#30. Akhir

7 2 2
                                    

Halowww

Apa kabar?? Ternyata akhir lebih cepet ya, masa bertemu kita hampir habis.

Ohh iya, ada pesan nihh dari seseorang di sudut kota yang sedang tersenyum manis.

"Selamat bahagia untuk kalian"

Selamat datang dan selamat membaca juga selamat bahagia 🤗

********

"Mereka adalah akhir dari sebuah takdir yang telah direncanakan"

********

Akhir fana, ternyata hanya mampir sebentar. Lemah ya, ngak bertahan menemani mereka hingga akhir. Kata Selamat Bahagia ternyata juga fana, cuman ucapan yang mampir ke dalam telinga lalu keluar gitu aja.

“Bohong banget sih Ra, katanya mau bahagia bareng-bareng” ujar lirih Naya, di depan gundukan tanah dan batu nisan bertuliskan nama sahabatnya. Hari  ini 12 September, ulang tahun orang hebat yang saat ini sudah tidak ada.

“Gue janji 12 September berikutnya, gue ngak akan kesini” ujar lirih Naya kembali “Lo bilang mau usahain juang itu, tapi apa? Lo pergi dulu Ra! Jahat tau ngak” lanjutnya lalu terdiam, dan pergi dari sana meninggalkan bunga mawar putih yang di sandarkan di sana.

“Terima kasih sahabat” ujar ia, mawar putih nya indah banget batinnya kemudian pergi dari sana.

12 September juga kamar kosong dan foto pemiliknya yang sangat amat cantik dengan senyuman manisnya. Untuk mereka yang merayakan, antara sedih juga bahagia.

-Selamat menjadi 21 Anara, jadi baik hingga nanti bertemu di masa abadi. Jangan juga lupa, tentang mereka yang telah bahagia.

“Ngak nyangka, udah 21 aja nihh anak kamu” ujar Wira menatap foto putri semata wayangnya dengan dress putih juga senyuman manis di sana, tak lupa juga mengusap lembut pundak sang istri yang juga menatap dalam foto seorang Anara Shevaya Wiratama.

“Ok fine, anak aku aja nihh” jawab Ash, menatap laki-laki dengan sorot mata tajam menyembunyikan banyak hal di balik senyum juga sorotan tajam itu.

Wira menatap Ash yang terlihat bingung “Kenapa Ash?” tanya nya, menaikkan sebelah alisnya.

Ash menggeleng sebagai jawaban “Masih sama ternyata, menutup semua hal sampai orang terdekat pun ngak tau apa yang kamu rasakan Wira” ujar Asheva, membuat Wira berjalan pelan menuju jendela yang ada di kamar itu.

Mengingat banyak hal, tentang kenangan pahit juga sedih. Ketika Anara berkata “Yah, jangan dipendam. Karena perasaan itu bukan mayat, yang harus di kubur. Ungkapin aja, cerita atau bisa tulis di buku kalau ngak mau cerita”

“Ada banyak hal Ash, yang aku perlu ceritakan tapi belum untuk saat ini. Nanti, ketika takdir memberikan kita kesempatan untuk mengungkapkan semua rahasia yang kita punya” jawab Wira, membuat Asheva mengerutkan dahi samar.

“Aku tunggu, tapi takdir juga pernah bilang bahwa kita hanya manusia. Salah? Wajar, punya rahasia? Juga wajar. Aku siap kalau mendengar semua hal itu, tapii kalau kamu belum ingin mengungkapkan ngak apa, aku tunggu” ujar Asheva disertai senyuman tipis sama seperti dulu, ketika ia baru saja bertemu dengan laki-laki bernama Deon Wiratama.

Nothing Same Person (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang