakamkan Rava dan Sabila duduk bersimpuh berhadapan didepan makam putranya.
Sabila tak terlihat menangis lagi, tapi wajah wanita itu sudah sangat pucat, matanya membengkak. Sedangkan Rava lelaki itu belum sama sekali terlihat menangis.
"Dek udah yuk kita pulang" ajak Tia istri bang Denis yang berada dibelakang Sabila.
Sabila menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
"Rav gabaik berlarut-larut kayak gini, kalau lu lemah juga siapa yang bakal nguatin Sabila" ujar Bang Denis yang juga berada dibelakang Rava.
"Kak pulang dulu yuk, besok kita kesini lagi. Dari kemarin kakak belum tidur kan, kakak juga gak mau makan. Muka kakak udah pucet banget" kali ini Gazala yang mencoba merayu Sabila.
"Bil pasti Kale juga gak suka kalau liat mimanya sedih terus gini" ujar Izora mencoba memberi pengertian pada Sabila juga.
Sabila masih diam tak merespon apapun, justru wanita itu malah menjatuhkan tubuhnya keatas makam Kalendra dan kembali menangis histeris.
Semua yang melihat itu bisa merasakan betapa sakitnya Sabila kehilangan putranya itu, termasuk Rava. Sedari tadi malam ia dan Sabila belum sempat lagi untuk mengobrol, Sabila yang terus menangis dan memilih menumpahkan sakitnya dalam pelukan Gazala, dan Rava yang seakan masih tak percaya dengan fakta kematian putranya itu memilih diam dan fokus dengan pengurusan jenazah putranya.
Rava menghela nafas panjang lalu mencium nisan putranya.
"Mas baba pulang dulu ya, baba janji besok kesini lagi"Lalu ia bangkit melangkah mendekat pada wanitanya dan ikut duduk disampingnya. Rava merangkul Sabila, membawa wanita itu untuk bangkit.
Sabila menurut ia bangun menatap lekat wajah lelakinya, sedangkan wajahnya penuh dengan jejak air mata yang langsung dihapus oleh Rava dengan ibu jarinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Osadha
Novela JuvenilCerita fullnya ada di X https://x.com/callmebunaa/status/1842167760048292074?t=n7aaRh_7tZOzDMPjJrT4sg&s=19