Hasan akhirnya mengajak para bocil ke mall besar yang kemarin, soalnya KF* disana lengkap sekalian makan malam
Para kembar Wicaksono setelah makan bukannya mau pulang malah ngajak ke Timezone. Hasan pun pasrah saja sekalian mereka main bareng, toh udah lama nggak ketemu
Mereka main-main disana lumayan lama. Ada yang main masukin bola basket, ada yang main motor-motoran, ada yang capit boneka, dan banyak lagi..
" Naik Rollercoaster yuk! " Ajak Hasan setelah bosan bermain capit boneka, nggak dapet-dapet
" Emang anak kecl boleh? "
" Disini minimal tinggi 110( ngarang) , kalian kan 114cm"
" Mau coba! "
" Ayo ayo! "
" Nggak pernah main"
" Dulu pernah mau naik tapi dilarang sama semuanya "
" Mau coba mggak nih? "
"Berangkat! "
" Oke! Let go! " Ujar Hasan sambil tersenyum jahat
Mereka pun mengantri, setelah dapat tiket lanjut cek tinggi badan & riwayat penyakit dalam. Setelah lolos baru bisa naik
Mereka pun duduk. Hasan duduk di paling depan sendirian, di belakang Hasan ada nana & nono dibelakang lagi ada adek & dedek , setelah memakai sabuk pengaman 4 bocil masih bisa bercanda & ketawa. Yang naik Rollercoaster hanya 11 orang, nggak full 12 jadi Hasan di depan sendirian, lagian siapa yang berani duduk di depan kalau bukan hanya Hasan.
Rollercoaster pun berjalan pelan-pelan menuju puncak lalu melaju kencang berkelok-kelok, teriakan kencang pun terdengar apalagi mereka berputar-putar 3 kali yang memakan waktu 10 menitan.
Tak lama rollercoaster pun berhenti di tempat awal mereka masuk tadi. Setelah melepas sabuk pengaman mereka pun turun
" Aku mual! "
" Nggak lagi-lagi "
" Pusing"
" Aduh-aduh dunia berputar "
Ke 4 bocil Wicaksono pun tumbang di bangku Timezone, Hasan pun hanya tertawa melihat mereka
" Ini minum teh hangat dulu" Apapun kendalanya Teh hangat dulu! gitu moto Hasan. Mereka pun menurut saja
" Masih mau main? " Tanya Hasan kepada adeknya setelah istirahat 5 menit
" Pulang aja!"
" Kapok main sama abang! "
" Aku masih pusing"
" Abang nggak bisa gendong kalain bebarengan. Dua-dua mau? "
" Ya udah! " Hasan pun menggendong mereka, jarak tempat parkir sama Timezone nggak jauh hanya 4 menitan
.
Setelah selesai menggendong nana & dedek Hasan pun duduk di depan kemudi.
" Seru nggak tadi? " Tanya Hasan sambil menjalankan mobil perlahan
" Lumayanlah~"
" Masih pusing? " Hasan emang gitu, abis jailin adeknya pasti bakalan di manjain
Sifat Hasan inilah yang disukai para adeknya, walaupun jahil Hasan yang paling memanjakan mereka. Bukannya keluarga yang lain enggak memanjakan mereka, tapi memanjain nya itu pasti ada larangan nya. Kalau sama Hasan pasti apapun yang baik buat mereka pasti bakalan diturutin
" Enggak abang"
" Mampir apotik ya? Beli tolak angi* anak " Tegas Hasan
" Terserah " Kalau Hasan udah tegas gini mana ada yang bisa nolak
.
Sesampainya di mansion Wicaksono sekitar jam 7 malam. Hasan pun kembali lagi menggendong adeknya yang setelah minum obat langsung teler
" Itu adeknya kenapa Hasan? " Tanya Jeny kawatir, soalnya jarang Hasan gendong mereka kalau nggak kenapa-napa
" Pusing Oma, yang lain kemana ? Kok tumben sepi" Tanya Hasan sambil berjalan menuju kamar adeknya
" Pusing? Mereka makan malem sama Samuel, Oma di rumah sama Opa kok. Opa lagi ke kamar mandi " Jelas Jeny
" Lho, kanapa tuh adeknya? Kuat juga kamu gendong mereka? " Kekeh Jonny
Hasan pun menjawab seadanya, lanjut lagi mengantarkan adeknya ke kamar begitu pun seterusnya.
.
" Sini duduk dulu sayang, itu adeknya pusing kenapa? " Pinta Jonny lembut kalau sama Hasan doang, sambil menepuk samping sofa yang kosong
"Wow! Buket bunga! Buat siapa? " Tanya Jeny
"Buat Oma ku tercinta dong" Ujar Hasan sambil mengedipkan satu matanya sambil berlutut menyerahkan buket bunga ke Jeny
" Cantik sekali, Terimakasih sayang muach " Jeny pun mencium kedua pipi cucunya sayang
" Opa nggak dikasih? Pundung nih" Jonny pura-pura sedih, apapun yang dikasih Hasan bakalan jadi rebutan
" Itu bunganya bagi-bagi in aja hahaha" Merekapun bercanda tawa, mengobrol dari Hasan dari toko bunga sampe rumah, kenapa para adeknya tumbang dan sebagainya.
.
.
.*TBC
* apapun gambarnya dari Pienters
*jangan lupa tinggalkan 👣
KAMU SEDANG MEMBACA
Terkadang Ada Kesenangan Terkadang Ada Kesedihan
Historia CortaTentang keluarga besar Wicaksono~ tentang rahasia besar papa~ tentang masa lalu~ dan tentang masa depan~