PULAU TERPENCIL (2)

62 4 0
                                    

This work belongs to Belladonna Tossici (BelladonnaTossici9)

Vote sebelum membaca.

🔥🔥🔥


Aku selalu merasa lebih hidup ketika berada di alam bebas. Gunung, pantai, dan laut adalah tempat-tempat di mana aku merasa bisa menjadi diriku sendiri. Sejak kecil, ayah sering mengajakku jalan-jalan menikmati alam. Dimulai dari yang paling sederhana misalnya kemping di halaman belakang rumah kami.

Begitu masuk usia sekolah, aku akan menyambut segala ajakan travelling - terutama yang bersentuhan dengan alam - dengan senang hati. Sebut saja Persami (Perkemahan Sabtu Minggu) yang nggak pernah absen kuikuti sampai SMP.

Memasuki SMA, aku semakin memperluas penjelajahan dengan naik gunung bahkan mengeksplorasi lautan. Aku sudah terbiasa dengan tantangan alam. Berenang, mendaki, atau bahkan bertahan hidup di hutan. Itulah sebabnya, ketika mendapat kesempatan untuk bergabung dalam perjalanan kampanye Pak Aditya ke Kepulauan Sula, aku sangat antusias. Aku tahu, perjalanan ini akan menjadi salah satu pengalaman paling berharga dalam hidupku.

Pak Aditya adalah sosok yang membuatku merasa kagum. Muda, cerdas, dan sangat percaya diri, dia adalah calon wakil presiden yang sangat diandalkan. Dengan latar belakang keluarga yang blasteran Arab-Jawa-Ghana, Pak Aditya membawa perspektif yang lebih luas tentang Indonesia. Kabarnya dia juga lulusan universitas bergengsi di Jerman. Setiap kali dia berbicara, aku merasa seolah dia mampu melihat jauh ke depan, memahami masalah-masalah yang belum terpecahkan di negara ini, dan menyusun solusi yang luar biasa. Dan yang paling mengesankan, dia bisa berbicara tentang hal-hal rumit dengan cara yang begitu mudah dipahami. Di usianya yang baru 34 tahun, Pak Aditya sudah menginspirasi banyak orang, termasuk aku.

Kami berangkat menuju Kepulauan Sula dengan tim yang terdiri dari 12 orang. Selain aku, pastinya ada Mas Hilbram, fotografer kampanye yang sudah berpengalaman, yang juga merupakan mentorku. Aku bertugas sebagai asisten fotografer, mendokumentasikan setiap momen selama perjalanan.

Ada Ibu Rina, ahli pendidikan yang sangat bersemangat untuk menjalankan program pemerataan pendidikan di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar), dan Pak Budi, kepala logistik yang sangat terorganisir. Mereka berdua selalu memastikan semua kebutuhan kami tercukupi.

Di samping mereka ada Pak Andi dan Pak Dimas, dua ahli infrastruktur dan teknologi komunikasi, yang tugasnya untuk memetakan infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat di pulau-pulau terpencil. Ada juga Ibu Maya, psikolog yang bertugas untuk menganalisis kondisi mental masyarakat di daerah-daerah yang kami kunjungi, serta Pak Eka, ahli pertanian yang akan memberikan solusi ramah lingkungan untuk meningkatkan hasil pertanian di daerah tersebut. Pak Fajar dan Pak Denny, dua ahli sosial dan ekonomi, juga bergabung untuk membantu menganalisis pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal. Semua orang memiliki peran masing-masing, dan setiap orang tahu apa yang harus dilakukan.

Saat kami berkumpul di ruang tunggu Bandara Soekarno-Hatta, suasana sangat ceria. Percakapan kami mengalir ringan, membicarakan tentang perjalanan panjang yang akan kami jalani. Pak Aditya dengan semangat menjelaskan mengenai rencana kampanye yang akan dilakukan di Kepulauan Sula. "Kita akan mengunjungi sekolah-sekolah di sana, dan mengevaluasi kebutuhan infrastruktur yang harus dipenuhi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat," ujarnya dengan penuh tekad. Wajahnya begitu serius, namun ada aura optimisme yang tak terbantahkan di balik setiap kata yang keluar dari mulutnya.

Aku mengangguk sambil menatapnya, terpesona. Aku selalu terkesan ketika dia berbicara, apalagi tentang hal-hal besar seperti ini. Dia tahu betul bagaimana mengubah sebuah masalah menjadi tantangan yang bisa dihadapi, dan itu membuatku semakin yakin bahwa dia adalah pemimpin yang tepat untuk masa depan Indonesia. Sebagai asisten fotografer, tugas utamaku adalah mengabadikan setiap momen perjalanan ini, terutama setiap kali Pak Aditya berbicara. Aku tahu, foto-foto ini akan menjadi dokumentasi penting yang akan menyampaikan pesan kampanye mereka ke seluruh Indonesia.

AGE GAP ROMANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang