Makan malam

16 7 0
                                    

Setelah meninggalkan bioskop, Jungkook mengajak Jimin ke restoran mewah yang sudah ia pesan sebelumnya. Restoran itu memiliki suasana yang elegan dan romantis. Penerangan ruangan redup dengan lampu gantung kristal yang memancarkan kilauan lembut. Meja-meja ditata rapi dengan taplak putih bersih, dihiasi lilin aromaterapi yang menyala di tengah-tengahnya. Dinding restoran dihiasi dengan lukisan klasik, sementara di sudut ruangan terdapat seorang pianis yang memainkan lagu-lagu lembut, menciptakan atmosfer hangat namun penuh kemewahan.

Sesampainya di sana, seorang pelayan dengan setelan hitam rapi menyambut mereka dan mengantar ke meja yang sudah dipesan oleh Jungkook. Meja itu berada di dekat jendela besar yang memberikan pemandangan kota dengan lampu-lampu malam yang berkelap-kelip. Jungkook menarik kursi untuk Jimin, membiarkan kekasihnya duduk terlebih dahulu sebelum ia duduk di seberangnya.

"Tempat ini cantik banget," ujar Jimin sambil memandangi sekeliling. Matanya berbinar melihat suasana restoran yang begitu berbeda dari tempat makan biasa.

"Aku tahu kamu pasti suka," jawab Jungkook sambil tersenyum tipis. "Aku ingin malam ini jadi spesial buat kita."

Pelayan segera datang untuk mencatat pesanan mereka. Jimin memilih pasta dengan saus krim dan segelas red wine, sedangkan Jungkook memesan steak medium-rare dengan wine yang sama. Setelah pelayan pergi, mereka mulai berbincang, berbagi cerita tentang berbagai hal—dari kejadian sehari-hari hingga rencana masa depan.

Namun, di tengah-tengah obrolan mereka, Jimin tampak berubah. Wajahnya menjadi sedikit muram, dan matanya terlihat menerawang, seolah pikirannya melayang jauh. Suara piano yang mengalun lembut di ruangan itu tampaknya membawa Jimin ke tempat lain. Jungkook, yang memperhatikan perubahan ini, langsung menunjukkan kekhawatirannya.

"Jimin, kamu kenapa?" tanyanya lembut, suaranya penuh perhatian.

Jimin tersentak kecil, seolah baru tersadar dari lamunannya. Ia mencoba tersenyum, meski jelas ada sesuatu yang mengganggunya. "Hm... aku punya sedikit kenangan buruk tentang piano," jawabnya sambil mencengir, mencoba menutupi rasa tidak nyaman yang ia rasakan.

Jungkook menatapnya dengan serius. "Hm... Begitu ya. Kamu tau kan, kamu bisa ceritain semua masalah kamu ke aku? Kapanpun itu, aku akan jadi pendengar yang baik."

"Tentu aku tau, sayang," balas Jimin, namun suaranya terdengar lebih pelan dari biasanya. Ia menunduk, mencoba mengalihkan perhatian dari suara piano yang semakin terasa menguasai pikirannya. Nada-nada itu tidak lagi terdengar lembut—mereka kini menggema di kepalanya, membuat napasnya terasa berat.

Jungkook memperhatikan dengan seksama. Jimin tampak tidak fokus, alisnya berkerut, dan tangannya menggenggam kuat pinggiran meja. Ia memanggil Jimin sekali lagi, kali ini dengan sedikit panik. "Jimin?"

Jimin akhirnya menoleh, ekspresinya menunjukkan bahwa ia sangat stres saat ini. Jungkook tahu ia harus bertindak. Tanpa ragu, ia bangkit dari kursinya dan berjalan cepat menuju pianis di sudut ruangan. Ia langsung meminta agar permainan piano dihentikan untuk sementara waktu. Pianis itu tampak bingung, namun akhirnya mengangguk dan menghentikan permainannya.

Begitu suara piano berhenti, Jimin perlahan mengangkat kepalanya. Kebisingan di dalam pikirannya mulai mereda, dan napasnya yang tadi terasa sesak kini menjadi lebih tenang. Ia menatap Jungkook yang kembali duduk di depannya, pandangan pria itu penuh dengan kekhawatiran.

"Makasi," bisik Jimin pelan.

Jungkook menggenggam tangan Jimin yang dingin, mencoba memberikan sedikit kehangatan di tengah suasana yang tiba-tiba berubah kelam. "Sebenernya kamu kenapa, Sayang?" tanyanya lembut, suaranya penuh perhatian.

Jimin menghela napas panjang. Ia menunduk, memandangi gelas wine di tangannya yang terus ia putar-putar tanpa henti. Dalam hati, ia menimbang apakah ia siap menceritakan apa yang selama ini ia pendam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Queen Bee (Jikook)/(Kookmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang