4

153 14 6
                                    

"Ayah, ibu ini Naruto, kekasih sekaligus calon istriku. Aku sengaja membawanya hari ini untuk diperkenalkan pada kalian"

Senyum Fugaku dan Naruto luntur secara bersamaan. Mereka sama-sama terkejut, tak menyangka akan kembali dipertemukan dalam kondisi tak terduga sebagai calon menantu dan mertua.

Mikoto yang tidak menyadari ketegangan diantara Fugaku dan Naruto tersenyum ramah menyambut kedatangan Naruto. Sasuke tak pernah memperkenalkan siapapun sebelumnya. Keberadaan Naruto tentu begitu membahagiakan bagi Mikoto.

"Kau sangat manis, nak. Sasuke sering sekali bercerita tentangmu. Senang rasanya kita bisa bertemu"

Kehadiran Naruto begitu disambut. Mikoto tak akan pernah mengira bahwa diantara calon menantu dan suaminya pernah terjalin hubungan terlarang.

"Suamiku, sudah lama sekali sejak terakhir aku melihat Sasuke sebahagia ini. Kelihatannya anak itu baik dan lugu. Mereka terlihat begitu serasi" bisik Mikoto pada Fugaku.

Fugaku masih menata Naruto datar, namun hatinya jelas terasa panas. Namun tak ada satupun diantara Mikoto maupun Sasuke yang menyadari tatapan yang Fugaku layangan pada Naruto. Sepasang ibu dan anak itu terlalu larut dalam obrolan hangat.
Hanya Naruto yang sadar bagaimana perlahan  mata tajam Fugaku memicing lalu menatapnya begitu intens.

"Benar" Fugaku menyeringai "Mereka sangat serasi"

Sasuke dan Mikoto sibuk membicarakan banyak hal tentang apa saja yang harus dipersiapkan untuk pernikahan Sasuke dan Naruto. Mikoto sempat terharu ketika mendengar bahwa Naruto hidup sebatang kara. Tidak ada keberatan sama sekali dari Mikoto ketika mengetahui latar belakang Naruto yang tumbuh di panti asuhan lalu diadopsi. Baginya kebahagiaan putranya adalah hal paling utama. Selagi Naruto bisa membahagiakan Sasuke, Mikoto tak peduli dengan hal apapun. Sesekali Naruto menimpali pertanyaan yang dilontarkan Mikoto dan sasuke dengan gugup dan mengundang tawa kecil dari mikoto dan sasuke.

Baik Mikoto maupun Sasuke tak ada yang sadar jika Fugaku lebih pendiam dari pada biasanya dan tatapan matanya sekalipun tak pernah berpaling dari naruto seperti predator yang mengintai mangsanya.
.

.

.

.

.
"ttolongh.. Ukh... Sakit"

Naruto merintih kesakitan  ketika surai Pirangnya dijambak Fugaku. Mereka tengah berada di toilet ditempat pertemuan keluarga sedang berlangsung. Fugaku mengikuti Naruto yang izin ke toilet dan beralasan bahwa dirinya ingin merokok.

"Naruto, aku tidak menyangka kita akan bertemu lagi"

Naruto ingin berontak tapi cengkeraman dirambutnya sangat kuat. Naruto meringis, matanya menatap sosok Fugaku yang kini terlihat begitu marah dihadapannya. Tatapan mata Fugaku begitu menusuk, membuatnya gemetar ketakutan.

"Tuan, tolong, jangan seperti ini"

Fugaku terkekeh. Emosinya semakin naik mendengar panggilan tuan dari bibir yang dulu selalu ia cumbu itu.

"Kenapa tidak? Kita bahkan pernah melakukan hal yang lebih intim dari ini"

Fugaku mendorong tubuh Naruto sampai menabrak dinding. Tangannya tak lagi menjambak rambut Naruto melainkan berusaha melucuti satu persatu kain kemeja berwarna biru yang melapisi tubuh ramping Naruto. Sementara itu lututnya menggesek selangkangan Naruto kasar.

"Tidak-

"Berteriaklah, agar sasuke, istriku dan semua orang  melihat siapa sebenarnya dirimu"

Naruto tertegun. Ia tak bisa berteriak dan meminta tolong sekarang. Ia tak mau Sasuke dan ibunya melihat ia dan ayah sasuke dalam keadaan yang mencurigakan seperti ini. Rencana pernikahan mereka bisa batal dan lebih gawatnya Sasuke pasti akan membencinya.

"Tidak tuan, tolong. Jangan seperti ini. Semuanya sudah berubah. Aku sekarang calon istri Sasuke"

Tangan Fugaku yang melucuti baju Naruto terhenti lalu mengepal tak terima mendengar perkataan naruto.

"Aku mencarimu selama ini tanpa lelah dan berharao kita akn dipertemukan suatu hari nanti. Apa ini balasanmu atas cinta dan kesetianku?!"

"Maafkan aku tuan, aku mencintai sasuke"

"Dia putraku!" Fugaku menatap naruto tajam "Jangan-jangan semua ini hanya  akal-akalanmu untuk menjebak ku dan juga Sasuke"

Naruto menggeleng cepat.

"Tidak tuan, aku bahkan tidak tau sasuke putra anda. Aku bertemu dengannya ketika sedang bekerja di luar kota, jika aku tau dia putra anda aku tidak akan berani mensekatinya"

"Penipu!!"

Duagh

Naruto memekik tatkala tangan Fugaku menghantam tembok tepat disebelah kepalanya. Tubuhnya merosot ke lantai menggigil ketakutan melihat amarah fugaku yang meledak-ledak. Sosok Fugaku yang ia kenal tak seperti ini. Fugaku dalam ingatannya adalah seorang pria yang begitu lembut dan pengertian bukan pria kasar dan temperamen seperti sekarang ini.

Fugaku tak terima. Setidaknya jika itu orang lain, Fugaku bisa mengerti. Tapi lain ceritanya jika itu putranya sendiri. Apalagi mereka akan menikah dan terikat sebagai keluarga. Tidak! Fugaku tidak rela. Ia masih sangat mencintai Naruto, keinginannya untuk memiliki pemuda surai pirang itu masih begitu kuat.

Tangan fugaku menarik naruto, memaksanya berdiri lalu mencengkram rahangnya erat.

"Baiklah jika itu maumu. Menikahlah dengan sasuke" Fugaku mencium tengkuk naruto dan menghirup dalam aroma tubuh yang begitu dirindukannya itu. "Tapi ingatlah Naruto, hidupmu tak akan pernah tenang. Aku tidak akan pernah melepaskanmu"

Ada beberapa part yang Hayati tambahin ya, jeje bilang hayati boleh edit sesuai keinginan, semoga kalian tetap suka yaaaaa

MilikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang