Beberapa menit yang lalu...
Tampak dua orang yang tergopoh-gopoh masuk ke dalam ruangan itu. Untung, ruangan itu tidak dijaga dengan ketat. Jadi, mereka bisa masuk ke dalam ruangan itu tanpa alasan.
"Sana Yo masuk ke dalam. Dea tunggu disini aja." Kata Dea memaksa Rio masuk ke dalam.
"Tapi De, apa Rio nggak salah batalin pernikahan orang?" Tanya Rio.
"Pernikahan orang? Ify kekasihmu Yo... Sana pergi!" Paksa Dea.
Walau tidak yakin dan sedikit ragu ataupun takut, Rio masuk ke dalam ruangan itu. Yang ia rasakan adalah suasana keheningan. Dan suara Ayah Ify. Ya, semuanya belum terlambat untuk mengatakannya.
Di tengah-tengah ruangan itu, Gabriel siap menjawab kalimat yang diucapkan lelaki dihadapannya yang sebentar lagi akan menjadi mertuanya.
"Saya te..."
"TUNGGU! BATALKAN PERNIKAHAN ITU!!" Teriak seseorang.
Semua orang yang menyaksikan akad nikah itu mendadak kaget. Terutama Shilla dan Cakka. Rio? Sedang apa dia kesini? Bukannya Rio sedang ada tugas di Tangerang? Cakka bingung. Apa ia salah lihat? Apa matanya harus diperiksa dulu?
"Batalkan pernikahan itu.." Kata orang itu kembali berkata. Tetapi suaranya agak dipelankan.
Ify, gadis itu bak tersengat listrik pada ketegangan tinggi. Melihat siapa yang datang, wajahnya berubah menjadi pucat. Dan, rasa rindu itu kembali muncul. Rio datang menemuinya di waktu yang salah.
"Ify.." Lirih Rio.
Bukan kesedihan yang ia rasakan dan bukan pula penyesalan. Bukan pula kemarahan. Ify tidak bisa mengekspresikan perasaan yang sebenarnya ia rasakan. Cuman rasa kaget yang ia rasakan. Di sampinya, Gabriel menatapnya dengan bingung. Gabriel saja bingung, apalagi ia!
"Fy, maafin Rio Fy, Rio sudah lupain Ify. Sekarang, Rio ingat semua Fy. Dea yang mengingatkan Rio kembali. Fy, Rio masih mencintai Ify.." Ucap Rio dengan lembut, yang membuat jantungnya copot.
Tuhan... Apa yang harus aku lakukan? Tidak mungkin aku membatalkan pernikahan ini. Gabriel.. Apa kamu tega melihat keluarga Gabriel sedih? Apa kamu tega melihat Gabriel dipermainkan olehmu?
"Fy.." Kata Gabriel pelan. Seolah-olah lelaki itu ingin tau apa keputusannya. Keputusan yang harus ia temukan secepatnya. Disini, ada dua keputusan.
Pertama, batalkan pernikahan atau melanjutkan pernikahan. Jika ia batalkan, artinya ia kembali lagi menjadi kekasih Rio dan membiarkan Gabriel merasa tersakiti dan hanya dijadikan pelampiasannya. Dan jika ia lanjutkan pernikahan, artinya ia tidak akan lagi bisa melihat Rio dan hidup bahagia menjadi istri Gabriel. Tuhan.. Apa yang harus aku pilih? Apa?
"Bagaimana? Apa pernikahan ini bisa dilanjutkan?" Tanya Pak penghulu.
Jawabannya, tidak tau. Tapi ia harus menemukan jawaban itu. Perlahan, ia melihat wajah Rio. Wajah yang selama ini ditangisinya. Wajah yang selama ini telah melupakannya. Rio menatapnya dengan penuh harap untuk segera membatalkan pernikahan ini. Lalu, ia kembali menatap Gabriel. Lelaki yang sedikit demi sedikit telah membuat cinta lama kembali bersemi. Gabriel menatapnya tanpa ekspresi. Tapi ia tau. Gabriel sangat mencintainya dan tidak mau kehilangannya.
"Fy... Kamu harus menemukan suatu keputusan yang tidak menyesalkan bagimu. Jika kamu ingin membatalkan pernikahan ini, batalkan saja. Gabriel ikhlas kok.." Kata Gabriel.
Ucapan Gabriel itu baginya sangat meyayat dalam hati. Ify tau, Gabriel berat mengucapkan kalimat itu. Fy, apa kamu tidak kasian sama Gabriel? Dia Fy yang selama ini menemanimu saat kamu bersedih, saat Rio melupakanmu. Dan Rio, walau tidak sepenuhnya Rio yang salah, tentu kamu merasa tersakiti karena telah dilupakannya. Ya kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Don't Forget Me
FanfictionPertemuan pertama yang indah walau Ify harus merasa sakit melihat Rio berciuman dengan seorang cewek di mall. Namun tak disangkanya keduanya dapat menyatu di Jakarta. Ya. Keduanya sama-sama saling mencintai. Namun bukan berarti tidak ada kendala apa...