VOMENT!
HAPPY READING
•••
Setelah mengunjungi makam orang tua Taehyung, Kini keduanya sedang duduk di sebuah taman dengan begitu banyak bunga bermekaran yang terlihat indah disana. Jennie tidak berhenti tersenyum begitu angin sejuk yang menerpa wajahnya. Suasana ini sangat membuat hatinya merasa tenang.
Namun, bayang bayang wajah sembab Taehyung yang menangisi masa lalunya tadi membuat Jennie merasa sedih. Selama dua bulan lebih Jennie hidup bersama pria itu, ia sama sekali tidak melihat bahwa ada kesedihan di mata pria itu.
Taehyung sudah terbiasa sendirian. Tanpa teman dan tanpa siapapun yang mendengar cerita nya.
"Kau tidak lapar?"
Jennie menoleh menemukan wajah tampan Taehyung yang juga sedang menatapnya. Ia mengangguk. "Aku ingin makanan korea."
"Percuma kau berlibur kalau tidak mencoba makanan khas kota ini, Jen. Lebih baik kita makan—"
"Tidak, tidak. Aku ingin kimbap. Sepertinya itu enak." Sela Jennie sambil tersenyum seolah ingin Taehyung memenuhi keinginan nya kali ini.
Perutnya merasa tidak enak setelah makan makanan asing disini yang baru pertama kali seumur hidup Jennie coba. Mungkin itu juga pengaruh pada kandungan nya yang sedikit sensitif soal makanan.
"Disana ada kakek yang menjual makanan korea. Kau mau ku beli?" Tanya Taehyung menawari sambil melihat beberapa orang di seberang taman yang terlihat menjual berbagai makanan disana.
Jennie menggeleng tidak minat. "Aku ingin kimbap. Tapi seperti buatan bibi Mira. Sepertinya itu enak. Aku ingin makan itu sekarang."
Ucapan itu mampu membuat Taehyung speechless namun hanya bisa menunjukkan wajah datarnya. Buatan kimbap orang korea dan orang asia sangat berbeda walaupun mengikuti resep yang sama. Dan Taehyung yakin buatan pelayan nya itu sangat berbeda dengan yang disini.
"Jangan meminta yang aneh aneh, Jen."
"Tapi aku ingin itu." Jennie mencicit pelan memilih menyandarkan kepalanya di dada Taehyung. Ia tidak tahu kenapa ia ingin sekali makan itu padahal biasanya saat bibi Mira membuatnya, Jennie beberapa kali menolak karena tidak nafsu makan.
"Kalau kau sangat ingin itu, berarti kita akan segera pulang hari ini juga."
"Kalau begitu ayo pulang!"
Melihat bagaimana semangat nya Jennie menyahuti ucapannya membuat Taehyung menghela nafas merasa bingung dengan sikap Jennie hari ini. "Kau tidak seperti biasanya, Jen. Kau tidak pernah meminta sesuatu hal yang berlebihan seperti ini."
"Ini tidak berlebihan kok. Itu karena aku—"
Suara Jennie tertahan begitu ada sebuah pisau kecil yang mendarat di samping tubuhnya dengan jarak beberapa centi saja. Ia membulatkan kedua mata dengan tubuh yang menegang seolah seperti patung dengan ketakutan yang mulai menguasai dirinya.
Pisau itu— hampir mengenai perutnya kalau saja Jennie bergeser sedikit saja.
"Brengsek! Kita harus pergi."
Belum semoga Jennie menetralkan nafasnya yang tersendat, Taehyung malah menariknya pergi setelah mencabut pisau itu dengan langkah cepat menuju mobil mereka yang untung saja tidak terlalu jauh. Kedua mata Jennie berkaca kaca merasa cemas. Keringat dingin kini mulai bercucuran seolah ia seperti sudah berada di puncak ketakutan nya sekarang.
"T-taehyung— aku takut." Cicit Jennie pelan.
Pintu mobil di tutup kembali oleh Taehyung.
"Kita akan pulang. Pegang tanganku dan jangan takut Jennie."
KAMU SEDANG MEMBACA
CRUELTY
RomantizmEND "Kau hamil?" "Y-ya." "And you're just telling me now?" Taehyung itu Kejam. Menjerat Jennie dalam kehidupan nya yang gelap dan penuh kekejian. Dia, sosok pria yang tidak berbelas kasihan dan tidak memiliki rasa empati pada siapapun. Taehyung dan...