chapter XXII
Pagi ini pukul 06.27 Lian sudah sampai di rumah Paul, kemarin ia tak sempat untuk mampir kesini lagi karena ia harus menyelesaikan beberapa berkas yang mendadak.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam, masuk, Li." Ucap Paul
Akhirnya mereka pun sarapan bersama namun tanpa adanya Sabil.
"Sabil dimana, Ul?" Tanya Lian yang sama sekali tak menyentuh sarapan didepannya.
"Masih tidur paling, Li. Kemarin dia tidur lumayan malem soalnya." Ucap Paul
"Gue boleh kekamar nya?" Tanya Lian
"Ya boleh lah, ngapain coba gak boleh?" Tanya Paul heran.
"Kali aja lo gak ngebolehin." Ucap Lian lalu beranjak dari tempat duduknya.
Setelah sampai lantai dua, Lian kini celingukan, ia tak menanyakan tadi kamar Sabil yang mana..
Ia mengelilingi lantai dua, sampai dikamar pada pintu bewarna putih bertuliskan Sabil dengan tulisan signature.
Ini yang Lian cari.
Segera ia membuka pintu kamar itu, pintu itu tak terkunci, Lian menjadi mudah masuk kedalam nya.
"Sabil.." panggil Lian lirih
Lian pun memasuki kamar bernuansa vintage itu, semua interior nya hampir bewarna cokelat mudah dan tua juga terselip warna putih.
Damn!
Lian melihat Sabil yang tidur telungkup, bukan! Bukan itu yang membuatnya kaget, namun bagaimana Sabil tidur dan pakaiannya..
"Anjing, itu Sabil?" Monolog Lian
Lian tak bisa lama-lama melihat Sabil, dirinya sendiri nanti yang tidak bisa tenang, pertama kali ia melihat istri nya tidak menggunakan penutup kepala dan baju panjang.
Sabil benar-benar membuat Lian ingin memakannya, melihat seperti itu saja mungkin adik Lian sudah bangun.
Segera Lian keluar dari kamar Sabil, menenangkan perasaan nya.
Lian pun turun, berusaha merubah wajah nya menjadi tenang dan tak terjadi apa-apa, namun keringat di pelipis nya tak bisa diajak berkompromi.
Paul yang melihat Lian sarapan dengan tak tenang pun faham apa yang terjadi, ia lagi-lagi menyembur kan tawanya.
"Kamu kenapa, sayang?" Tanya Nabila heran
"Kenapa, Li? Baru kali ini ya liat Sabil kaya gitu?" Tanya Paul
"Bangsat lo, Ul! Gak bilang-bilang kalo Sabil kaya gitu, anjir." Ucap Lian kesal.
"Loh.. kenapa coba harus bilang, Kak? Takut kamu gak tahan ya sama Sabil?" Tanya Nabila kali ini.
"Nih pasutri lama-lama makin jadi ya." Kesal Lian
Paul dan Nabila kini tertawa, seru juga menggoda suami yang malu-malu ini.
Lian pun sudah selesai dengan sarapannya, ia ingin berangkat lebih dahulu karena harus memeriksa beberapa file.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jalan SEMESTA || end
Fanfiction"GAKKKK!!!" "jalan semesta apalagi ini, tuhan?" batin keduanya.. lagi-lagi perjodohan.. dengan orang yang tidak dikenali pula. Sabil dan Lian korban kali ini-- namun.. jika lelaki yang keras kepala dan perempuan yang cerdas ini bersatu? who is win...