Mantan pacar

95 10 5
                                    

Jungkook melajukan motornya seakan melampiaskan semua kekesalan yang memenuhi kepalanya. Angin malam yang dingin menerpa wajahnya dengan kasar, tapi ia tak peduli. Matanya terpaku pada jalan di depannya, namun pikirannya terus terbayang pada pesan singkat dari Eunha—putus begitu saja, tanpa penjelasan yang layak. Jungkook menghela napas berat; seharusnya dialah yang memutuskan hubungan itu, bukan Eunha. Tapi tak peduli betapa ia meyakinkan dirinya bahwa ini keputusan terbaik, tetap saja perasaan patah hati itu menggerogotinya.

Sesampainya di depan club mewah yang berkilauan di tengah kota Seoul, Jungkook menarik napas dalam, lalu melangkah turun dari motor. Lampu-lampu neon menghiasi pintu masuk, memantulkan cahaya keemasan di dinding marmer yang megah. Ia berjalan dengan langkah pasti, menyerahkan kartu identitasnya pada petugas keamanan yang berdiri tegap di depan pintu.

"Maaf, usia minimal masuk ke club ini 21 tahun. Dan Anda baru berusia 20 tahun," ujar petugas itu dengan nada tegas, sambil menahan kartu identitas Jungkook di tangannya.

Mata Jungkook melotot, wajahnya memerah karena marah. Tanpa pikir panjang, ia meraih kerah seragam petugas itu dengan satu tangan dan langsung berteriak di wajahnya, "BERANI-BERANINYA LO NAHAN GUE? LO GATAU SIAPA GUE HAH?!" Ketegangan di udara semakin memanas, seolah-olah dalam satu gerakan saja, insiden besar bisa terjadi.

Namun, langkah cepat seorang wanita menggema di sepanjang koridor. Seorang manajer club—berpenampilan rapi dengan jas hitam elegan dan rambut disanggul—bergegas menghampiri mereka. Wanita itu mengamati situasi dengan sigap dan mengarahkan pandangan tajam pada petugas.

"Security! Dia itu tamu VIP kita," katanya dengan suara rendah tapi penuh otoritas, membuat sang petugas segera mundur dan menyerahkan kartu identitas Jungkook kembali. Wanita itu kemudian berbalik, memasang senyum profesional yang anggun pada Jungkook, seolah insiden tadi tidak pernah terjadi.

"Maafkan atas ketidaknyamanannya, Tuan. Silakan lewat sini," ujarnya sambil memberi isyarat ke arah lorong yang lebih privat dengan karpet merah di bawah kaki mereka dan dekorasi elegan berwarna hitam dan emas yang menghiasi sepanjang dinding. Lampu-lampu gantung memberikan penerangan yang cukup redup, menciptakan atmosfer misterius namun eksklusif.

Jungkook mengikutinya tanpa banyak bicara. Mereka berjalan melewati lorong panjang dan naik ke tangga menuju lantai dua. Wanita itu membukakan pintu menuju sebuah Lounge VIP yang suasananya jauh berbeda dari lantai dansa— Lounge itu berdesain mewah dengan sentuhan modern yang terpancar dari setiap sudutnya. Langit-langit tinggi dihiasi lampu gantung kristal yang berkilauan. Dinding-dindingnya dilapisi material hitam mengkilap dengan pola geometris yang elegan.

Di sepanjang bar utama, meja marmer putih dengan urat-urat emas menambah kesan eksklusif, sementara deretan kursi bar yang berlapis kulit hitam mengkilap tersusun rapi. Rak minuman di belakang bar ditata dengan botol-botol alkohol berkelas dari seluruh dunia, berkilauan di bawah pencahayaan redup yang terarah.

Jungkook lalu masuk ke sebuah ruangan VIP. Suasana di setiap ruang VIP selalu berbeda, kali ini kemewahan modern dengan panel kayu gelap dan aksen emas yang ditampilkan. Ia mendudukkan badannya di atas sofa berbentuk L dengan kain velvet berwarna maroon, dipadukan dengan bantal-bantal berwarna putih emas. Sebuah meja marmer hitam di depannya penuh dengan gelas-gelas kristal dan sebotol champagne yang belum tersentuh. Di sudut ruangan, minibar kecil menampilkan minuman premium, tapi Jungkook tidak bergeming ke arah sana.

Dan yang paling mencolok adalah kaca besar yang menutupi hampir seluruh sisi dinding, memberi pemandangan langsung ke lantai dansa di bawah. Dari sini, Jungkook bisa melihat keramaian di bawahnya—lampu warna-warni berkedip di tengah lantai dansa yang dipenuhi orang-orang, namun yang berada di luar sana tidak bisa melihat ke dalam ruangan ini, memberikan privasi penuh bagi para tamu eksklusif.

The Queen Bee (Jikook)/(Kookmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang