44 [EXTRA CHAPTER]

295 91 30
                                    

HAPPY READING!




















...

Banyak orang yang berpikir, Jennie dan Taehyung tidak akan mungkin bisa bersatu karena hidup keduanya sangat jauh berbeda bagaikan hitam dan putih dan langit dan bumi. Namun, kenyataanya takdir lah yang sudah mempersatukan mereka hingga bisa mencapai titik ini.

Meski tidak mudah, namun keduanya berusaha menciptakan keluarga yang mungkin akan membuat orang lain iri dengan keharmonisan mereka.

Kini, Jennie dan Taehyung sudah memiliki dua orang anak yang sangat menggemaskan dan lucu lucu. Kim Jaewon yang sudah berusia dua belas tahun, dan Kim Chaewon berusia lima tahun, dimana dia seorang anak perempuan pertama yang lahir dalam keluarga mereka.

Kim Jaewon, kini menjadi anak yang cukup pembangkang dan tidak tahu aturan. Kalian tentu sudah tau siapa yang bisa membuat Jaewon seperti ini bukan?

"Kau buat masalah di sekolah kemarin?"

Tanya Taehyung saat mereka sedang makan malam bersama di meja makan. Karena kemarin Taehyung terbang ke Swiss untuk urusan pekerjaan jadi dia tidak dapat menghadiri surat panggilan dari sekolah Jaewon.

"Aku tidak pernah membuat masalah di sekolah, dad. Kecuali ada orang yang mengganggu ku."

Taehyung terdiam menatap putranya yang tampak diam tidak mau menatapnya.

"Kalau ada yang mengganggu, harusnya tidak usah di balas Jaewonie." Ucap Jennie menimpali sambil memberi suapan pada Chaewon.

Jaewon hanya berdecak. "Aku hanya membela diri Mom. Itu saja."

"Membela diri apanya? Kau hampir menghancurkan wajah teman mu hingga di bawa ke rumah sakit." Taehyung berucap sinis dengan suara rendah nya.

Dan tadi sore, ia harus mengurus biaya rumah sakit sekaligus biaya pengobatan anak yang sudah babak belur itu.

"It's not my fault, dad."

Jaewon berucap dengan tenang sambil menyudahi makanannya dan menutup dengan segelas air putih. Asal kalian tau saja, Jaewon memiliki prinsip dimana ia tidak akan menyenggol kalau tidak ada yang menyenggol nya duluan. Itu saja.

Jennie hanya menghela napas mendengar perdebatan itu. Ia harus menengahi kalau tidak ingin perdebatan ini berlanjut.

"Jaewon, bukankah besok kau bilang akan bertanding basket antar sekolah?"

"Iya." Jaewon mengangguk.

Jennie beralih menatap Taehyung. "Wali kelas nya menelepon ku kemarin dan bilang kalau kita wajib menonton pertandingan itu untuk mensupport Jaewon."

"Kau saja. Aku ada meeting bersama Vincent besok jam sepuluh pagi." Tolak Taehyung kini melihat ponselnya mengecek ulang jadwal nya.

"Itu tidak penting dad. Tanpa kalian pun, aku yakin kalau sekolah kami akan menang. Jangan meragukan ku sebagai kapten." Ucap Jaewon memutar bola matanya malas.

Jaewon tidak akan pernah mau mendesak urusan orang tua nya apalagi Daddy nya yang sangat sibuk bekerja itu.

"Bagaimana kalau Mommy saja yang ke sana bersama Chaewon?"

"Aku mau!" Chaewon berseru senang sambil mengangkat tangannya.

"Kau harus membawa pengawal kalau begitu, Honey." Ucap Taehyung menatap Jennie lekat  tidak dapat dibantah.

"Yasudah tidak jadi saja." Tolak Jennie mentah.

Jennie tidak mau membuat sekolah heboh karena kedatangan pria pria berbadan besar disana. Itu akan sangat menganggu suasana dan menyakiti anak anak nanti.

CRUELTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang