"Bagaimana kalau Naruto ikut denganku ke Tokyo? Dia bisa tinggal bersamaku dan kuliah disana" ujar Fugaku pada iruka suatu hari.
Selama satu bulan berinteraksi dengan Iruka dan juga Naruto membuat hari-hari Fugaku terasa meriah. Seringkali Naruto dan tingkah jenakanya membuat Iruka emosi dan mengamuk. Tapi ada saja akal anak itu membuat ayahnya luluh dan berhenti mengoceh. Fugaku dibuat terkesima dengan tingkah ajaib Naruto. Entah bagaimana, timbul rasa sayang pada bocah bandel nan jenaka itu.
"Mana bisa begitu, nanti dia merepotkanmu"
"Tidak akan, Naruto anak baik. Dia anakmu dan juga Kakashi, mana mungkin aku kerepotan"
Iruka bingung. Ia ingin Naruto punya masa depan yang bagus. Tidak tertahan di desa kecil ini dan menghambat perkembangannya. Tapi ia khawatir membiarkan Naruto sendirian ditempat asing.
Bagaimana jika ia terbawa pergaulan bebas di kota? Atau yang lebuh parah, ia dimanfaatkan orang lain karena sifatnya yang terlalu polos? Iruka rak mau hal buruk menimpa putra satu-satunya.
"Bagaimana dengan Mikoto dan anak-anak mu?"
"Mereka masih berada di luar negri, entah kapan mereka kembali"
Kondisi rumah tangga Fugaku dan Mikoto tidak bisa dikatakan baik tapi tidak juga bisa dikategorikan buruk. Semuanya biasa saja bagi Fugaku. Maka, saat Mikoto pergi demi mengobati sakit putra bungsu mereka Fugaku tidak keberatan sama sekali. Dengan tegas Fugaku berkata tak bisa sering mengunjungi mereka karena urusan pekerjaan.
"Entahlah, anak itu terkadang menjengkelkan. Bagaimana kalau dia berbuat onar dan mengganggu?"
"Tenang saja. Selama Mikoto pergi aku tinggal di apartemen. Jaraknya sangat dekat dengan sebuah universitas. Naruto busa kuliah disana. Kau bisa mempercayakan semuanya padaku"
Pada akhirnya setelah sekian lama berpikir Iruka menyetujui saran Fugaku. Bagaimanapun ia ingin Narutonya sukses. Ia ingin Naruto memiliki kesempatan yang sama besar dengan anak-anak lain. Lagi pula ia bisa tenang dan mempercayakan keselamatan Naruto pada sahabatnya.
Oh, betapa salahnya pemikiran Iruka itu.
..
.
.
.
.
.
Waktu terus berputar. Tidak terasa sudah dua bulan lebih Naruto tinggal bersama Fugaku di apartemen miliknya. Selama itu pula Fugaku merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya setiap kali berinteraksi dengan Naruto. Ada debaran asing yang terasa tiap kali Fugaku berhadapan dengan Naruto.Mereka selalu sarapan bersama. Fugaku akan mengantar Naruto kuliah sambil ia berangkat kerja. Dan seringkali ia pulang cepat agar bisa makan malam bersama Naruto. Selama dua bulan rutinitas itu terasa istimewa bagi Fugaku. Padahal dulu bersama istri dan anaknya sendiri Fugaku selalu pulang dan pergi sesuka hati tanpa memikirkan anggota keluarganya yang lain.
"Bagaiman kuliahmu hari ini, Naruto?" tanya Fugaku disela makan malam mereka.
"Semuanya berjalan lancar, paman. Aku juga sudah punya banyak teman sekarang" Jawab Naruto ceria disela kunyahannnya.
Syukurlah, batin Fugaku. Mulanya Naruto terlihat canggung padanya. Selalu kikuk dan malu-malu jika ia tanya. Sekarang mereka bahkan bisa bercengkerama sembari menyantap makanan bersama.
"umm, paman. Sebenarnya besok salah seorang temanku akan mengadakan pesta. Apa boleh aku ikut?"
Fugaku terdiam. Entah mengapa ia sejujurnya keberatan. Fugaku lebih senang jika Naruto langsung pulang selepas kuliahnya selesai dan menghabiskan waktunya di rumah bersama dengannya. Tapi ia tidak mungkin melarang Naruto bergaul dengan teman sebayanya.
"Baiklah, tapi tidak boleh pulang terlalu malam dan kau harus selalu mengaktifkan ponselmu agar paman bisa selalu menghubungimu"
"siap!! Terima kasih paman!!"
Senang sekali rasanya melihat senyum bahagia diwajah Naruto. Seakan, hatinya akan bahagia jika melihat Naruto bahagia dan sebaliknya akan sedih jika melihat anak itu bersedih. Fugaku tidak mengerti, belakangan hatinya terasa begitu ringan dan ia merasa sifat kerasnya sedikit melunak. Mungkin ini semua karena Naruto, ya karena ia begitu menyayangi Naruto maka tanpa sadar ia memperlakukan pemuda itu begitu istimewa.
Saat itu, Fugaku belum sadar bahwa rasa sayang yang ia rasakan pada Naruto bukanlah rasa sayang biasa pada umumnya.
Fugaku yang tidak pernah tahu dan tidak pernah merasakan apa itu cinta tidak sadar bahwa rasa sayang yang ia rasakan itu tidak normal. Rasa sayang yang kelak akan membuatnya menjadi seorang lelaki yang kejam dan tak segan melakukan segala cara untuk membelenggu Naruto agar selalu berada disisinya.
Hehehe siap-siap bestie, mulai dari sini cerita akan semakin menarik
KAMU SEDANG MEMBACA
Milikku
FanfictionIni cerita punya @boojaebaby hayati pub disini atas permintaan dia karena dia berhenti nulis