chapter XXXII
"Huhh.. akhirnya bisa tidur.." ucap Sabil saat tubuhnya ia rebahkan dikasur kamarnya.
Lian kini menutup pintu kamar Sabil, tak lupa mengunci nya.
Lalu menghampiri Sabil, dan ikut berbaring disebelahnya, membawa Sabil kepelukannya.
Jam dinding kamar Sabil menunjukkan pukul 23.22 mengapa semalam ini? Yaa karena mereka tadi menonton film terlebih dahulu, dan baru saja film itu selesai pukul 23.22 tepat.
Lian pun mengecupi seluruh wajah Sabil, membuat sang empu memberengut kesal dengan tingkah Lian.
Seperti nya mode Lian mesum sedang on, pikir Sabil.
"Gak bisa banget kalo deket kamu diem, bawaannya pengen grusak-grusuk." Ucap Lian
Sabil memilih untuk memeluk erat lelaki yang sudah lama menjadi suami nya ini.
"Aku cape banget, pengen bobo." Monolog Sabil
Lian mengusap-usap pinggang Sabil, monolog sebelum tidur dari Sabil memang part favorit Lian, ia biasanya juga membalas satu atau dua dari monolog itu.
"Mata aku kaya nya udah dua watt deh." Ucapnya lagi.
"Mana ada coba dua watt? lima watt itu baru ada." Balas Lian
Sabil mendusel pada dada Lian, Lian pun berhenti mengusap pinggang Sabil.
"Kata mau bobo?" Tanya Lian, kepala Sabil pun berhenti.
"Iyah, paling bentaran lagi." Jawab Sabil.
"Aku ngantuk, pengen bobo." Monolog nya lagi.
Gadis nya ini, eh.. istri nya ini benar-benar lucu, tidur tinggal tidur harus juga seperti ini?
"Iyah, bobo ya?" Lian mengusap lagi pinggang Sabil.
Sabil mengangguk, Lian pun merasakan itu.
2 menit, 3 menit hening.. Lian masih terjaga, namun entah dengan Sabil.
Sabil kini mendongak menatap Lian, dengan mata yang benar-benar dua watt itu.
"Kamu gak ngantuk?" Tanya Sabil menatap mata Lian dengan mata menyipit.
"Ngantuk, tapi belum bisa tidur." Ucap Lian
"Belum bisa? Karena apa emang?" Tanya Sabil
"Mungkin gegara aku minum kopi tadi, paling bentar lagi aku tidur." Ucap Lian, Sabil pun membenamkan wajah nya di dada Lian lagi.
4 menit, 5 menit lagi-lagi hening, Lian pun masih tetap terjaga, dan Sabil?
Ia mendongak lagi, "Kenapa lagi, sayang?" Tanya Lian, tangannya masih belum berhenti, dan tetap setia mengusap pinggang ramping Sabil.
"Kamu cape gak aku peluk kamu gini? Jadiin tangan kamu kaya bantal?" Tanya Sabil, Lian menggeleng cepat.
"Enggak cape, udah.. katanya mau bobo." Ucap Lian

KAMU SEDANG MEMBACA
Jalan SEMESTA || end
Fanfikce"GAKKKK!!!" "jalan semesta apalagi ini, tuhan?" batin keduanya.. lagi-lagi perjodohan.. dengan orang yang tidak dikenali pula. Sabil dan Lian korban kali ini-- namun.. jika lelaki yang keras kepala dan perempuan yang cerdas ini bersatu? who is win...