★chapter [Dengan Hati]★

1.3K 123 7
                                    

chapter XVII

Seharian ini Lian sama sekali tidak mendapatkan apa yang ia cari, ia sudah mencari tempat rekomend dari Paul, dan tak mendapat hasil yang bagus.

Sebenarnya ada, namun itu seperti reguleran di cafe yang lumayan cukup besar pendapatan nya. Cafesky.

Yang jadi masalah nya.. "Gue gak bisa nyanyi cok!?" Beginilah umpatan Lian.

Lian kembali pada mobil nya, berdiam diri disana sebentar. Melihat jam tangan yang terlingkar di tangan kirinya,"23.31"

Lian melihat sekitar mobil nya, "Apa.. gue jual aja nih mobil ya?" Tanya Lian.

"Eh tapi kan ini hadiah dari Papah."

"Ya allah.. ini gimana-lagi??"

Lian pun pulang kerumah nya, perutnya sudah terasa mencengkeram kali ini. Lian memang belum makan dari siang hari tadi.

Lian teringat akan mengabari Sabil kalau ia belum mendapat kerjaan yang sesuai.

Namun.. ia lupa menaruh dimana ponsel nya.

"Dimana sih ponsel gue!!" Umpat nya

Ia mencari-cari keberadaan barang itu, ia juga harus menahan sakit diperutnya.. jangan sampai magh nya kambuh.

Yash! Dia menemukan ponsel itu terjatuh didalam mobil nya, dibawah kursi samping pengemudi.

Namun saat Lian ingin menghidupkan nya.. ponsel tersebut tidak mau hidup, "Lowbat ini."

Lian pun segera turun dari mobil.. jalan dengan langkah kaki yang lemas, bajunya sudah tidak lagi rapi seperti tadi pagi.

Pusing kini menghantam kepala Lian. Tak memikirkan itu.. Lian segera ke dapur untuk makan, entah ada apa disana.. Lian harus makan dan meminum obat dengan segera.

Ada roti tawar disana, Lian mengambil dua lembar dan air putih, tak lupa mengambil obat magh nya di kotak obat.

Lian memakan roti itu dengan cepat, meminum sir putih dan meminum obat diakhir.

Hening sejenak, Lian mengingat masalah nya kini, baru seperti ini sudah terasa berat, berat sekali. Bahkan hari ini ia tidak membuahkan hasil.

"Gue gak boleh nyerah, masih ada besuk." Ucap Lian

Tersirat dimatanya, sorot mata itu menandakan atensi besar, semangat dalam suatu hal, namun.. ada juga kondisi lelah? Kondisi ingin menyerah juga tersirat disana.

Walau ada kondisi tersebut, kondisi tersebut dapat tertutup oleh atensi besar dan semangat mendapat suatu hal itu.

Lian segera naik ke kamarnya.. melakukan ritual mandi, dan men-charge ponsel nya.

Setelah mandi, Lian merebahkan tubuhnya di kasur miliknya.. kantuk kini menyerang nya.

Tak sempat mengkabari Sabil, Lian sudah terlebih dahulu menuju mimpi.

★★★

Lian bangun pada pukul 04.21 Lian sudah lama tak melaksanakan sholat subuh, entah mengapa ia terbangun di pukul ini.

Jalan SEMESTA || endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang