This work belongs to Nur Muslimah - Nurmoyz
Vote sebelum membaca.
🔥🔥🔥
Clarissa menggeliatkan tubuh dengan rasa ngilu di bagian intimnya. Jadi begini rasanya diperawani Dia melirik tempat di sampingnya, di mana Kevin masih terbaring dengan nyaman tanpa terusik.Clarissa tersenyum sambil mengamati wajah tampan Kevin yang tertidur seperti bayi. Dia tersipu saat mengingat percintaan panas mereka semalam. Keduanya baru tertidur menjelang pagi karena Kevin terus menggaulinya semalaman, seolah staminanya tak pernah habis, dan dengan bodohnya Clarissa pun takluk akan sentuhan Kevin. Padahal dia tahu bahwa laki-laki ini sangat membencinya.
Clarissa menyunggingkan senyum kecut ketika mengingat bagaimana perlakuan Kevin sebelum ini. Apakah setelah mereka tidur bersama Kevin akan berubah baik padanya? Atau justru laki-laki ini akan bersikap seolah tak terjadi apa pun?
Clarissa mengembuskan napas berat, lalu mengubah posisinya menjadi duduk. Bagaimana pun juga dia tak pernah menyesali apa yang telah terjadi semalam, karena dia memang mencintai Kevin. Seandainya laki-laki ini tidak merasakan hal yang sama, Clarissa memutuskan akan melupakan semuanya, dan menganggap kejadian semalam adalah mimpi. Dia takut berharap lagi lalu akhirnya dikecewakan.
Tak berapa lama notifikasi pesan terdengar masuk di ponselnya. Tertera nama Agatha di layar.
Lo di mana? Kenapa susah banget dihubungi? Lo nggak lupa, kan, kalau hari ini ada intervew.
Clarissa berdecak kesal setelah membaca pesan itu. Dia bergegas bangkit lalu membereskan semua barang dan pergi mengendap-endap dari sana agar Kevin tak terbangun. Dengan langkah tertatih karena menahan ngilu, Clarissa keluar dari hotel.
"Kenapa gue bisa lupa hari ini ada intervew, bodoh banget." rutuk Clarissa sambil berjalan menuju halte busway.
Sepanjang perjalanan di dalam bus Transjakarta, Clarissa kembali memikirkan Kevin. Bagaimana semalam perlakuan laki-laki itu padanya. Liar, buas tapi pada saat yang sama begitu mencintainta. Hah, cinta? Apakah dia hanya berhalusinasi? Tebersit harap bahwa Kevin memang sudah berubah, tapi dia juga takut pada akhirnya akan mengalami penolakan. Terlalu asyik dengan lamunan, Clarissa sampai tak sadar bahwa dia sudah sampai di tempat tujuan.
Begitu sampai di kosan, Agatha ternyata sudah menunggunya di depan gerbang.
"Lo dari mana aja, sih? Kata tetangga kosan, lo nggak pulang semalaman?" Agatha menyelidik. Pasalnya sejak Clarissa pamit untuk mengambil barang-barangnya di klub, wanita berambut coklat karamel itu tak kunjung menghubungi. Padahal keduanya berjanji akan pergi makan malam bersama.
"Itu ... gue ... gue disuruh bantuin hendle tamu bantaran karena ada anak yang nggak berangkat," jawab Clarissa gugup. Dia berharap Agatha tak curiga bahwa semalam dirinya menghabiskan malam panas dengan Kevin.
"Bos sialan dasar, udah dipecat main nyuruh-nyuruh. Harusnya lo jangan mau dong," maki Agatha kesal. Clarissa hanya bisa meringis melihat tingkah sahabatnya. Seandainya sahabatnya itu tahu apa yang dilakukan Clarissa semalam.
"Ya udah deh buruan ganti baju, kita berangkat bareng aja," sambung Agatha akhirnya.
Clarissa tanpa sadar mengembuskan napas, karena dia tak harus meladeni interogasi Agatha lagi. Namun, ketika kakinya baru melangkah, wanita di belakangnya kembali bicara.
"Bentar," ujar Agata lalu memutari tubuh Clarissa yang berdiri memunggunginya.
"Leher lo kenapa merah gini?" Agatha memicingkan mata curiga, sambil menunjuk leher Clarissa yang memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGE GAP ROMANCE
Short StoryThe WWG datang lagi membawa project baru bertema THE WWG HOLIDAY PROJECT. Terdiri dari kumpulan cerita adult romance yang semuanya bertemakan age gap. Dalam kumpulan cerita ini, kamu akan dibawa ke dalam kisah-kisah romansa yang muncul tanpa rencan...