Terhitung sudah dua minggu sejak Jimin dan Jungkook resmi berpacaran. Namun tidak sesuai dugaannya, Jimin merasa seperti ada sesuatu yang hilang dalam hari-harinya. Ia merebahkan tubuhnya di kasur, matanya menatap langit-langit kamar yang berwarna putih.
Selama dua minggu ini, Jungkook sangat jarang menghubunginya. Alasannya? Sibuk mengurus perusahaan. Jimin bisa memaklumi itu, tapi rasa rindu membuatnya tak bisa menahan perasaan kecewa. Ia hanya ingin lebih banyak waktu bersama Jungkook, mungkin sebuah pesan ataupun telepon singkat. Tapi nihil! Tak ada kabar apapun dari kekasih barunya itu.
Sangking kangennya, siang tadi saat ia pergi ke kampus, setiap orang yang ia lihat, bahkan yang tak dikenal, rasanya seperti melihat bayang-bayang Jungkook. Mereka semua tersenyum padanya, namun wajah mereka berubah menjadi wajah yang ia rindukan—wajah Jungkook yang sexy dan tampan. Dan saat itu juga, Jimin merasa dirinya sudah gila. Kenapa pria itu terus menerus mengisi pikirannya?
Masih saja memikirkan tentang Jungkook, tiba-tiba, ponsel di sampingnya berbunyi, memecah keheningan yang ada. Jimin bangkit dan langsung meraih ponselnya dengan cepat, berharap itu adalah Jungkook yang akhirnya menghubunginya.
"Halo, Jungkook," jawab Jimin dengan penuh semangat.
Namun, suara yang terdengar justru suara asing, "Halo, selamat malam. Ini dari pusat pinjaman Hyundo, kami ingin menawarkan pinjaman dengan bung—"
Jimin langsung menutup telepon itu acuh. Ponsel yang ia pegang ia lemparkan ke samping dengan keras. "Sial! Jungkook, kamu bener-bener buat aku frustasi."
Namun, tepat saat ia hendak kembali berbaring, ponselnya berbunyi lagi. Jimin mendesah pelan, matanya melirik layar ponsel yang menampilkan nama 'Sayang'. Kali ini benar-benar Jungkook?
Ia harusnya mengabaikan telepon itu, merasa kecewa dan terluka karena sudah begitu lama tidak mendengar kabar darinya. Namun, entah kenapa, Jimin tak bisa melakukannya. Perasaan rindu itu begitu kuat, dan ia sangat ingin mendengar suara Jungkook yang manis.
Dengan cepat, ia meraih ponsel itu dan menekan tombol jawab.
"Halo sayang," suara lembut Jungkook terdengar di seberang sana, membuat hati Jimin sedikit berdebar.
Jimin merasa sedikit jengkel, namun berusaha untuk tetap tenang. "Kenapa kamu baru nelpon sekarang?" tanyanya, suaranya terdengar kesal, sementara bibirnya terkatup rapat, membentuk pout kecil.
"Maafin aku, Jimin. Aku lagi sibuk banget akhir-akhir ini karena proyek baru yang harus aku urus," jawab Jungkook, terdengar tulus dalam permintaan maafnya. "Sebagai gantinya, ayo nonton film di bioskop. Aku udah nyiapin rencana kencan yang bagus buat kita."
Perasaan Jimin langsung berubah. Seketika, seluruh kekesalannya mencair begitu saja. Ini baru Jungkook yang ia kenal, yang perhatian, yang selalu tahu bagaimana membuatnya merasa spesial.
"Oke! Kita ngedate-nya kapan?" tanya Jimin ceria.
"Hari Sabtu, sayang," jawab Jungkook lagi.
Jimin mengangguk kecil meskipun di seberang sana Jungkook tak bisa melihatnya. "Okay... kalau gitu sampe ketemu hari Sabtu!" serunya, merasa bahagia karena akhirnya bisa merencanakan waktu bersama Jungkook lagi.
~🌸~
Hari Sabtu akhirnya tiba, membawa serta rasa semangat yang tak bisa Jimin sembunyikan dari wajahnya. Ia bersiap-siap lebih awal dari biasanya. Rencananya, mereka akan pergi nonton jam 4 sore dan melanjutkan makan malam di tempat yang Jungkook sudah reservasi. Begitu alarm berbunyi, ia langsung melompat dari tempat tidur. Hari ini adalah hari yang sudah ia tunggu-tunggu selama seminggu terakhir—kencan pertamanya dengan Jungkook setelah mereka resmi berpacaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen Bee (Jikook)/(Kookmin)
FanfictionPark Jimin, dikenal sebagai "The Queen Bee" di HYBE University, adalah sosok yang diidamkan banyak pria, terutama karena pesona dan daya tariknya yang sempurna. Namun, di balik wajah manisnya, Jimin adalah tokoh antagonis yang licik dan kejam. Apa p...