Naruto menatap pantulannya di cermin. Matanya sembab, bibirnya bengkak, sekujur tubuhnya dipenuhi bercak yang ditinggalkan ayah mertuanya.
"kau terlihat begitu cantik, Naruto ku"
Bisik Fugaku tepat ditelinganya. Naruto menggigil menahan amarah sekaligus takut. Tubuh telanjangnya digerayangi tanpa henti. Tatapan mata fugaku yang tertuju padanya membuat naruto tak bisa berkutik.
"Sasuke pasti senang, sebentar lagi dia akan menjadi seorang ayah. Sayang sekali anak ini adalah darah dagingku, bukan miliknya"
Naruto terisak. Tangisnya tak lagi terbendung. Ya, ia sedang hamil. Sayangnya, ini bukan anak suaminya melainkan anak mertuanya. Hatinya begitu dilema, satu sisi dia begitu putus asa tapi disisi lain inilah yang diinginkan sasuke. Harapan terbesar sasuke.
Anak, sasuke selalu menginginkannya. Yang tidak sasuke ketahui adalah bahwa sampai kapanpun dirinya tidak akan bisa memiliki seorang anak. Sasuke mandul. Fugaku menyimpan rahasia itu rapat, sebab menurutnya itu sebuah aib yang memalukan bagi keluarga bermartabat seperti Uchiha . Tapi ternyata hal yang ia anggap sebagai aib itu rupanya kini menjadi senjata ampuh untuk mengikat Naruto disampingnya.
Cup
"Kau tidak boleh egois sayang. Ini adalah anak yang begitu didambakan sasuke. Kenapa kau malah menangis?"
Fugaku tidak bodoh. Dia tau mengapa Naruto menangis. Ia hanya ingin mengolok-olok lelaki pirang itu. Menegaskan bahwa anak itu yang akan membuat sasuke bahagia. Dan hanya Fugaku yang bisa memberikannya.
Tangis Naruto semakin kencang. Kedua tangannya merapat, menutupi wajahnya yang basah dan terasa panas. Semua yang dialaminya bukan hanya memalukan tapi juga memuakkan.
Fugaku terkekeh.
"Sayangku, kau tak perlu menangis. Bagaimanapun anak ini, anak kita. Tapi tenang saja. Aku rela membaginya dengan sasuke. Aku bahkan tidak keberatan jika kelak anak ini memanggilnya ayah. Namun kau harus menepati janjimu"
Punggung Naruto bergetar. Kata-kata Fugaku begitu mengusik pikirannya. Dia harus membagi tubuh dan juga hatinya diantara sasuke juga Fugaku. Membiarkan hatinya dicabik dan tubuhnya digagahi demi memenuhi keinginan gila Fugaku sebagai ganti agar keinginan sasuke terpenuhi.
"Ssssttt jangan terlalu sedih, kasihan anak kita. Kau harus beristirahat"
Tanpa menunggu jawaban, Fugaku menggendong Naruto lalu menidurkannya diatas ranjang. Sebelum menyelimuti tubuh telanjang sang menantu, Fugaku mengusap pelan perut Naruto yang sedikit buncit lalu mengecupnya dan berbisik penuh kemenangan.
"Tumbuhlah dengan baik, aku tidak sabar bertemu denganmu, anakku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Milikku
FanfictionIni cerita punya @boojaebaby hayati pub disini atas permintaan dia karena dia berhenti nulis