Selamat membaca
Jangan lupa vote dan komen, gomawoo
.
.
Jeno duduk dengan tenang di kursi paling ujung ruang rapat, tangannya bertumpu di atas meja panjang yang dipenuhi dokumen dan tablet. Sorot matanya tajam, memerhatikan setiap detail presentasi yang dipaparkan oleh manajer proyek. Proyek yang dibahas hari ini adalah salah satu pembangunan resort mewah milik keluarga Lee, sebuah proyek yang ambisius dan bernilai tinggi.
Di layar besar, gambar-gambar render digital dari resort tersebut terpampang jelas, menampilkan interior, eksterior, serta taman yang dirancang untuk menciptakan kesan eksklusif. Namun, semakin lama Jeno melihatnya, semakin terlihat jelas ketidakpuasannya.
"Apakah ini yang kalian sebut modern dan mewah?" tanya Jeno dingin setelah presentasi selesai.
Manajer proyek tampak tegang. "Apa ada yang kurang, Tuan Lee?"
Jeno mengangkat alis dan mulai menunjuk beberapa bagian dari presentasi yang diproyeksikan. "Lihat furniture di lobi ini. Bentuknya kaku dan terlalu kuno, tidak cocok dengan konsep minimalis-modern yang kita jual. Kemudian taman ini, terlalu membosankan, terlalu standar. Tidak ada elemen yang menarik perhatian pelanggan. Saya ingin sesuatu yang baru dan lebih segar, misalnya taman vertikal atau fitur air yang lebih interaktif."
Suasana ruangan menjadi semakin tegang saat Jeno melanjutkan kritikannya. "Rooftop ini, siapa yang merancangnya? Drainase-nya tampak tidak optimal. Kalau sampai hujan deras, tempat ini bisa banjir. Dan bagian atap, apakah sudah dipastikan tahan angin kencang? Saya tidak ingin proyek ini menjadi bahan tertawaan karena kekurangan seperti ini."
Tim proyek mencatat cepat setiap poin kritik Jeno, beberapa dari mereka tampak gugup sementara yang lain berusaha tetap tenang.
Renjun, yang duduk tak jauh dari Jeno, hanya bisa menghela napas kecil. Dalam beberapa hari bekerja dengan boss barunya ini, ia semakin menyadari betapa kritis dan detail-oriented pria itu. Tidak ada ruang untuk kesalahan, terutama dalam proyek sebesar ini.
"Baik, Tuan Lee. Kami akan segera memperbaiki kekurangan yang Anda sebutkan dan mengajukan revisi secepatnya." ujar manajer proyek dengan nada hormat.
"Bagus." jawab Jeno singkat sambil menutup tablet di depannya. "Saya ingin laporan perkembangan berikutnya minggu depan. Pastikan semua perubahan sudah berjalan sesuai dengan apa yang saya inginkan." Jeno meninggalkan ruang rapat bersama dengan Renjun.
Setelah rapat selesai, semua anggota tim proyek meninggalkan ruangan dengan langkah cepat. Beberapa tampak lega karena bisa keluar dari situasi menegangkan, sementara yang lain masih mendiskusikan langkah-langkah perbaikan.
Renjun mendekat ke Jeno yang duduk di kursi kebesarannya. "Tuan, ini draft agenda Anda untuk sisa minggu ini." ucapnya sambil menyerahkan dokumen.
Jeno mengangguk tanpa banyak bicara. Sementara itu, Renjun dalam hati hanya bisa mengagumi dedikasi Jeno, meskipun ia tahu betul betapa melelahkannya bekerja dengan seseorang yang begitu perfeksionis.
Jeno menghela napas panjang sambil menyandarkan tubuh di kursinya. Rapat yang baru saja selesai membuatnya lelah, pikirannya terasa berat setelah membahas masalah yang terus muncul dalam proyek.
"Renjun, belikan aku kopi." perintahnya singkat.
"Tidak." Renjun menggeleng tidak setuju.
Dahi Jeno berkerut. "Apa maksudmu tidak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss & Baby | Noren
FanfictionHidup Jeno berubah ketika ia harus tinggal bersama Huang Renjun, sekretaris pribadi yang ditugaskan oleh keluarganya untuk mengurus segala kebutuhannya. warn! bxb story, mature, m-preg!