Take A Chance With Me

161 27 2
                                    

Langit sore menyemburatkan warna oranye keemasan, membentang luas di cakrawala, menciptakan lukisan alam yang menenangkan. Namun, bagi Sunoo, pemandangan indah itu hanya menjadi latar dari pikirannya yang berkecamuk. Di tangannya, sebuah undangan reuni kecil terlipat rapi. Undangan itu membawa banyak kenangan sekaligus pertanyaan yang telah lama ia pendam. Nama yang tertera di sana, “Sunghoon,” membuat dadanya berdegup kencang bukan karena rasa takut, melainkan karena kerinduan yang tak mampu ia ungkapkan.

Empat tahun berlalu, dan rasa yang ia simpan tetap setia bertahan di sudut hatinya. Sunghoon adalah bagian dari hidupnya yang indah namun terasa belum selesai, seperti melodi yang menggantung tanpa penutup.

Mereka pertama kali bertemu di rapat organisasi kampus. Sunoo, yang lebih suka duduk di pojokan sambil mencatat, diam-diam memperhatikan sosok Sunghoon. Ada sesuatu dalam cara Sunghoon memimpin rapat sikapnya yang tenang, suaranya yang penuh keyakinan, dan kemampuannya memukau perhatian semua orang di ruangan itu. Sunoo tak bisa mengalihkan pandangannya.

Awalnya, ia mengira kekagumannya pada Sunghoon hanya sebatas kekaguman biasa. Namun, semesta punya cara unik untuk mempertemukan mereka lebih dekat. Sebuah proyek besar di kampus memaksa mereka bekerja sama. Sunoo, yang biasa bekerja sendiri, merasa gugup. Bagaimana ia bisa sejalan dengan Sunghoon, yang selalu tampak begitu sempurna?

Hari-hari pertama terasa canggung. Sunoo lebih banyak diam, fokus pada tugasnya, sementara Sunghoon tetap dengan caranya yang karismatik. Namun, perlahan, Sunoo mulai merasa nyaman. Ia menemukan sisi lain dari Sunghoon di balik sosoknya yang penuh percaya diri, ada kelembutan dan perhatian yang tidak ia duga sebelumnya.

Malam itu, di ruang rapat yang telah sepi, Sunghoon membawa keyboard kecilnya. Ia duduk di depan Sunoo dan mulai memainkan sebuah lagu.

“Take a Chance with Me,” katanya dengan senyum kecil di wajahnya.

Melodi lembut itu memenuhi ruangan. Jemari Sunghoon menari di atas tuts keyboard, menciptakan alunan musik yang langsung menyentuh hati Sunoo. Ia tersenyum kecil, menyembunyikan harapan yang mulai tumbuh. Tapi ia terlalu takut untuk mengungkapkan perasaannya. Baginya, Sunghoon adalah bintang yang terlalu jauh untuk digapai.

Namun, sebelum ia memiliki keberanian untuk mengatakan apa pun, Sunghoon pergi.

Berita itu datang tiba-tiba. Sunghoon memutuskan berhenti kuliah dan pergi ke luar negeri untuk mengejar mimpinya menjadi musisi. Tidak ada pesan, tidak ada perpisahan, hanya keheningan yang menyisakan luka dan banyak pertanyaan di hati Sunoo.

~~~

Kini, undangan reuni di tangannya seperti kunci yang membuka kembali kotak kenangan itu. Sebuah reuni kecil akan diadakan di taman pinggiran kota. Sunoo ragu untuk datang. Bagaimana jika Sunghoon tidak mengingatnya? Bagaimana jika semua ini hanya menjadi luka baru?

Namun, setelah bergulat dengan pikirannya sendiri, keberanian kecil dalam dirinya menang. Ia memutuskan untuk pergi.


T

aman itu dipenuhi wajah-wajah lama, sebagian besar masih Sunoo kenali. Suasana penuh tawa dan canda nostalgia. Sunoo mencoba menyatu dalam keramaian, meskipun matanya terus mencari sosok yang ia rindukan. Hingga waktu hampir berlalu, Sunghoon tak juga terlihat.

Sunoo mulai merasa kecewa. Ia merutuki dirinya sendiri karena telah berharap terlalu banyak. Saat ia beranjak untuk pulang, suara keyboard tiba-tiba memecah keheningan malam.

Semua kepala menoleh, termasuk Sunoo. Di sana, di sudut panggung kecil, Sunghoon duduk dengan keyboard di depannya. Jemarinya menekan tuts keyboard, memainkan melodi yang Sunoo kenali, Take a Chance with Me.

Lagu itu selesai, dan Sunghoon berbicara dengan suara yang terdengar jelas di tengah kerumunan.

“Lagu ini,” katanya, “aku bawakan untuk seseorang yang mungkin tidak menyadari betapa spesialnya dia bagi hidupku.”

Mata Sunghoon menyapu kerumunan dan berhenti tepat pada Sunoo.

Sunoo merasa tubuhnya membeku. Ia ingin melangkah pergi, tapi kakinya tak mampu bergerak. Langkah Sunghoon mendekat, dan dengan senyum lembut, ia memanggil, “Sunoo.”

“Kamu datang,” ucapnya, dengan nada yang hangat.

Sunoo mencoba menjawab, tapi suaranya tercekat.

“Kamu pergi tanpa sepatah kata,” akhirnya Sunoo berkata, suaranya bergetar. “Kenapa?”

Sunghoon menghela napas panjang, matanya penuh sesal. “Aku salah. Aku terlalu sibuk mengejar mimpi sampai melupakan orang yang berarti. Setiap hari, aku berharap bisa memperbaikinya.”

Sunoo terdiam. Banyak rasa berkecamuk di dadanya, tetapi ia memilih untuk mendengarkan.

“Lagu itu,” Sunghoon melanjutkan, “aku bawakan untukmu. Waktu itu, aku berharap kamu mengerti. Tapi aku terlalu pengecut untuk mengatakan yang sebenarnya.”

“Apa yang sebenarnya?” tanya Sunoo, hampir berbisik.

“Aku mencintaimu,” jawab Sunghoon tanpa ragu. “Dulu, sekarang, dan mungkin selamanya.”

Air mata menggenang di mata Sunoo. Kata-kata itu yang selama ini ia impikan akhirnya terucap.

“Kamu tahu?” Sunoo berkata dengan suara pelan. “Aku juga merasa hal yang sama. Tapi aku kira aku nggak pernah punya kesempatan.”

Sunghoon tersenyum, meraih tangannya dengan lembut. “Kita punya kesempatan itu sekarang.”

~~~

Malam itu, mereka duduk di bangku taman, berbagi cerita dan rasa yang selama ini terpendam. Ketika musik kembali mengalun, Sunghoon berdiri, mengulurkan tangan.

“Maukah kamu menari denganku?” tanyanya.

Sunoo menatapnya, bibirnya melengkung dalam senyum kecil. Ia mengangguk, menerima uluran tangan itu.

Di bawah cahaya lampu taman yang temaram, mereka menari. Langkah-langkah sederhana namun penuh makna. Saat lagu hampir usai, Sunghoon mendekatkan wajahnya, berbisik lembut, “Maukah kamu mengambil kesempatan ini bersamaku? Kali ini, tanpa keraguan.”

Sunoo menatap matanya yang penuh harap dan ketulusan. Dengan suara yang mantap, ia menjawab, “Ya, aku mau.”

Malam itu, langkah berani mereka menjadi awal dari kisah baru yang telah lama dinantikan, kisah tentang cinta yang akhirnya menemukan jalannya pulang.

"In the end, i have no regrets about taking that chance."

~TAMAT~

Tipis-tipis dulu ya☺
Jangan lupa vote dan komennya yaa. Terimakasih banyak buat kalian yang sudah menyempatkan diri untuk membaca cerita ini♡´・ᴗ・'♡.

Kalau kalian mau request tema cerita/cerita dari oneshoot ku mana yang mau dilanjutin, silahkan tulis di kolom komentar yaa.

❆·𝐎𝐍𝐄𝐒𝐇𝐎𝐎𝐓  𝐒𝐔𝐍𝐆𝐒𝐔𝐍·❆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang