Hai guys jangan lupa vote n comment nya ya
Author gakuat banget liat komen di chapter 24 ya Tuhan [cry]
Enjoy reading love!
--------------------~•~--------------------
"Blaise, dia bangun."
Aku membuka mataku grogi sambil mengerjap beberapa kali. Hal pertama yang kutangkap di indra penglihatan ku adalah kanopi ranjang berwarna coklat mewah yang kurasa aku pernah melihatnya.
Selanjutnya, aku dibuat terkejut saat melihat sesosok Dora berwajah pucat yang terduduk di sebelah tubuhku sambil menatapku dungu. "Astaga!" Pekik ku terperanjat kaget dan langsung terduduk.
"Kenapa kau?" Tanya gadis itu menaikan sebelah alisnya sambil menyilangkan kedua tangannya dibawah dadanya sehingga payudaranya menyembul.
"Kau mengagetkan nya pans." Jawab seorang pria berkulit hitam manis yang ternyata terduduk di sebelahku juga.
Aku hanya bisa terdiam linglung dan kebingungan dengan semua ini. Ku edarkan pandanganku ke sekitar ruangan dan seketika aku mengingat dimanakah kini tempatku berada. Kamar pribadi milik draco. Ku tatap kembali pansy dan blaise yang sama-sama masih menatapku dengan tatapan yang aneh.
"Dimana draco?" Tanyaku dengan suara serak ku karena entah mengapa tenggorokan ku begitu sakit.
"Tak tahu. Mungkin sedang berolahraga tangan." Jawab pansy enteng. "Jangan dengarkan dia
Y/N, orang tuanya bilang bahwa pansy memiliki gangguan jiwa sedari embrio." Jawab pria manis itu yang sontak membuat pansy memukul kepalanya kuat.Aku tertawa kecil melihat tingkah lucu mereka. Meskipun tak pernah akrab dan tak pernah sekalipun aku mau akrab dengan mereka. Ternyata mereka bisa menghiburku setidaknya sedikit.
Tawaku terhenti saat aku mengingat kejadian semalam dimana ingatan yang begitu buruk dan tak pernah kuduga akhirnya aku alami. Harry yang berciuman dengan Cho di kamar kebutuhan. Hatiku kembali sakit. Rasanya aku benar-benar tidak percaya bahwa Harry dengan mudah mengkhianati ku begitu saja. Mengingat pria itu yang selalu bersikap romantis dan baik sebelumnya.
Tapi kenapa kini aku di kamar draco?
"Kenapa aku bisa berada disini?" Tanyaku menghentikan aksi pergelutan kedua manusia didepanku yang saling melempar bantal.
Gadis bersurai hitam pendek seleher itu pun menyandarkan tubuhnya di kanopi ranjang lalu ia menjawab. "Kemarin malam saat aku dan Daphne pergi ke kamar mandi perempuan untuk menjahili myrtle, kutemukan kau dalam keadaan tak sadarkan diri di salah satu bilik kamar mandi. Dengan banyaknya luka cakaran di kaki juga tanganmu lalu pipi bagian bibirmu yang berdarah." Jelasnya sambil mengemut permen lolipop di tangannya.
Mendengar itu sontak ingatan ku semalam semakin jelas. Suara erangan manja wanita. Mataku seketika memanas dan leherku rasanya seperti tercekat kawat besi. Tanpa sempat ku tahan, bulir bening jatuh lalu mengalir begitu saja ke pipi sampai leherku.
Putus asa, kecewa, frustasi, sakit, marah. Semuanya berkecamuk di perasaanku saat ini. Demi tuhan aku bersumpah rasanya aku ingin mati. Mengapa bisa Harry begitu jahat kepada ku?. Dimana letak salahku sebenarnya?. Aku benar-benar tidak bisa percaya bahwa semalam Harry dengan mudah melepaskan ke-perjakaannya kepada wanita lain.
Jijik. Hanya rasa jijik yang ku rasakan pada suamiku saat ini. Pria itu tidak pantas mendapatkan ku. Apalagi memperawani ku.
Ceklek
Tak lama dari itu, punggungku mulai bergejolak dan tanganku gemetaran saat melihat kakak laki-laki ku akhirnya memasuki ruangan dan langsung berjalan dengan langkah yang cepat ke arahku.

KAMU SEDANG MEMBACA
MRS. POTTER | Harry Potter x Reader
Fiksi Penggemar[18+] HARRY POTTER X READER Sebelum terjadinya tragedi mengerikan di Godric hollow tepatnya pada 31 Oktober tahun 1981 silam, pasangan James Potter dan Lily Potter secara diam-diam membuat perjanjian sumpah-tak-terlanggar dengan sahabat mereka, Ver...