★chapter [Satu Satu]★

1.3K 103 3
                                    

chapter XVI

Jam menunjukkan pukul 09.51 Sabil kini sedang bersama Ratih, membuat brownies seperti kemarin namun ini dengan rasa yang berbeda.

Sebelum itu, kita alihkan pada pukul 09.11 tadi, Sabil menelpon Olivia setelah lama tidak berkabar dengan dengannya.

POV TELP ON

"Assalamualaikum, Mah." -sabil

"Waalaikumussalam, Sabil!! Aaaa Mamah kangen kamu deh." -olivia

"Hehe.. kangen ya, Mah? Sabil mau ajak ketemu nanti.. boleh?" -sabil

"Bolehhh bangettt dongg!! Dimana? Mau jam berapa? Gak sabar ketemu kamu lagii." -olivia

"Nanti pas lunch gimana, Mah? Sekalian ajak Papah ya." -sabil

"Oke-oke.. nanti Mamah sampaikan yaa." -olivia

"Terimakasih ya, Mah. Sabil cuma mau bilang itu aja.." -sabil

"Maaf kalau mengganggu waktu, Mamah." -sabil

"Gak usah minta maaf, Sabil! Gak ganggu kok.." -olivia

"Hehe.. okee, Sabil tutup ya, Mah. Semangat kerjanya!! Salam buat Papah, sama Azril." -sabil

"Terimakasih ya, anakuu!! Iyaa nanti aku sampaikan.." -olivia

"Assalamualaikum, Mah." -sabil

"Waalaikumussalam." -olivia

POV TELP OFF

"Gimana, Sab? bisa?" Tanya Ratih melihat Sabil memotong brownies varian keju itu.

"Bisa dong, Mah. Ini udah.." Sabil menyerahkan piring berisikan beberapa potongan brownies keju itu pada Ratih.

"Waww ini sih bisa nyaingin chef-chef, Sab! Kalo kita jualan mesti laku banget." Ucap Ratih

"Iyaa, Mah. Bener!! Mamah coba duluan gih.." ucap Sabil.

"Berdua dong.. nih satu buat kamu.."

Menggigit, merasakan dan tersenyum inilah runtutan Sabil dan Ratih.

Ratih mengambil ponsel nya, lalu membuka kamera.. dan membuat video.

"Gua tunjukkin.."

"Gua tunjukkin.. brownies sudah jadi dan siap makan!"

Sabil yang melihat itupun tertawa terpingkal-pingkal, bagaimana bisa mertua nya se-mengikuti trend ini?

"Kenapa kamu, Sab?" Tanya Ratih heran

"Mamah itu lho! Bisa banget kaya gitu.." ucap Sabil meredakan tawanya.

"Hehe.. lucu kan?" Tanya Ratih, Sabil pun mengangguk.

"Mamah mau kirim kemana coba video nya?" Tanya Sabil

"Ke grup keluarga, Sab." Jawab Ratih

Sabil pun mengangguk-anggukan kepala nya.

Jalan SEMESTA || endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang