Part 23

1.4K 61 0
                                    

Zevana membawa dua bungkus makanan. Ia berhenti tepat di tempat Shilla duduk. Ya, sepupunya itu kelaparan menunggunya. Zevana melihat layar laptop Shilla yang dipenuhi gaun-gaun yang indah. Hemmm... Dapat ia tebak rancangan itu buatan Shilla.

"Lama banget." Kata Shilla. Zevana pun duduk disamping Shilla seraya menaruh makanan di samping laptop Shilla.

"Iya, sorry.. Abis tadi aku ketemuan dulu sama bosku." Kata Zevana. Ia membuka bungkus makanan itu lalu memakannya.

"Bosmu? Siapa?" Tanya Shilla sedikit penasaran.

"Bosku mantan personil blackboy. Orangnya jenius lho walau kuliahnya cuman sebentar. Hebat bukan?"

Mantan personil blackboy? Shilla berpikir sejenak. Ah, lupain deh. Shilla sudah tidak peduli dengan hal seperti itu. Ia pun melanjutkan rancangan gaunnya.

"Umurnya hampir dua tujuh tapi dia masih jomblo. Sebenarnya aku mau sih sama dia, tapi aku kan udah punya Mas Irsyad.." Kata Zevana.

Shilla tidak menanggapi omongan Zevana. Ia menseriuskan diri dengan pekerjaannya, dan makanan yang dibawa Zevana tadi tidak disentuhnya. Dasar Shilla!

"Hei Shilla, gue mau ngomong sesuatu ma Lo." Kata Alvin yang datang secara tiba-tiba. Shilla kaget melihat kedatangan Alvin. Sepertinya Alvin mau membicarakan hal serius. Apa tentang pernikahan itu? Hihihi... Shilla terlalu banyak berharap. Tetapi ia yakin Alvin pasti melamarnya.

"Bicaranya disana aja ya." Kata Alvin terkesan dingin. Jarang lho Alvin bicaranya seperti ini. Shilla menjadi merasakan keanehan pada diri Alvin. Diperjalanan pula, Alvin sering batuk-batuk. Shilla juga baru sadar tubuh Alvin menjadi kurus? Ada apa dengan kekasihnya ini?

Keduanya berhenti di sebuah tempat yang cukup sepi. Yang hanya ada ia dan Alvin. Shilla menjadi takut. Alvin.. Lo mau apa sih? Kenapa bicaranya nggak ditempat ramai aja? Perlahan, Alvin mendekati Shilla. Dekat dan dekat.. Shilla memejamkan mata.

CUP.

Sebuah ciuman terindah yang pernah ia rasakan. Shilla jadi tertawa sendiri. Ahaha.. Jadi Alvin mau membicarakan hal tentang hubungan ini? Ayo Vin, gue pasti terima!

"Shilla, gue mau ngomong sesuatu." Kata Alvin.

Alvin menarik nafas panjang. Ayolah Vin, Lo harus melakukannya. Lo harus melaksanakan keputusan Lo. Setelah itu, Lo dapat pergi dengan tenang. Ayolah Vin, meskipun hati Lo menolak, tapi Lo harus melakukannya. #Nyanyiin lagu 'Sayang' Ungu#

"Shill, mulai sekarang.. Kita putus!" Tegas Alvin.

***

Di depan televisi, Dea menontonnya dengan penuh tak minat. Ia sangat penasaran dengan Alvin. Alvin memang aneh, sangat aneh! Dea baru sadar sekarang. Di beberapa novel dan cerpen yang ia baca, seseorang dikatakan aneh atau dingin karena orang itu mengidap suatu penyakit berbahaya. Benarkah? Apa benar Alvin mengidap suatu penyakit berbahaya?

Tidak! Dea tidak ingin Alvin sakit. Dea tak mau kakaknya pergi meninggalkannya. Tapi, apa benar Alvin sakit? Jarang ia lihat Alvin mengunjungi rumah sakit. Tapi dilihat dari tingkah laku Alvin yang wajahnya sering pucat, batuk darah, badan lemas...

Jadi.. Jadi Alvin terkena penyakit?

Dea mengambil ponselnya lantas mencari kontak yang bertuliskan 'My Brother'. Setelah dapat, Dea menekan tombol hijau.

Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif, cobalah beberapa saat lagi.

Ck, sial! Alvin.. Lo kenapa sih? Baru kali ini ia khawatir pada seseorang, dan baru kali ini ia merasa kasian. Selama ini, ia egois, cuek, dan nggak mau peduli dengan keadaan orang lain. Termasuk kakaknya.

Please Don't Forget MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang