Langit malam penuh bintang menjadi atap perjalanan mereka. Udara dingin menyelimuti, tetapi langkah mereka tetap mantap. Setelah perjalanan panjang yang menegangkan, suasana di antara mereka akhirnya terasa sedikit lebih santai.Jungwon berjalan di tengah kelompok, mencoba mengikuti langkah mereka yang lebih cepat. Sesekali, ia mencuri pandang ke arah Sunoo yang terus berceloteh di sampingnya. Vampir itu tampaknya tidak pernah kehabisan energi, meski jelas terlihat bahwa ia juga lelah.
“Jungwon, kau tahu tidak,” Sunoo tiba-tiba berkata, menoleh dengan senyum lebar. “Jake pernah tersesat selama dua jam di hutan karena salah membaca peta. Dan itu terjadi… di siang hari!”
Jake, yang berjalan di depan, langsung berhenti dan menoleh dengan mata menyipit. “Aku dengar itu, Sunoo.”
Sunoo terkikik sambil menutup mulutnya. “Yah, aku hanya ingin membangun suasana. Kau tahu, cerita lucu untuk menghilangkan ketegangan.”
Jungwon tidak bisa menahan tawanya. “Benarkah itu, Jake? Bagaimana bisa kau tersesat?”
Jake menggaruk tengkuknya dengan ekspresi sedikit malu. “Itu bukan salahku sepenuhnya! Peta itu rusak, dan—dan aku tidak sadar bahwa aku membaca petanya terbalik.”
“Terbalik?” Sunghoon ikut bergabung dalam percakapan, nada suaranya penuh tawa yang ditahan. “Kau membaca peta terbalik dan kau pikir itu hal biasa?”
Jake mendesah panjang, memilih untuk tidak menjawab. Jungwon melihat ekspresi malu-malu Jake, dan ia tidak bisa menahan tawa lagi. Gelak tawanya menggema di hutan, membawa suasana yang lebih ringan di antara mereka.
“Baiklah, cukup dengan cerita masa lalu,” kata Jake akhirnya. “Sunoo, jika kau ingin berbicara tentang kesalahan orang lain, aku punya cerita tentangmu.”
Sunoo langsung berhenti tertawa. “Oh tidak, Jake. Jangan mulai.”
Jake tersenyum jahil. “Kau ingat saat kita menyusup ke toko buku di tengah malam? Kau bilang itu ide yang bagus untuk mencari informasi. Tapi kemudian—”
“Berhenti!” Sunoo hampir melompat ke arah Jake, berusaha menutup mulutnya. “Jangan kau ceritakan itu!”
“Kenapa tidak? Mereka pasti ingin tahu bagaimana kau tersangkut di jendela toko selama hampir satu jam karena kakimu tidak bisa keluar!”
Gelak tawa meledak lagi, kali ini dari Jay dan Ni-ki yang biasanya lebih pendiam. Bahkan Heeseung, yang biasanya serius, terlihat tersenyum kecil sambil menggelengkan kepala.
“Bagaimana bisa kau tersangkut di jendela?” tanya Jungwon dengan nada tak percaya.
Sunoo menutupi wajahnya dengan tangan. “Itu kecelakaan! Aku tidak sengaja menyenggol rak buku, dan semuanya berjatuhan. Aku panik dan mencoba keluar, tapi jendelanya terlalu kecil. Sudah, jangan dibahas lagi!”
“Tentu saja,” kata Jake sambil tertawa. “Tapi kau harus mengakui, itu adalah momen yang tak terlupakan.”
Perjalanan mereka berlanjut dengan lebih banyak cerita dan tawa. Bahkan Ni-ki, yang biasanya menjaga sikap serius, akhirnya bergabung dalam percakapan. Ia menceritakan bagaimana ia pernah mencoba menakut-nakuti Sunghoon di tengah malam, hanya untuk berakhir dikejar dengan tongkat kayu.
“Kau pantas mendapatkannya, Ni-ki,” kata Sunghoon dengan nada setengah bercanda. “Aku tidak akan membiarkanmu lolos begitu saja setelah mencoba membuatku hampir jatuh dari pohon.”
Ni-ki hanya menyeringai, merasa puas karena cerita itu kini menjadi bahan tawa.
Saat malam semakin larut, mereka memutuskan untuk berhenti sejenak di sebuah area kecil yang dikelilingi pohon-pohon besar. Tempat itu terasa cukup aman, dan mereka memutuskan untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan ke tujuan berikutnya.
Jungwon duduk di sebuah batu besar, mengusap kakinya yang mulai pegal. Sunoo mendekat dengan membawa sebotol air.
“Minumlah,” kata Sunoo sambil menyerahkan botol itu. “Kau terlihat kelelahan.”
“Terima kasih,” jawab Jungwon sambil tersenyum kecil. Ia meneguk air itu perlahan, merasa segar kembali meski hanya sedikit.
Di sisi lain, Jay dan Heeseung sedang berbicara serius tentang rencana perjalanan mereka. Sementara itu, Sunghoon terlihat mencoba mengajari Ni-ki cara membuat api unggun kecil.
“Tidak seperti itu, Ni-ki,” kata Sunghoon dengan sabar. “Kau harus menyusun kayunya seperti ini.”
Ni-ki mengerutkan kening. “Tapi kenapa harus repot-repot? Kita bisa saja menyalakan api dengan kekuatan kita.”
“Ya, tapi kita perlu belajar melakukannya secara manual. Bagaimana kalau suatu hari kita tidak bisa menggunakan kekuatan kita?”
“Kalau begitu, kita akan makan makanan mentah,” jawab Ni-ki dengan polos, membuat Sunghoon menghela napas panjang.
Jungwon yang mendengar percakapan itu hanya tersenyum kecil. Ia merasa ada sesuatu yang sangat manusiawi dalam momen-momen seperti ini, meskipun mereka semua adalah vampir.
Sunoo duduk di sebelahnya, ikut memperhatikan interaksi antara Sunghoon dan Ni-ki. “Mereka selalu seperti itu. Sunghoon mencoba menjadi guru yang baik, tapi Ni-ki selalu punya cara untuk membuatnya frustrasi.”
“Aku rasa itu membuat semuanya lebih hidup,” jawab Jungwon. “Kalian semua punya cara sendiri untuk saling melengkapi.”
Sunoo tersenyum, menepuk pundak Jungwon pelan. “Dan kau adalah bagian dari itu sekarang. Kau membawa sesuatu yang berbeda untuk kami. Sesuatu yang membuat kami ingin bertahan, meskipun dunia ini begitu sulit.”
Kata-kata Sunoo membuat Jungwon terdiam sejenak. Ia tahu apa yang dikatakan Sunoo berasal dari hati, dan itu membuatnya merasa sedikit lebih ringan.
Malam itu berlanjut dengan tawa dan cerita, tanpa gangguan atau ancaman. Mereka tahu bahwa tantangan masih menanti di depan, tetapi untuk malam itu, mereka memilih untuk menikmati momen sederhana bersama.
Di bawah sinar bulan yang redup, keluarga kecil itu menemukan alasan untuk tetap berjalan, meskipun jalan mereka dipenuhi kegelapan. Dan di tengah mereka, Jungwon duduk dengan senyum kecil di wajahnya, merasa bahwa untuk pertama kalinya, ia tidak lagi sendirian.
---
Halo semua! Akhirnya aku bisa update lagi, hehe. Semoga chapter kali ini bisa menghibur kalian. Sampai jumpa di next chapter!
KAMU SEDANG MEMBACA
Lumen in Tenebris
FanfictionDi tengah kegelapan kota kecil yang dikelilingi misteri, Jungwon, seorang pemuda biasa, terjebak dalam dunia vampire yang mempesona dan berbahaya. Ketika enam vampire yang menawan menargetkan dirinya, Jungwon mendapati dirinya berada di antara merek...