When The Phone Rings/ The Call You Just Made Is

65

Hee-joo menjadi semakin terisolasi seiring berjalannya waktu.

Dia tidak ingin menerima telepon lagi dari saudara perempuannya atau Direktur Han Joon, yang mengkhawatirkan kondisi mentalnya.

Hee-joo sekali lagi mengunci diri di rumahnya.

Namun, saat telepon berdering, dia menjawabnya secepat tupai.

"Halo?"

"......"

Orang di ujung sana bernapas dengan cara yang berbeda dari biasanya, seolah-olah dia terjebak di tengah kalimat.

"Mengapa Anda hanya menelepon sekali sehari?"

"......."

"Tidak bisakah lebih sering?"

"......."

Bahkan jika itu dianggap gila.

Bahkan jika mereka dianggap sakit jiwa.

Heejoo berkata, memejamkan matanya.

"Aku akan menemukanmu."

"......"

"Jadi tolong tunggu aku."

"......"

"Di mana pun kau berada, aku akan menemukanmu."

Bahkan jika kau adalah hantu, aku akan menemukanmu.

Heejoo menggenggam telepon sekuat yang dia bisa.

--------------------------------

Pertama kali aku datang ke penjara, tempat itu terasa sunyi dan dingin.

Hee-joo dengan cemas menarik-narik pakaiannya yang rapi di ruang wawancara, menunggu seseorang datang.

Tak lama kemudian, seorang pria muncul ditemani oleh seorang sipir penjara, Park Do-jae, asisten langsung Baek Saeon.

Hee-joo sangat menyadari keberadaan Park Do-jae.

Hee-joo sangat menyadari betapa dekatnya Park Do-jae dan Baek Si-yeon.

"Halo."

Dia menyapa, tapi Park Do-jae menghindari tatapannya.

Sepertinya kehidupan di penjara sangat berat baginya. Satu matanya bengkak parah, bibirnya pecah-pecah dan berjalan dengan pincang, semua anggota tubuhnya jelas terluka.

"Saya datang menemui Asisten Park karena ......"

Heejoo menelan ludah dan bertanya:

"Di mana orang itu?"

"......!"

Park Do-jae terdiam dan menatapnya.

"Aku tahu ini terdengar gila, tapi ini hanya intuisiku. Intuisiku mengatakan padaku bahwa dia

masih ada."

"......."

"Kadang-kadang selalu ada hal-hal konyol dalam hidup yang harus kita hadapi, dan bagi saya, saat ini adalah saat itu. Di mana dia?"

"Saya tidak tahu."

Dia menjawab dengan wajah tanpa ekspresi.

Park Dojae, yang jelas tidak berniat untuk memberikan informasi, menoleh dengan kasar, memberi isyarat pada penjaga penjara, dan berdiri.

Saat itu, Hee-joo meraih pergelangan tangannya.

"Kaulah yang mendorongku."

"......!"