3

205 23 5
                                    

Sasuke tersenyum lebar sambil mengusap  hasil USG yang baru saja dibawakan ibunya. Disebelehnya, sang ibu tak kalah bahagia. Matanya terlihat berkaca-kaca menatap haru putranya yang sedang terbaring sakit terlihat begitu semangat.l dan nampak lebih sehat.

"Suamiku, lihat itu. Akhirnya putra kita bisa tersenyum"

Mikoto mengusap pelan bahu Fugaku meminta agar suaminya itu turut menyaksikan binar kebahagiaan dimata sasuke. Fugaku tersenyum tipis lalu mengangguk pelan melihat reaksi sasuke.

"Dimana istri ku? Kenapa dia tidak datang bersama ayah?"

Tanya sasuke pada Fugaku yang kini tengah duduk tenang di soffa sambil sesekali memperhatikan ponselnya.

"Dia sedang tidur" jawab Fugaku singkat.

Dahi sasuke mengernyit, begitupun Mikoto. Mereka secara bersamaan memperhatikan Fugaku.

"Istrimu masih hamil muda. Dia sering mual dan sensitif terhadap bau yang menyengat, jadi ayah menyuruhnya beristirahat"

Tiba-tiba saja Sasuketertunduk murung. Sudah seminggu lebih ia dirawat dan selama itu pula ia belum bertemu langsung dengan istrinya. Tentu saja mereka sering berkomunikasi lewat telepon atau bahkan video call tapi rasanya itu tidak cukup. Sasuke merindukan kehadiran sang istri disampingnya.

"Aku ingin pulang" ujar sasuke semangat.

"tidak" tolak Fugaku tegas

Mikoto ingin menyela, sebagai seorang ibu ia tahu betul apa yang diinginkan anak bungsunya. Tapi belum sempat Mikoto bersuara, Fugaku kembali bicara.

"Tunggu sampai kau benar-benar pulih. Ingatlah Sasuke , Naruto sedang hamil kau harus sehat jika ingin mendampinginya"

"Ayahmu benar, sasuke. Lebih baik kau memulihkan kondisimu. Biar ibu yang merawatmu sampai pulih dan ayahmu yang akan menjaga Naruto selama kita berada disini"

Sasuke tersenyum pahit. Berat rasanya jika ia harus tinggal lebih lama lagi di rumah sakit, tapi perkataan orang tuanya memang benar. Ia harus sehat agar bisa mendampingi istrinya yang sedang hamil muda.

"Baiklah, aku mengerti. Aku minta maaf sudah merepotkan ayah dan ibu. Dan ayah, terima kasih sudah menjaga istriku selama aku di rumah sakit"

Fugaku tersenyum penuh arti lalu menatap istri dan putra bungsunya bergantian.

"Tak masalah, apapun untuk keluargaku"

MilikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang